6. Berantem

153 32 4
                                    

#salamwrithingmarathon
#challengemenulisbersamaredaksisalam_ped

Sasi turun dari motor Danu saat sudah sampai di hadapak rumah. Ia kira Danu akan mengantarnya sampai rumah Bu Farah, ternyata Danu mengantarnya sampai rumah.

Danu tidak Setega itu membiarkan seorang gadis berjalan sendirian di malam hari. Jika dia bisa membantu, maka dia akan membantu.

"Makasih ya, Danu."

"Hm." Jawab Danu dibalik helmnya. Sasi sendiri tidak memakai helm, karena Danu hanya membawa satu helm.

Untuk masalah helm, Danu tidak meminjamkan. Takutnya ia kecelakaan, biar saja si Sasi yang berdarah kepalanya. Aish, jahat banget dia ini.

Melihat Danu yang bersiap-siap untuk pergi, Sasi pun membalikkan badannya.

"Lo enggak ajak gue masuk dulu ke dalem?" Danu menarik tangan Sasi membuat gadis itu menghadap ke arahnya kembali.

Sasi tersentak. Biasanya orang akan menawarkan masuk ke rumah, tapi Sasi beda. Ia tidak membiarkan sembarang orang masuk ke dalam rumahnya.

Akhir-akhir ini Sasi dan Danu terlibat dalam masalah yang sama. Namun bukan berarti Sasi menganggap Danu orang dekat.

"Lo laki bukan?"

"Lakik!" Jawab Danu penuh dengan
kelakiannya.

"Haha ngakak banget sih. Iya deh gue tau Lo laki, Lo harusnya tau juga ga baik laki-laki main ke rumah perempuan apalagi di malam hari."

Sasi tertawa pelan. Danu tersenyum, ia bisa membuat Sasi tertawa untuk pertama kalinya. Mungkin ini pertama kalinya juga ia melihat Sasi tertawa, karena Sasi di kelas selalu memasang wajah datar.

"Ya udah kalo gitu Lo masuk gih," ujar Danu karena merasa sudah malam dan tidak baik bagi Sasi.

"Gue? Lo dulu aja deh," balas Sasi.

Danu menggelengkan kepalanya. "Lo dulu, gue bisa jaga diri,"

"Ya gue juga bisa jaga diri kali," gerutu Sasi. Kenapa perempuan suka dipandang tidak bisa menjaga diri?

"Si langit di daerah sini bagus ya," ucap Danu saat Sasi sudah sampai di pintu rumahnya.

"Hm." Jawab Sasi tanpa menoleh, gadis itu langsung masuk ke dalam rumah.

Setelah melihat Sasi masuk ke dalam rumah dan mengunci pintu rumah, Danu langsung menyalakan mesin motornya dan langsung pergi dari sini.

Sasi melepas tasnya dan disimpan pada tumpukan tas. Gadis itu melepas kardigan, dan mengganti celana panjangnya menjadi celana tidur. Untuk bajunya, ia tetap menggunakan baju itu.

"Gila. Gue beneran pulang sama si Danu tadi?!" Rasanya mustahil Sasi pulang dengan Danu, tapi semua ini nyata. Dari pandangan Sasi, sangat terlihat jelas bahwa Danu membencinya. Tapi nyatanya Danu humoris saat bersama Sasi, bahkan Sasi sampai tertawa dibuatnya.

****

"Uang bulanan sudah bunda transfer ya. Maaf bunda belum bisa jenguk kamu disana."

"Iya gapapa kok, Bunda."

"Bunda matiin dulu ya? Anak Bunda nangis,"

Sasi tersenyum tipis. Memang terdengar suara anak kecil menangis.

"Oke, semangat ya Bunda."

Rahasia Sasi (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang