"Hati-hati di jalan. Kalau sudah selesai, langsung pulang! Nanti bunda masak yang banyak untuk makan malam." ujar ibu rumah tangga itu sambil mengusap kepala kedua anaknya.
Busan | 7 AM, KST
"Kelas lo di ujung, XI MIPA 1
Kelas gua di lantai 3, XII MIPA 2. Kalo ada apa-apa gausah kesana, gua gamau ribet." ucap Hyunjin sambil menunjuk objek yang dimaksud dan langsung meninggalkan Jeongin. Benar-benar kelakuan anak itu bikin geleng-geleng kepala.
Kenapa kali ini berat sekali? Rasanya kaki Jeongin seperti mati rasa. Kali ini ia harus berinteraksi dengan orang-orang. Mungkin efek 2 semester lalu menjalani homeschooling. Yap, tidak bertemu teman-teman di sekolah umum. Ayo Jeongin! hanya menaiki anak tangga menuju lantai 2 dan segera duduk di bangku kelas!
Sorotan mata terfokus padanya. Berjalan melewati lorong kelas 10 dan 11. Siapa yang tidak akan bertanya-tanya "Hey! Siapa anak muda yang berani menginjakkan kaki di koridor seniornya?"
Dalam hitungan wajar, ia seharusnya masih duduk di bangku SMP kelas 9. Hanya mengingatkan, lompat kelas sudah pernah ia rasakan sebelumnya. Dan kini ia harus mengikuti pelajaran sebagai anak kelas 11. Dirinya hanya takut bahwa teman-temannya tidak bisa menerima dirinya sebagai teman sebaya. Senioritas dijunjung tinggi disini. Entahlah apakah ia bisa menyesuaikan diri di tempat barunya?Terpampang jelas papan kelas "XI MIPA 1" di depan mata. Sudah ramai anak-anak kelas sedang berkumpul melakukan aktivitas. Menyalin tugas, bercanda, gossip, dll. Semua aktivitas terhenti saat anak baru ini memasuki ruang kelas.
"Eh anak baru, ada anak baru guys!" ramai bisikan-bisikan ghaib memenuhi ruang kelas.
Untungnya, bel sekolah otomatis berbunyi pukul 7 lewat. Guru pembimbing memasuki kelas diikuti suara gaduh murid lainnya yang bergegas duduk ditempat masing-masing.
Lewatkan bagian perkenalan. Sudah tercium sangat biasa.
Haha tidak-tidak. Memangnya siapa yang tidak tertarik dengan bocah Busan-Belanda ini? Loncat kelas, masih muda pula.
Jeongin membawa aura manis dan lembut walaupun berbanding terbalik dengan nasib yang dijalani. Nervous seperti bocah SD. Oh tidak! Kegugupan yang menyelimuti Jeongin benar-benar memikat khalayak. Semua tersenyum dan kalimat "lucunya" kerap diucapkan. Lebih lagi ia datang dari negeri kincir angin, sedikit lupa bagaimana melakukan konversasi dengan dialek Busan.
Beralih dari Jeongin. Apa yang dilakukan anak kelas 12 di kelasnya?
KAMU SEDANG MEMBACA
𝟫𝟣𝟣 • 𝙃𝙮𝙪𝙣𝙟𝙚𝙤𝙣𝙜
Romance"Are you http? Cause without you, i'm :/" -Jeongin "Ya halo 911, tolong saya. Tolong saya menormalkan detak jantung saya." -Hyunjin