𝟤𝟥

175 33 2
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

























Dirinya mulai terbiasa dengan kata "kehilangan". Dadanya tidak lagi terasa sesak saat harus menghadapinya lagi. Seperti "makanan sehari-hari" katanya. Ia mulai belajar hidup tanpa Hyunjin. Mulai merangkai kembali definisi "hidup" menurutnya. Kehidupan kembali seperti normal. He act like there's nothing happened.
































"Nyuk, ikut SC kaga? Diem-diem aja lo daritadi." Renjun memecahkan lamunan Jeongin.

"Bukannya jadwal SC bareng sama Sastra Belanda?"

"Yaelah, sasben mah bisa cabut. Paling nanti gua dimarahin Jisung doang."

"Absen lagi, Boss? Oke catet." sindir Jisung dari jauh.

"Lagian lo ngubah jadwal seenak jidat. Udah tau SC hari Selasa."

"Lo nya juga banyak gaya join sana-sini."

Renjun :

Renjun :

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.



























Bel berdenging tanda akan dimulainya jam pertama.


Sudah biasa jika setelahnya guru pendamping akan memasuki ruang kelas. Kali ini berbeda, langkahnya diikuti dengan seorang yang baru.


Semua mata terbelalak terbuka lebar. Atensi Jeongin juga tidak kalah main ikut tertuju kepada anak baru itu.




Dunia sedang bercanda dengannya. Postur tubuh, perawakan dan cara bicaranya sama.
































Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
𝟫𝟣𝟣 • 𝙃𝙮𝙪𝙣𝙟𝙚𝙤𝙣𝙜Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang