Jalur akselerasi nilai terbaik, dapat tertebak dari awal. Clue yang sangat mudah. Yang satu lagi lolos seleksi olimpiade astronomi tahap 1. Lagi-lagi bunda pulang ke rumah dengan hati berbunga-bunga. Berjalan kaki sambil menggandeng kedua anak SMA nya. Melewati toko roti dengan aroma khas yang menggoda. Sempat ditawari, namun kedua anaknya hanya menggeleng dan menolak. Hari ini mereka pulang lebih awal.
Jeongin hanya menghabiskan waktunya dengan membaca buku di atas kasur. Hyunjin? Mungkin ia juga melakukan hal yang sama di kamar sebelah. Entah kapan mereka akan melakukan konversasi empat mata. Mungkin Jeongin perlu adaptasi dengan lingkungan.
"Hyunjin, Nak Jeje! Bisa tolong bunda, nak?" suaranya memenuhi lorong dan menuju ke gendang telinga lalu diolah ke koklea dan akhirnya sampai ke otak.
Tanpa basa-basi, keduanya langsung bangun dari tempat tidur dan segera menuruni anak tangga. Tidak tidak. Tidak semulus itu. Dua akara gaduh yang terpampang karena sorotan mentari dari luar. Berdebat seperti petinggi. Bertengkar seperti bocah kecil.
"Ck ck ck... Kok malah ribut di tangga? Bunda lagi minta tolong loh." ucap yang memanggil tadi sambil geleng-geleng melihat dua bocah itu.
"Lo sih ngajak ribut." desis kesal yang lebih tua.
"Kok gua!? Padahal dia yang nabrak." ucapnya bisik-bisik.
Suasana sudah netral.
"Kalian bisa tolong belikan acar ke supermarket? Stok di rumah habis. Nanti untuk menu makan malam, bunda butuh acar."
Hyunjin hanya melirik sinis sosok di sebelanya. Bertanya-tanya kenapa harus Jeongin juga? Padahal ia bisa membelinya seorang diri. Belum sempat membuka mulut untuk mengeluh, bunda tahu apa yang ada dipikiran Hyunjin.
"Eits eits...kamu mau ngeluh kenapa bunda suruh bawa Jeje? Biar dia tau lingkungannya. Supaya nanti nggak kagok kalo mau kemana-mana...
Orang Amsterdam boss..." lanjutnya sambil berbisik ke Hyunjin pada tiga kata akhir.
Mendesis kesal. Mau tak mau ia harus membeli acar ke supermarket sekaligus membawa Jeongin berjalan-jalan menyusuri Busan.
Keluar rumah dengan balutan sweater hitam dan jeans beige, Hyunjin keluar diikuti dengan Jeongin tepat di belakangnya. Hanya berjalan kaki, tidak jauh dari rumah. Sambil mencari udara segar pukul 9 pagi.
Nihil. Supermarket tutup. Padahal itu satu-satunya yang terdekat dari sini. Sayang sekali jika kembali ke rumah, sudah setengah jalan. Supermarket kedua lumayan jauh dari lokasinya sekarang. Mungkin sekitar 3,5 km. Akan kurus kerempeng jika mereka jalan kaki ke sana. Hyunjin membuat keputusan. Naik bus adalah jalan satu-satunya untuk sampai ke sana. Tugasnya hanyalah duduk di halte dan menunggu bus sesuai rute.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝟫𝟣𝟣 • 𝙃𝙮𝙪𝙣𝙟𝙚𝙤𝙣𝙜
Romance"Are you http? Cause without you, i'm :/" -Jeongin "Ya halo 911, tolong saya. Tolong saya menormalkan detak jantung saya." -Hyunjin