𝟤𝟧

189 33 1
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.





















Kini giliran mereka yang mendapat undangan dari HYBE HIGH SCHOOL setelah VIP 2022 berlangsung beberapa bulan lalu. Seperti biasa, tim cerdas cermat dari pihak VIP akan mengirimkan anggota-anggota tim untuk ikut berpartisipasi dalam acara. Dengan berbalut jas almamater sekolah, tiga orang ini berjalan dari basement menuju gerbang sekolah sebelum hadir di aula utama.

Tubuh jangkung itu terdiam melihat 20 anak tangga yang berjejer di ujung. Mengernyitkan dahi sambil mengukur sesuatu dengan telapak tangan. Yang lain hanya memerhatikan tingkah laku remaja ini. Mereka heran.




"Ngapa si lo? Pagi-pagi udah sengklek." ceplos Renjun.

Hyunjin mengabaikannya dan segera berjalan mendahului Jeongin dan Renjun.  Renjun terus berbisik pada Jeongin.



"Tadi pagi lo kasih sarapan apaan ke ayang?"

Dibalas Jeongin malas, "gajelas lo."











Mereka tiba di tengah-tengah kerumunan orang yang juga ikut terpisah dalam kelompoknya masing-masing. Banyak yang berpartisipasi. Mungkin acara akan selesai siang ini tepat saat matahari di ujung kepala.























































Di samping itu, band club VIP membutuhkan satu orang lagi yang harus mengisi ruang kosong diantara mereka. Mengingat kejadian lalu yang memakan korban, VIP kehilangan satu orang yang berperan penting dalam membangun band ini.















"Kita ulang satu lagi. Kalo salah lagi, lo semua cabut." tegas Changbin yang kewalahan menyeleksi calon anggota baru.



Dari 13 orang yang berpartisipasi, hanya 3 yang dapat lolos dan akan terus di seleksi lagi di minggu berikutnya. Jujur, Changbin agak kewalahan ketika harus mengambil alih kepemimpinan Minho dalam mengurus tim. Ia harus menjaga kestabilan performa sembari terus menulis lirik untuk lagu yang baru.




Suara ketukan pintu studio dari luar membuyarkan lamunan Changbin. Sementara yang diluar membuka pintu sedikit hingga menimbulkan bunyi kernyitan.






"Kak Changbin, ada titipan dari Seungmin."


Felix memasuki ruangan nuansa klasik dengan hiasan alat musik dimana-mana dan menyodorkan barang titipan Seungmin.


"Katanya buat Kak Chan, tapi ga tau Kak Chan dimana jadi kesini deh."



Felix berbalik badan dan segera meninggalkan studio. Namun demikian, Changbin tidak langsung mengijinkan bocah Australia bermarga Lee itu langsung pergi.





"Lix, nanti sore ke studio ya."




"For what?" tanyanya dengan aksen Australia khas.


"Audisi."



Felix kebingungan. Kekonyolan apa yang akan diperbuat Changbin? Apa yang membuatnya menyuruh Felix mengikuti seleksi pemilihan band?


"All of sudden?"


"Iya, jam 3 pas bel pulang lo kesini."



"Gua ga ada bakat-"



"Sssstt...ikutin aja instruksi gua. Semuanya gua yang jamin."




Ni orang napa si, batin Felix












































"Je! Nasi kotak lo ketinggalan!"













*Bugh






"Eh mamang! Buset kan jatoh.."

"Eh itu tolongin anjir! Tangan gua dua-duanya megang nasi kotak!" perintah Renjun.







Tak ada angin tak ada hujan, Jeongin tersungkur kebawah. Mungkin sekitar terlewat 3 anak tangga. Untungnya tidak ada yang terkilir, hanya sedikit luka gores di telapak tangan yang ia gunakan untuk meremat gagang tangga yang agak kasar.











"Kenapa bisa jatoh?" tanya Hyunjin khawatir.


"Gravitasi." jawab Jeongin yang tidak merintih kesakitan sekalipun. Hanya sedikit mendesis lalu kembali berdiri dan berjalan layaknya tidak terjadi apa-apa.






"Makanya ati-ati! Buru-buru banget ngapa si lo? Kebelet?" sekarang gantian Renjun yang bertanya sambil masih sibuk membawa 2 buah nasi kotak.



"Lupain."








Sudah waktunya mereka harus meninggalkan tempat ini. Ya lumayan pulang-pulang membawa 3 buah sertifikat juara 1. Bahkan bagi mereka itu hal yang biasa, tidak ada yang spesial.






































R : "Nyeri ga itu? Mayan loh tadi, 3 lantai!"
S, F, J : "ANJRENG? 3 LANTAI?"
H : "Ngaco! Maksudnya 3 anak tangga."
R : "Hehe iya itu.."
J : "Lo ngapain Je? Ga hati-hati."
H : "Bukan Jeje yang salah."



Seluruh atensi berada pada Hyunjin hanya karena sepatah kata.









"Tangganya yang salah. Hipotenusanya ga sesuai sama perhitungan tinggi alas tangga. Pasti banyak korban yang jatoh disitu." jelas Hyunjin.







"Oalah bucin." sinis Renjun.

"Kick aku dari dunia ini dong!" teriak Felix.

"Gua bukan admin." jawab Seungmin.

" jawab Seungmin

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
𝟫𝟣𝟣 • 𝙃𝙮𝙪𝙣𝙟𝙚𝙤𝙣𝙜Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang