𝟣𝟢

305 56 1
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.






















Sedikit info, bunda harus pergi keluar kota untuk menjenguk nenek. Kisaran Minggu lalu, nenek menelpon kediaman keluarga Hwang ini untuk mengabari kondisinya sekarang. Siapa sangka, hal yang tidak mau terjadi pun datang. Tak ada sanak saudara di dekat kediaman nenek Hyunjin.  Kondisi sang nenek turun drastis sehingga mau tidak mau bunda harus merawatnya hingga sembuh total. Jadi sekarang, Hyunjin dan Jeongin berdua di rumah. Ya, hanya berdua. Entah kekacauan apa yang akan terjadi, namun bunda tidak khawatir akan hal itu. Pasalnya Hyunjin tengah berada dalam fase seorang kakak, agak dewasa meskipun sesekali masih kekanak-kanakan.





























Busan | 7 AM, KST























"Je, bangun! Udah jam 6 lewat lo belom siap-siap loh." tegur Hyunjin kepada Jeongin yang masih terbalut selimut.

Melihat tubuhnya tidak menggeliat sama sekali, terbesit inisiatif Hyunjin untuk mengecek suhu tubuh Jeongin. Karena tidak biasanya Jeongin bangun siang. Benar, Jeongin demam. Nafasnya panas, sesekali merintih tidak enak.

Hyunjin dengan seragam rapih dan ransel yang digendong mengurungkan niat untuk berangkat ke sekolah pagi ini. Langkah pertama yang harus ia lakukan adalah menghubungi guru piket. Setelahnya ia akan mengabari bunda tentang ini. Mungkin ini karena kemarin? Tepat pukul 12 malam mereka baru menuju perjalanan pulang. Tubuh anak rumahan ini tidak bisa menikmati sejuknya angin malam. Langsung tumbang, bukan karena lemah tapi memang tidak terbiasa saja.

Bergegas mengambil kompres instan di dalam p3k karena ia tidak mau repot-repot merebus air dan membasahi kening Jeongin dengan kain kompres. Lalu mengambil sarapan terlebih dahulu agar tubuh Jeongin bisa dimasuki obat penurun demam setelahnya. Tak ada bubur orang sakit, Hyunjin tak mahir memasak. Hanya sarapan seperti biasa yang disiapkan oleh bunda sebelum berangkat menjenguk nenek.

"Je, bangun dulu yuk. Sarapannya dimakan dulu abis itu minum obat." bujuk Hyunjin.

Yang diperintah segera menurut karena ia tak ingin merepotkan Hyunjin. Hyunjin segera menyiapkan sesendok nasi karena tak kunjung disentuh oleh Jeongin.



H : "Emangnya di Amsterdam lo nggak pernah keluar malem?"

Jeongin menggeleng kepala.

H : "Biasanya tidur jam 9?"

Jeongin mengangguk.

H : "Setiap hari?"

Jeongin mengangguk lagi.

H : "Pantesan gampang tumbang."

H : "Tiap gua intip kamar lo, kalo nggak lo lagi baca buku ya pasti lagi belajar. Hidup Lo jangan kaku amat, Je. Terlalu banyak diatur itu nggak bagus buat lo juga. Sesekali ngebantah buat istirahat itu nggak apa-apa. Kesehatan lo juga harus diprioritasin. Nggak selalu ngikutin ego lo aja. Ngerti nggak?"

𝟫𝟣𝟣 • 𝙃𝙮𝙪𝙣𝙟𝙚𝙤𝙣𝙜Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang