Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Hyunjin sudah memasuki tahap pemulihan tinggal mengonsumsi vitamin dan beberapa obat-obatan. Jeongin masih tertidur lelap karena semalam pulang dengan keadaan lelah dan berantakan. Hyunjin hanya bisa bertanya namun sang pemilik jawaban tak mau membagikan jawabannya kepada Hyunjin. Pikirnya cukup dirinya dan Tuhan saja yang tahu. Ia tidak mau orang disekitarnya ikut terlibat dalam masalah keluarganya yang menurutnya "abnormal" itu. Kemarin Jeongin benar-benar menghabiskan tenaganya untuk menangis deras. Jengkel, marah dan sedih campur aduk entah bagaimana sensasinya.
Hyunjin masih bertengger di posisi nya. Di sebelah timur Jeongin, ia tak bosan-bosannya memainkan pipi gemas Jeongin. Terkadang ia tak sadar dan mencoba untuk melahap habis bibir mungil itu. Jeongin terlihat sangat damai saat tertidur yang menjadi tontonan favorit Hyunjin. Bahkan ia rela bangun lebih awal hanya untuk menengok keadaan Jeongin yang masih bermain-main di dunia mimpi.
Jeongin berusaha untuk merubah posisinya dirasa kurang nyaman. Tanpa kesengajaan pula ia tiba-tiba merangkul Hyunjin bagai guling yang ada tepat di sebelahnya. Wajahnya ia benamkan di ceruk leher Hyunjin. Masih sama, tertidur damai namun kali ini lebih nyaman. Hyunjin merasakan hal yang aneh. Jantungnya berdebar lebih cepat, dadanya terasa panas dan rautnya berubah menjadi merah. Kenapa? Dipeluk Jeongin saja sudah loyo, sesungguhnya Jeongin masih punya amunisi lain.
Pelukannya makin erat, Hyunjin suka. Mereka merasakan kehangatan sesungguhnya setelah sekian lama terpisah antar benua. Rasanya ingin sekali Hyunjin menghentikan waktu walau hanya sebentar. Setelah semua yang ia lalui, hanya sebatas pelukan saja sudah cukup baginya.
•
"Double date nih kita?" goda Minho.
"Tapi bayar sendiri-sendiri." sinis Jisung.
"Emang pada mau kemana?" tanya Hyunjin.
"Disini orang-orang pada naik sepeda, sayang banget kalo kita ga ikutan." jawab Jisung.
Sepertinya hari ini mereka hanya akan menghabiskan waktu untuk menghibur diri. Hyunjin berjanji tak akan ada senyum yang luntur kali ini. Bagaimana cara mereka menghabiskan waktu tidak akan dibiarkan sia-sia.
Mereka—Hyunjin, Jeongin, Minho, Jisung, Beomgyu—menikmati suasana sore kota Hertogenbosch. Dengan sayup-sayup angin melewati tubuh, bunyi lonceng sepeda yang ikut meramaikan suasana dan sekelompok burung merpati yang sibuk memungut roti.
"Kak, tau ngga? Kalo orang Belanda suka banget naik sepeda. Bahkan jumlah sepedanya lebih banyak dari populasi warga Belanda."
"Jadi?..." tanya Hyunjin.
"Yaudah ayo naik sepeda. Jeje cuma mau ngasih tau itu aja."
"Kirain mau gombal." gerutu Hyunjin
"Jeje tinggal ya?"
"Ah gaasik, ngambek aja lah!"
Jeongin tidak peduli dengan rengekan Hyunjin dan kembali bersiap-siap untuk menggowes sepeda. Masing-masing sepeda tandem (2 orang) dan Beomgyu dengan sepeda gunungnya. Mereka benar-benar menikmati hari ini.
Setelah puas bersepeda, saat yang tepat untuk menikmati pemandangan Hertogenbosch sore hari. Tak lupa mereka mengunjungi planetarium yang juga menjadi destinasi favorit Hyunjin. Melihat banyak ribuan rasi bintang dan simulasi Aurora Borealis dan Australis. Setelahnya hanya tinggal menunggu bus menuju dormitory. Atensi Jeongin mengarah ke toko es krim seberang jalan.
"Mau? Ayo beli keburu bus nya dateng."
Déjà vu.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Presented by @bbyf0x
Kindly give me feedback, kalian yang baca sampe sini gabut banget cz alurnya menurutku agak aneh karena biasanya dapet inspirasi pas awal doang to gatau mau di end kayak gimana plus this was my first wp but terimakasiiiiiii banyak ga nyangka ada yang mampir heheh. Maaf bgt kalo alurnya ga sesuai ekspektasi dan up nya agak lama (っ- ‸ – ς). Soon bakal upload beberapa yang ada di draft so stay tune!
