𝟾

304 58 2
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
























*Tok tok tok

Tak ada angin tak ada hujan, seseorang mengetuk pintu kamar Hyunjin. Faktanya, terakhir kali ia mendengar ketukan pintu  kamar adalah 5 bulan lalu saat bunda membangunkan Hyunjin yang telat ke sekolah dan 3 bulan setelahnya saat bunda mengantarkan buah untuk anaknya yang lebih sering menghabiskan waktu di kamar.






"Ya, masuk." ujarnya.




























Loh? Jeongin?


































Anak itu menunjukkan ujung kepalanya di balik pintu sambil melihat-lihat sekilas suasana kamar bernuansa dominan dove grey. Ini pertama kalinya, tumben.


H : "Kenapa?"
J : "Kak, tau materi ini?"
H : "Loh bukannya lo sering ikut olimpiade? Harusnya familiar."
J : "Lupa."
H : "Kok bisa?"
J : "Namanya juga manusia."
H : "Haduh iya iya, gua kalo debat sama lo gabakal kelar. Yaudah mana sini pulpen sama kertas."

Jeongin tersenyum lebar dan berantusias untuk memberikan buku dan pulpen lalu duduk di sebelah Hyunjin.
























Diskusi dimulai!





















H : "Habis ini, dikali silang

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


H : "Habis ini, dikali silang. Terus kan tadi rumus f(x) nya 2x-8, substitusi aja ke salah satu fungsi. Abis itu dibagi sama yang ini."
J : "Kok bisa dibagi sama yang itu? Kenapa nggak dibagi sama persamaan ketiga?"
H : "Bawaan alam."
J : "Kalo semisal-"
H : "Ssst sebelum lo nyerocos asik sendiri, gua juga nggak tau nih kenapa bisa begitu. Udah ikutin aja aturannya."
J : "Iya iya bawel."
H : "Lah, elo yang bawel."

Hyunjin tak pernah menang soal debat dengan Jeongin. Jurus andalannya adalah memotong pembicaraan, mengalah atau satu-satunya jalan lain yaitu mengalihkan topik pembicaraan. Siklusnya sama, intinya kembali lagi bahwa Hyunjin tetap harus mengalah.



Tak sadar sudah tepat pukul 10 malam. Anak baik ini biasanya tidur tidak lewat dari jam 9. Namun kali ini ia masih membahas soal dengan Hyunjin. Walau terkadang matanya sudah tertutup rapat dan bersiap untuk masuk alam bawah sadar.

"Udah jam 10, biasanya jam 9 Lo udah pules."

"1 soal lagi!" ketusJeongin.

"Yakin?" tanya Hyunjin lagi untuk memastikan.

"Iya, 1 soal lagi." jawab Jeongin penuh pendirian.



















8 menit sudah Hyunjin larut dalam ponselnya hingga sadar manusia yang sedang duduk di meja belajarnya tak berkutik sedari tadi.

"Dah kelar belum? Waktunya lo tid-" tak sempat menyelesaikan kata-kata, tebakan Hyunjin benar.

"Kan..apa gua bilang."







Tidurnya sudah sangat pulas. Jeongin kelelahan sedari siang mengikuti kelas tambahan non-stop. Mau bagaimana lagi, Hyunjin tidak tega melihatnya tidur dengan posisi duduk di depan meja belajar penuh buku.

"Ck... Yakali bagi dua kasur sama ni bocah." Hyunjin berdecak sebal lalu menengok kembali keadaan Jeongin. Melihat Jeongin yang tertidur meringkuk membuatnya mengurungkan rasa kesal untuk malam ini.






Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.




"Kali ini doang gua ngalah. Besok-besok lo mau tidur di dapur juga gpp dah."








We know your weakness point, Hwang Hyunjin.


















































Terpampang sinar merah jam digital menunjukkan pukul 05:45. Membuka mata satu persatu dan berusaha mengumpulkan nyawa tak lebih dari lima menit. Masih berusaha memahami keadaan, dirinya kaget melihat Jeongin yang masih tidur di sisinya. Bagaimana tidak, ini yang ia lihat.

 Bagaimana tidak, ini yang ia lihat

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
𝟫𝟣𝟣 • 𝙃𝙮𝙪𝙣𝙟𝙚𝙤𝙣𝙜Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang