𝟣𝟧

237 42 1
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.



















Kenapa gua harus cemburu? Kenapa gua harus peduli?





Pikiran bak benang layangan yang terlilit menjadi satu. Apa yang terjadi? Apakah ini akan menjadi konflik pertama? Faktanya, tiga hari terakhir Jaehyun selalu menjemput Jeongin sepulang sekolah karena Hyunjin benar-benar sibuk akan kegiatannya sebagai pengurus OSIS. Dan pulang selalu terlambat dengan alasan berjalan-jalan santai dengan teman masa kecilnya hanya untuk flashback mengingat masa-masa indah waktu itu. Khawatir ada rasa yang timbul. Tapi tidak mungkin karena hampir setiap hari yang dilihat Jeongin adalah dirinya, pikirnya begitu.









Setelah kompetisi semua kategori telah usai, Hyunjin dengan balutan almamater navy segera melakukan diskusi dengan yang lain untuk memastikan acara inti berjalan dengan baik. Belakangan ini memang jarang sekali mereka terlihat berkumpul di basecamp. Masih pekan kompetisi.


Teknis acara besok. Outdoor. Sekolah lain mengirimkan perwakilan untuk berpartisipasi. Sama seperti kemah atau acara jambore dan sebagainya. Event ini tidak diwajibkan sehingga tidak semua siswa berpartisipasi, hanya mereka yang mau saja.
























"Mau kemana kak?" tanya Jeongin yang sedang terduduk di ruang tamu sambil menonton stasiun TV kesukaannya.

"Keluar sebentar. Kamu jaga rumah ya." ucap Hyunjin dengan nada serius sambil sibuk menekan-nekan layar ponsel.


Jeongin? Tidak biasanya Hyunjin seperti ini. Apa ada yang salah? Lantas biasanya mereka akan menghabiskan weekend berdua. Bercanda, bercerita, bahkan mengerjakan tugas bersama. Namun kali ini Jeongin tidak terlalu memikirkan tentang itu. Yang ia lakukan setelah ini adalah pergi ke kamar dan bersiap-siap untuk keluar rumah juga. Bukankah barusan ia diberi amanah untuk menjaga rumah?
































































"Loh loh! Lowbatt!"




























Panik.





















"Duh gimana ini?? Jalan sepi banget."

Jeongin merutuki dirinya karena keluar rumah tanpa pikir panjang. Niatnya, ia keluar hanya untuk membeli beberapa peralatan yang akan ia gunakan untuk projek diam-diam nya. Memang sudah nasib.




























Keajaiban datang saat itu juga. Pukul 6 sore.

"Teddy?"

"Eh? Berry?"

𝟫𝟣𝟣 • 𝙃𝙮𝙪𝙣𝙟𝙚𝙤𝙣𝙜Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang