Salah Tingkah

5.1K 237 2
                                    



Rumah Reya

Setelah bersih-bersih dan keluar dari kamar, aroma masakan yang harum semerbak membuat Reya segera berlari turun. Masakan Mama adalah yang paling is the best!. Tak ingin melewatkan satu masakan Mama, piring Reya sudah membentuk gunung. Wow! Porsi Reya memang porsi tukang. Tapi jangan salah walaupun porsi makananya segunung, tapi ia tetep olahraga kok.

Reya membawa makanananya ke ruang keluarga sambil nonton film spiderman bersama kedua adiknya.

Reya memiliki satu kakak dan dua adik. Kakak Reya bernama Qaren, usianya baru 24 tahun, sekarang kerja di perusahaan Papa sebagai direktur. Dan adiknya bernama Dayre dan Reyhan. Dayre SMA kelas 1, sedangkan Reyhan masih SD kelas 5.

Mama dan Papa terlihat keluar dari kamar, Entah kenapa Reya merasa ada sesuatu yang aneh. Dari tatapan mereka ke Reya yang tidak biasa itu sudah menimbulkan pertanyaan yang besar di kepala Reya.

Sadar kalau dari tadi dia di perhatiin sama Papa dan Mama nya saat sedang makan. Reya nengok ke mereka dan bertanya "Kenapa ngeliatin Reya ampe segitunya sih Ma Pa?".

"Ah gak gak, makannya di abisin" Ucap Papa sambil menggeleng-gelengkan kepala

"Ceklek" Pintu rumah terbuka

"Assalamu'alaikum" Seseorang itu melangkahkan kakinya masuk kerumah.

Aaa itu Kak Qaren, yang baru pulang dari luar kota, mengurus pekerjaan.

Makan selesai, Reya kini mencuci piring sendiri, walaupun ada asisten rumah tangga, tapi Reya sangat tidak suka perkerjaan yang Reya bisa kerjakan, malah mba nya yang kerjakan.

Sebenarnya Reya masih ingin menonton TV bersama adiknya, tetapi entah mengapa rasa takut menghantui nya.

Aaah sudahlah, mending Reya balik kamarnya. Perlahan-lahan ia mengatur langkah kakinya agar tidak terdengar. Satu, dua langkah masih aman. Baru saja ingin melangkahkan kakinya lagi, tiba-tiba kak Qaren berteriak "Eiitss mau kemana Re, duduk sini dulu"

"Haa-aa-hh?, ini Reya mau ke atas, laporan Reya belom selesai" Menggaruk-garuk kepalanya seperti kebingungan harus jawab apa.

"Duduk sini dulu nak sebentar" Ucap Papa.

Semoga apa yang saat ini ada di fikiran Reya itu salah!. Tolong selamatkan Reya dari situasi seperti iniiiiii.

Mata fokus menonton TV, tapi telinga fokus mendengarkan Papa, Mama dan Kak Qaren mengobrol tentang pernikahan Kak Qaren.

"Plis plis, bahas Kak Qaren aja, jangan Reya yang di bahas" Ucap Reya dalam hatinya.

Secara mengejutkan Kak Qaren bertanya "Pah, Reya mau dijodohin itu bener?".

What? Dari mana datangnya pertayaan seperti itu hingga bisa keluar dari mulut Kak Qaren!. Apa mungkin, Papa dan Mama sudah membicarakan ini dari hari hari sebelumnya?. Aaah kepala Reya terasa nyut-nyutan.

Reya yang mendegar itu langsung tersendak coca cola, dan membuat cocacola nya keluar sedikit dari hidung

"Ahahahaha, kenapa dek?" Ketawa khas Kak Qaren yang seperti bapak-bapak menggelegar di dalam rumah. "Gimana gimana mah?" Sambung Qaren yang seperti ingin sangat mengetahui itu

"Apasih, bisa ga kalau lagi ngebahas pernikahan Kak Qaren yaa bahasnya itu aja. Ga usa bahas Reya juga! Memangnya siapa yang mau di jodohin? REYA? NO THANKYOU" Wajah Reya memerah, hatinya panas, ditambah kepalanya nyut-nyutan. Badan yang tadi bersandar kini sudah tegap menatap ke depan

Dosen a.n DanujaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang