Urat Tangan Pak Danu

4.9K 203 2
                                    

Kampus


Hari ini Reya pertama kalinya asistensi proposal setelah lima kali diskusi dengan dua pembimbing. Pembimbing pertama menyarankan untuk asistensinya lebih dulu ke dospem dua, baru terakhir ke dospem satu. Kata dospem satu, nanti beliau terkahir sisa mencocokkan aja sih.

Reya tak masuk lebih dulu ke ruang dosen, karena sudah janjian dengan Hasan teman kelas Reya juga satu pembimbing dengannya.

"Eh eh, dosen ganteng. Masya Allah sungguh indah ciptaanmu" Ucap dua senior yang di samping Reya.

Reya refleks menengok, dan ia melihat Danu yang memakai kemeja putih, Lengan bajunya di gulung sampai urat tangannya kelihatan. Reya kemudian menengok kanan kirinya, waah semua mata tertuju pada Danu yang berjalan masuk ke ruang dosen.

"Pantes aja, nih senior kegirangan" Gumam Reya

"Bil urat tangannya bill"

"Gilaa sih, urat tangannya sexy banget"

"Hueeekk, gitu aja kek ngelihat apaan" Serasa mau muntah denger orang ngomong kek gitu! Aaaah kek ga pernah liat cowo aja.

Di depan ruang dosen memang selalu ramai, dipenuhi dengan mahasiswa semester akhir yang menunggu dosen untuk diskusi, bimbingan, ataupun ngurus berkas.

"Bapak mana?" tanya Hasan yang baru saja datang.

"Di dalem, bapak baru datang, dikit lagi baru kita ke dalam" Jawab Reya

15 menit berlalu, Reya dan Hasan masuk ke ruang dosen. Mereka terlihat dorong dorongan buat berjalan menghampiri Danu, karena takut hahaha.

"Pak maaf saya ingin asistensi proposal Pak" Ucap Hasan sambil menundukkan badannya.

Tak beberapa lama, seseorang datang "Ehem, tolong minggir, ini saya ga bisa duduk" Ucap seseorang dengan suara yang agak besar

Refleks Reya dan Hasan langsung berdiri dari kursi dan menengok ke samping, aaaa itu Bu Zahnas yang sedang berdiri menyilangkan tangan dan wajahnya memperlihatkan ekspresi tak senang. Mereka berdua langsung berpindah kebelakang Danu. Oiyaa, Bu Zahnas salah satu dosen muda di jurusan Farmasi, cantik, dan sexy sih. Tapi menurut Reya sexyan dia sih, hahaha

"Kelihatan pekerja keras banget" Ucap Zahnas yang memegang tangan Danu sambil melihat urat-urat nya yang terapampang nyata.

Hasan mencolek lengan Reya, dan mengangkat kedua alisnya sambil tersenyum miring.

"Ngeliatnya gitu amat, padahal B aja" Gumam Reya. Karena Hasan berada di samping Reya, jelaslah Hasan mendengar omogan Reya dan langsung menyenggol Reya. Gawat kalau sampai Zahnas denger, bisa-bisa sampai Reya lulus bakalan di omongin terus deh ama dia.

Karena tangan nya membuat ketar-ketir para wanita, Danu segera menurunkan gulungan bajunya, dan membuat Zahnas menengok lagi ke arahnya "Eh, kenapa di turunkan, bagus kayak tadi".

"Jangan, nanti kamu tergoda" Jawab Danu.

"Huk huk" Refleks Reya batuk dan langsung menutup mulut nya.

Hasan kemudian menatap Reya sambil sedikit tertawa karena mendengar ucapan Danu. "Dasar mesum" Bisik Reya yang terlihat memutar bola matanya. "Heh, nanti di denger lagi loh, lo mau kek lalu lagi?" Bisik Hasan. Hahahah, mana bisalah Danu bersikap seperti dulu ke Reya, sekarang kan bisa dibilang Reya adalah calonnya, walaupun ada kemungkinan tidak jadi.

25 menit sudah berlalu Danu memeriksa proposal Hasan. Ia terlihat sedikit menyingkap kemejanya dan melihat jam yang melingkar di tangannya, menunjukkan pukul 13.10 menit.

Dosen a.n DanujaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang