Khawatirin calon

2K 144 7
                                    

Danu POV


Rumah Danu

Sore menjelang magrib, Danu sudah pulang ke rumah setelah seharian ngajar di kampus. Biasanya, setelah mengajar Danu ke kantor, hanya saja hari ini kepalanya agak pusing, jadi dia pulang.

Tiba di rumah, keadaan rumah sangat sepi. Ayah dan Bunda yang biasanya duduk di depan ruang TV sekarang nga ada. Mungkin ada urusan di luar, atau mungkin ke rumah saudara. Karena Ayah Bunda kalau ngantor, sore itu sudah di rumah.

Setelah berganti pakaian, Danu kembali turun dan menuju dapur. Ia membuka kresek makanan yang ia beli tadi. Ia juga membuat jus mangga sendiri, yaa karena mbak di rumah lagi pulang kampung katanya mau tahun baruan bersama keluarga.

Selesai makan, Danu mengecek handphone nya dan melihat pesan whatsapp dan line nya sama sekali tidak ada tanda-tanda balasan dari Reya. Boro-boro di balas, di read saja nga ada, HAHA. Danu mencoba menelfon nomer Reya, siapa tahu hari ini nomornya sudah aktif.

"Aduh RE KENAPA SIH KAMU!" Danu melempar handphone ke sofa di ujung setelah mendengar nomor Reya tak aktif lagi. "AKKKKH" Kesal Danu sambil merebahkan kepalanya di sofa.

Tak lama terdengar pintu depan terbuka, dan terdengar beberapa orang masuk ke rumah. Sepertinya yang datang bukan hanya Ayah dan Bunda saja.

Danu dengan cepat mengambil handphone nya, dan memperbaiki duduknya menjadi lebih santai.

"Farraz? Bunda kira kamu ke kantor" Tanya Bunda. Danu pun berbalik dan melihat tante dan om nya datang bersamaan "Iya kepala Danu agak pusing tadi, jadi Farraz balik" Jawab Danu yang sedikit memijit pelipisnya.

Om, tante beserta orangtua Danu duduk di sofa depan TV. Danu langsung membereskan piring dan gelasnya dan membawanya ke dapur.

"Farraz suruh cari calon aja lagi mbak, Reya kayaknya bukan anak yang baik-baik, liat tuh fotonya ampe ciuman sama cowok lain. Kayaknya tuh yaa dia tuh sering kek gini, mungkin lagi apes aja, makanya baru sekarang ketahuan". Sindir tante

Mendengar itu, hati Danu terasa panas. Tangannya mengepal, dan mukanya merah karena emosi.

Bunda dan Ayah terdiam tanpa menjawab.

"Bang, si Luna belum nikah loh, sekarang katanya dia lagi mau buat perusahaan sendiri. Dia cantik, anak dari pengusaha terkaya di Indonesia, pinter, kalau nikah sama Danu, hartanya biar 10 turunan pun ga bakalan abis. Aman kalau nikah sama Luna" Ucap om Danu sambil memperlihatkan foto Luna yang sekarang.

Orangtua Danu tertawa jahat mendengar nama Luna "Hahaha, si Luna yang terobsesi sama Farraz itu? Ga akan mau mbak di jodohkan dengan wanita seperti itu. MBAK GA RIDHO" Ucap Bunda yang terlihat sedikit emosi.

Om dan Tante Danu mencoba menyakinkan orangtua Danu, agar mereka membatalkan perjodohan dengan Reya dan menjodohkan Danu dengan yang lain sesegera mungkin.

"Belum tentu orangtua baik, anaknya pun baik. Abang dan mbak mungkin mengenal sangat baik dengan orangtua Reya. Tapi itu ga bisa dijadikan patokan kalau anaknya pun baik. Contohnya Reya, ini baru lamaran loh udah cium cium, belum nanti kalau udah nikah, pasti bakal lebih dari itu. Jangan mau lah mba" Hasut tente Danu.

Karena kesal dengan perkataan om dan tante nya itu, Danu dari dapur berjalan ke arah tangga. Sebelum naik tangga, Danu menendang kursi kayu "BRAK" kursi itu terbanting di lantai.

"Eeeeee Farraz kok tendang-tendang" Teriak Bunda dengan nada lembut.

Hari semakin gelap, dan sampai sekarang belum ada kabar dari Reya yang entah di mana keberadaan nya.

Dosen a.n DanujaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang