TRAUMA

4K 200 5
                                    

"Re, lo ati-ati yaa" Teriak Zakry dari dalam mobilnya.


Jam menunjukan pukul 10.00 PM, Reya baru saja balik dari rumah Helen setelah kumpul bareng teman kelas sambil barbeque an. Akhir-akhir ini, kelas Reya memang sering banget ngumpul, entah di cafe, atau di rumah. Semester ini mungkin terkahir kalinya berkumpul seperti ini, karena semester depan mulai sibuk dengan urusannya masing-masing.

Baru setengah perjalanan, hujan mulai turun dengan sangat deras. Embun nampak di kaca mobil, dan pandangan menjadi terbatas ketika berjalan saat hujan. Reya segera menyalakan wiper dan menjalankan mobilnya dengan sangat hati-hati mengingat kondisi jalan yang licin di kala hujan.

Dari kaca spion terlihat mobil yang melaju dari arah belakang dan agak oleng, Reya membawa mobilnya sedikit ke arah kiri jalan, biar mobil yang di belakangnya bisa melambung.

"Bruk" Mobil yang di belakang menambrak mobil Reya dan terpental ke sebelah kiri menabrak plang jalan.

"Astaghfirullah" Kaget Reya. Tak lama, mobil di depannya melaju lagi dan menabrak mobil yang berlawanan arah.

Bunyi klakson panjang, di tambah asap yang keluar dari mobil, membuat kepala Reya pusing dan telinga nya berbunyi nging.

Kejadian tiga tahun lalu, kembali lagi di ingatannya, tentang hujan, kecelakaan, dan seseorang yang terluka karena nya "Akkkkkkhhhhh" Reya menjambak rambutnya karena kepalanya sangat sakit.

Reya menyukai hujan, tapi tidak dengan kecelakaan. Ia punya trauma dengan suasana yang terjadi saat ini. Bisa dikatan ini sama persis dengan kejadian tiga tahun lalu.

Selama tiga tahun kebelakang, Reya berusaha menyembuhkan sendiri trauma nya itu.

FLASHBACK ON

Tiga tahun yang lalu...

Sehabis ujian Nasional, angkatan Reya berencena ingin menghabiskan dua hari bersama dengan berlibur ke puncak.

Karena berangkatnya jam lima subuh. Reya berencana menginap di rumah Kila agar tidak kesiangan bangunnya. Hari itu, sekitar jam tujuh malam Reya berangkat menuju rumah Kila dengan mengendarai mobilnya.

Keluar dari rumah, hujan langsung turun dengan derasnya. Kalau menunggu hujan, ia tak tahu kapan persisnya hujan akan berhenti. Jadi Reya pergi dengan mengendarai mobilnya dengan pelan. Gapapa pelan, asalkan sampai dengan selamat.

Dari arah belakang tiba-tiba mobil hitam menghantam dengan sangat keras, dan Reya refleks membanting stir ke kiri. Sementara mobil hitam itu, menabrak lagi mobil merah yang ada di depannya sehingga mobil merah masuk ke got, dan orang nya terpental keluar

Reya mencoba menangkan dirinya, mengatur nafas nya yang terengah-engah. Pasalnya ini bukan hanya terjadi sekali. Tapi ini sudah ke tiga kalinya di tabrak.

Tak lama, orang-orang mulai mengerumuni mobil Reya, dan mengisyaratkan agar membuka pintu mobil. "Dek, gapapa? Ada yang luka ga?" Ucap ibu-ibu itu sambil memberi minum.

"Woy, kamu perempuan kalau bawa mobil hati-hati, gara-gara kamu saya nabrak orang" Teriak laki-laki yang datang-datang mengebrak kaca mobil Reya. Sontak semua orang yang ada di situ kaget, terutama Reya. Karena sama sekali Reya tidak membawa mobil dengan kecepatan tinggi, apalagi di saat hujan seperti ini.

Dosen a.n DanujaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang