Mulai Cinta?

2.5K 155 19
                                    

Sesuai dengan perkataan Danu empat hari yang lalu, tentang ia yang mau bantuin Reya penelitian.

Dari hari-hari sebelumnya, Reya sudah bertanya ke teman-teman nya yang penelitian di semua lab, kata mereka di hari Jum'at, mereka hanya sampai sore di laboratorium, karena ada expo yang di adakan BEM pas malamnya. Semua angkatan sepertinya ikut, karena expo tahun ini bakalan ngundang salah satu artis penyanyi terkenal ibu kota.

Reya sudah berada di kampus dari jam empat sore, karena mau mensterilisasi alat-alat seperti cawan petri, pingset, tabung reaksi, biar pas Danu datang semuanya sudah siap sisa perlakuan.

Jam terus berputar, Danu belum menampakkan batang hidungnya di jam lima sore. Nomor nya pun ga bisa di hubungin, dua-dua.

Terus menunggu, hingga adzan magrib berkumandang.

"Akkkkh, orang itu! Bisa-bisanya dia ngebohongin gue! Mana gue percaya lagi" Reya membereskan alat-alat yang hendak ia pakai, ia simpan kembali ke tempatnya. Tampaknya Reya ingin pulang sekarang "Lebih baik gue ga usah nunggu dari tadi, akkkh jam enam lewat lima menit acaranya belum di mulai" Ucap Reya sambil memperhatikan jam di handphone nya.

Baru saja ingin melangkahkan kaki ke pintu, tiba-tiba seseorang masuk dengan terburu-buru sambil membawa beberapa kantong kresek di tangannya. "Saya ga telat kan?" Ucap Danu dengan nafas terengah-engah.

"Saya mau pulang, bapak lama!" Reya kembali berjalan menuju pintu.

"Yaudah ayo pulang" Ajak Danu yang mengambil sepatunya lagi di rak

Reya mendengus kesal dan berbalik melihat ke Danu "Bapak sih dari tadi di hubungi ga bisa, ga tau darimana mana, yaa minimal telat ngasih kabar, ini ga ada" Kesal Reya.

Hah, kalau bukan karena penelitian, Reya pasti sudah pulang.

Reya menyimpan ulang tasnya dan mengeluarkan alat dan bahan dari lokernya. LAF sudah di sterilkan, sementara alat-alat gelas yang di oven sudah di keluarkan.

Sementara Danu sudah memakai jas lab, masker, dan siap masuk ke ruang steril.

"Reya, ini mediumnya ga cukup, masih punya lagi ga?" Tanya Danu yang melihat isi erlenmeyer sisa 100 mL, dan itu sama sekali ga cukup untuk pengujian dengan sembilan cawan petri.

"Ga ada punya senior semua yang di kulkas. Punya Hasan udah abis juga" Jawab Reya yang membuka kulkas melihat beberapa erlenmeyer

"Buat aja lagi" Ujar Danu.

Reya keluar dari ruang steril, dan membuat medium. Sementara di ruang steril Danu mengerjakan sebagian penelitian Reya karena mediumnya ga cukup.

Setelah selesai Danu keluar dari ruang steril karena masih menunggu medium yang lagi dibuat di autoklaf.

"Pak, main truth or dare mau ga?" Ajak Reya yang menggoyang-goyangkan lengan Danu.

"Ga ah, kamu aja sana main sama mba kunt-"

"YAAAA, Jangan sebut-sebut itu! Nanti kalau datang beneran gimana? Ish bapak mah" Kesal Reya. Entah apa yang ada difikiran Danu nyebut nama mbak kunti disaat-saat seperti ini. "Ayoo pak main, saya janji bakal main jujur" Sambung Reya yang terus menarik tangan Danu

Akhirnya Danu menyetujui untuk bermain truth or dare bersama Reya

Reya pun mulai memutar botol minum itu, dan berhenti di Danu "Yesss. Truth or dare?" Tanya Reya sambil tersenyum jahat.

"Truth"

"Bapak punya mantan brapa? Siapa namanya? Cantikan mana saya atau dia" Tanya Reya ngegas. Walaupun Reya bertanya agak ngegas, tapi Danu menjawab itu dengan nada suara yang lembut. Dia menjawab dengan sejujur-jujurnya kalau dia tidak pernah pacaran, karena ia tidak punya mantan dan Reyalah yang paling cantik.

Dosen a.n DanujaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang