Pertemuan?

4.4K 211 2
                                    


Continued...

Danu POV

Siang itu, ruang dosen sangat sepi. Beberapa dosen ada yang menguji, mengajar, dan ada yang rapat di dekanat. Tersisa gue dan Sarah di dalem ruangan. Gue fokus dengan handphone membalas beberapa chat kantor, sementara Sarah yang ada di samping gue dari tadi berbicara tanpa henti. Segalanya di omongin.

Pintu terdengar terbuka, langkah kaki yang terdengar jelas lama kelamaan menghilang. Benar saja, pas gue menengok ke arah pintu, gue melihat seorang wanita berambut panjang, memakai baju garis-garis, ditangannya membawa banyak kertas. Yaaa! Itu Atreya mahasiswi gue.

Setelah meletakkan kertas di meja, Sarah menyapanya, dan terdengar di telinga gue dia menjawab dengan sangat ramah.

Reya berjalan pergi, gue memperhatikannya dari belakang yang berjalan keluar ruangan. Jalannya semakin cepat dan bibirnya seperti bergumam. Sudah pasti, dia berifikir yang aneh aneh setelah Sarah nyentuh lengan gue dan bilang 'keras banget'. Apanya yang keras? Aaa itu otot gue, bukan apa apa kok.

Sarah menginjak kaki kananku setelah memergoki menatap Reya. Gue meringis kesakitan, pasalnya tenaga dia kuat banget, KEK LAKI.

"Lo kenapa liat liat dia?" Tanya Sarah dengan mengangkat alis kanan nya

Mendengar itu, gue berdecak kesal. Dan melepaskan tangannya dari lengan gue.

Jam menunjukkan pukul 16.00, setelah balik dari mengajar, gue ke ruang dosen dulu untuk mengambil laptop yang gue tinggalkan tadi di atas meja. Para dosen sudah banyak yang pulang, dan tentu saja Sarah sudah balik dari tadi.

Berjalan ke parkiran, gue melihat seseorang yang sepertinya gue kenal. Gue mempercepat langkah kakiku hingga berjarak 1.5 meter darinya yang berada di depan. Dia menuju ke mobilnya dan terlihat tangannya sudah ingin membuka pintu mobil.

"Jangan salah paham, tadi yang kamu lihat di kantor bukan apa apa". Ucap ku yang berhenti di belakang dia, pandaganku lurus kedepan tanpa menengok ke arahnya.

Reya menengok kebelakang, walaupun gue tidak melihat wajah nya, tapi sudah pasti ekspresinya pasti datar. "Hahh? Maaf Pak, itu bukan urusan saya" Jawabnya dengan santai, setelah itu dia masuk ke mobilnya.

Bodoh, bodoh. Ngapain juga gue harus memperjelas itu ke dia. Mau dia salah paham itu terserah dia. Kenapa juga gue ngikutin kata hati gue yang tadi. Akkkhhh

Gue masuk ke mobil dan meletakan laptop dan handphone di kursi sebelah kiri. Baru saja ingin menyalakan mobil. Handphone gue berdering, itu Ayah!. Tumben, ayah nelfon di jam segini.

"Hallo, kenapa Yah?" Gue menjepit ponsel itu di antara bahu dan telinga, dikarenakan saat itu gue sedang masang seatbelt.

"Bunda nak, bunda masuk rumah sakit" Ucap Ayah dengan suara bergetar. Dari kemarin memang terlihat muka Bunda sudah pucat, dan menolak di bawa ke Rumah Sakit, karena Bunda bilang ini cuman sakit biasa.

"Ayah tenang, Farraz kesana sekarang" Gue melajukan mobil dan pergi ke Rumah Sakit.

...

Rumah Reya

Tok tok tok

Pintu kamar Reya terbuka, masuk seorang wanita yang menggunakan mukena bermotif bunga bunga. Mata nya seperti mensensor kamar Reya yang seperti kapal pecah. Mukenah berceceran di lantai, sajadah juga sudah miring-miring, tas udah tergeletak di dekat kamar mandi, belum lagi di meja rias alat alat makeup pada keluar semua dari tempatnya.

Dosen a.n DanujaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang