Pernikahan Kita

726 49 3
                                    

Seberapa pun jauh dan sulitnya jalan yang harus ditempuh, jika memang takdir pasti akan kembali di tempat yang sama.

Semua ikhtiar di dunia ini akan menemui takdirnya. Tidak seorang pun yang bisa mengubahnya, menyegerakan atau menunda kecuali Allah. Dia tahu waktu terbaik buat kita, kapan saat yang tepat maupun kapan kita siap. Sebab Dia memberi apa yang kita butuhkan bukan yang kita inginkan.

Alvin dan Faya belajar tentang hal itu. Dulu Alvin sangat berusaha untuk bisa meraih Faya, tapi Allah tahu kapan waktu yang tepat untuk menyatukan mereka, dan rencana Allah memang selalu yang terbaik sekalipun awalnya sulit.

Tidak ada proses khitbah dalam pernikahan Alvin dan Faya. Khitbah juga bukan syarat wajib sebuah pernikahan, sehingga bisa ditiadakan, asal kedua belah pihak telah saling sepakat dan syarat pernikahan terpenuhi.

Betapa Allah telah membuat skenario yang sangat indah. Buah kebaikan dan kesabaran Faya selama ini. Kesulitan hidup di masa lalu telah Allah ganti dengan datangnya orang-orang baik di kehidupannya. Vita, Alvin, tante Sulis hingga keluarga Alvin yang dengan begitu mudah menerima kehadiran Faya.

Sungguh salah satu nikmat terbesar Allah bagi seorang hamba perempuan adalah mendapat suami dan mertua yang baik. Jika pun mendapat yang sebaliknya, maka itu bentuk ujian agar kita lebih bersabar.

Faya telah melalui hidup yang sulit sejak kecil. Ekonomi sulit, ayah yang pergi menelantarkan Faya dan ibunya, pun penyakit diabetes yang ibunya derita hingga beliau meninggal. Maka selesai sudah jalan terjal nan berbatu yang ia lalui. Ibarat mendaki gunung, Faya telah sampai puncak. Ia tinggal menikmati keindahannya.

...

Faya tidak menyangka jika proses ta'aruf dengan Alvin yang baru berlangsung dua minggu lalu kini sudah melalui proses pernikahan. Tante Sulis dan Bu Mariam yang telah mengatur semua.

Proses pernikahan berlangsung syar'i, bahkan saat ijab kabul itu berlangsung Faya masih duduk di dalam kamar bersama Vita. Barulah setelah kalimat sah terucap nantinya ia baru bisa keluar untuk bersalaman dengan Alvin.

Vita menangis bahagia melihat Faya ternyata jauh lebih dulu menikah daripada dirinya. Tak henti-hentinya Vita menggenggam tangan Faya, seolah ia orangtua yang hendak melepas anaknya.  Sebab Vita satu-satunya yang paling tahu kehidupan Faya selama ini.

"Aku gak bisa berhenti menangis." Vita tergugu, membuat Faya juga turut meneteskan airmata.

Faya teringat akan ibunya yang sudah meninggal. Ya Allah, jika beliau ada di sini pasti akan menangis bahagia. Betapa inilah impian ibunya sebelum meninggal, yaitu melihat Faya menikah, hanya saja waktu tidak memberinya kesempatan.

Dan bagi Alvin, pernikahan hari ini mengingatkan dirinya akan pesan ibunya Faya dulu sebelum meninggal. Beliau ingin menitipkan Faya padanya, dan ternyata pesan itu adalah awal takdir Allah menjemputnya. Masya Allah, betapa luar biasa Allah menulis skenario takdirnya.

"Loh kok malah pada nangis di sini." Seru tante Sulis yang masuk kamar dan terkejut melihat Vita dan Faya menangis.

"Gak bisa berhenti terharu saya, Te. Sumpah, sejak duduk di sini mendengarkan proses akad berlangsung saya dan Faya menangis. Jadi teringat masa lalu yang sulit." Curhat Vita sambil mengusap airmata.

"Sudah-sudah! Faya bisa keluar menemui Alvin. Sudah selesai ijab-nya. Sudah sah jadi istri."

Kalimat tante Sulis seketika membuat Vita langsung memeluk Faya erat.

"Alhamdulillah, kamu sudah jadi istri Dokter Alvin, Fay. Aku seneng banget. Gak bisa ngomong apa-apa lagi ini."

Faya tersenyum mencoba mengusap airmata. Ia tidak bisa berkata-kata sebab kebahagian seolah tidak bisa terdefinisikan.

Cinta Selalu Punya Cara Untuk Pulang (Selesai) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang