Takdir yang Belum Selesai

337 35 0
                                    


...

Dua bulan berlalu. Begitu berat hari-hari tanpa melihat Faya, jujur ini lebih berat daripada bayangan Alvin sebelumnya. Hati dan pikirannya kosong, seperti kehilangan separuh hidupnya. Alvin hanya terus bekerja seperti mesin di rumah sakit, tidak ada semangat seperti biasanya.

Sungguh begitu menyiksa. Ingin sekali lari dan mencari di mana Faya pergi, tapi tentu hal itu lebih tidak mungkin. Ditolak tanpa ditinggal mungkin lebih baik daripada ditolak serta ditinggal pergi.

Bagaimana pun hidup tetap berjalan. Alvin telah berjanji untuk melupakan dan berpasrah pada takdir Allah. Biarkan saja kali ini Allah yang mengatur skenario hebatNYA. Ia tidak perlu ikut campur tangan. Jika memang masih ada takdir, pasti Allah pertemukan kembali.

Hanya keyakinan itu yang kini Alvin miliki, yang membuatnya masih berdiri dengan baik-baik saja.

...

Ruang Diskusi, UGD pukul 09.00 WIB

Para ko-as sedang mempresentasikan makalah yang mereka buat setiap seminggu sekali, sebagai tugas evaluasi setiap penanganan mereka terhadap pasien di UGD. Evalusai berupa cara penanganan mereka dan hasil pengobatan yang diterima pasien. Saat itu Vita sedang mempresentasikan kasus-kasus yang ia hadapi di UGD selama seminggu terakhir. Sedang Alvin yang duduk di depan nampak tak fokus, beberapa kali ia melihat layar iPhone, seolah menunggu pesan atau telepon dari seseorang.

“Bagaimana, Dokter? Apakah ada saran untuk kasus yang sedang saya hadapi? Saya belum menemukan solusi tepat untuk kasus seperti ini?” pertanyaa Vita seketika membuyarkan lamunan Alvin.

“Maaf. Aku sedang tidak fokus. Bisa kamu ulang kasus yang sedang kamu hadapi?”

Vita mengerutkan alis curiga, tapi segera ia mengangguk. Ia kembali memaparkan beragam penyakit yang membutuhkan penanganan kusus dari dokter spesialis. Ia berharap pemaparannya untuk yang kedua ini ditangkap Alvin dengan baik sehingga ia segera mendapat saran. Namun, kenyataan tak sesuai harapan. Sebelum Vita selesai menjelaskan, Alvin mendapat pesan dari Rafif dan melotot kaget ketika membaca pesan tersebut.

Dari: dr Rafif

Sudah kudapatkan data pasien yang kamu minta bulan lalu. Kecelakaan terjadi pada tanggal 12 Februari. Nama pasien yang masuk UGD adalah Novita Elsabat dan Faya Amalia. Pasien bernama Novita mengalami luka-luka dan ditangani oleh Dokter Haikal. Sedang pasien bernama Faya mengalami henti napas jantung, dan kamu yang memberi pertolongan pertama sebelum akhirnya penanganan utama diambil alih Dokter Thoriq.

Mendadak tubuh Alvin lemas, bahkan posisi duduk yang tadinya tegap telah merosot. Fokus pikirannya telah buyar, seolah tak ada para ko-as di hadapannya. Seperti takdir yang telah direncanakan. RJP enam tahun lalu dan seseorang yang ingin sekali ia temui ternyata adalah Faya. Tiba-tiba dadanya begitu berat dan sesak luar biasa, bahkan matanya berkaca-kaca. Ternyata Allah tak pernah mengabaikan doa-doanya selama ini.

“Dokter!” panggil Vita.

Alvin kaget, segera ia mengalihkan pandangannya pada Vita, lalu pada dua ko-as lain yang duduk di depan Alvin.

“Maafkan saya, nampaknya saya tidak bisa melanjutkan presentasi untuk saat ini. Saya kehilangan fokus karena suatu hal. Mungkin kita lanjutkan besok atau akan saya tentukan harinya selain hari ini.”

Vita dan dua teman ko-asnya hanya diam menatap Alvin.

“Sekali lagi saya minta maaf.”

“Sebenarnya ada apa, Dokter?” tanya Vita.

Cinta Selalu Punya Cara Untuk Pulang (Selesai) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang