Bab 33. Hilang

829 90 16
                                    

" *** ****, kau ! Kau benar-benar menjijikkan "

Deg

Raut wajah orang yang dipanggil barusan membeku setelah sebelumnya sempat tertawa seperti orang gila.

" Seharusnya aku yang berkata begitu. Karena kaulah, kau yang membunuh mereka. Bodohnya kau yang seorang kultivator tinggi tertipu olehku begitu saja. " Dia membalasnya, melempar kembali kesalahan berkedok penipuan yang dilakukan lalu kembali tertawa.

" Kau-

" Apa ?! Semua ini salahmu daozhang ! Jika saja kau tak ikut campur masalah keluarga Chan Ping itu semua ini tak akan terjadi "

Ah benar, fakta itu. Disanalah semua kesalahan bermula. Ia dan **** *** hanya ingin menegakkan keadilan. Jadi ini salahnya ?

Orang yang dipanggil daozhang itu menangis, bukan air mata biasa yang keluar melainkan darah. Setelah tertampar akan beberapa fakta termasuk sahabatnya juga terbunuh karena Suanghua pedang miliknya, Daozhang itu sangat terpukul.

Ia berpikir jika ia tak punya pilihan lain selain bunuh diri. Dengan pedangnya sendiri ia menggorok lehernya lalu terjatuh.

Hosh hosh hosh

Seorang lelaki tampan dengan wajah kecil terbangun dari tidurnya. Napasnya terdengar tak beraturan, ia lalu mengusap wajahnya yang basah karena keringat dingin dan juga air mata ?
Entahlah, sudut matanya basah. Apa ia menangis ?

" Mimpi mengerikan macam apa itu ? " ucap orang itu pelan.

Sudah beberapa hari terakhir ini ia bermimpi tentang kota kecil dengan bangunan kuno dan orang-orang yang memakai pakaian tradisional. Kadang ia akan bermimpi tentang hal yang cukup menyenangkan, atau beradu pedang dengan teman atau musuh.Tapi untuk yang tadi benar-benar diluar perkiraannya. Semuanya terlihat gelap hanya suara yang didengarnya dan itupun samar, bahkan nama pun tidak terdengar sama sekali olehnya kecuali panggilan daozhang yang tertuju padanya.

" Entah kenapa rasanya ada sesuatu yang hilang "
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

" Jiang Zongzhu, bisa kau jelaskan mengapa shijieku belum kembali ? " ucap Zichen kesal.

Hari sudah larut dan shijienya belum pulang sama sekali. Tentu membuat Zichen khawatir, Jiang Cheng bilang saat pulang siang hari tadi Wuxian ijin padanya untuk berjalan-jalan sendiri menikmati Yunmeng yang ia rindukan. Tapi sejak saat itulah Wuxian belum kembali.

" Hanya jalan-jalan, dulu dia suka seperti ini jadi wajar. "

Jiang Cheng hanya cuek menanggapi meski dia juga merasa cemas. Wuxian yang ia kenal adalah seseorang dengan ingatan paling buruk meski otaknya pintar. Wangji yang khawatir memutuskan untuk pergi menyusuri Yunmeng untuk menemukan Wuxian. Takut jika ternyata Wuxian lupa arah pulang dan tersesat. Sedangkan Zichen dia memutuskan untuk kembali ke kamarnya, mencoba percaya pada shijienya yang kini entah dimana.

Kembali lagi ke Wuxian

Setelah meminta ijin pada Jiang Cheng, Wuxian memutuskan untuk berjalan-jalan di sekitar Yunmeng. Kakinya secara tak sadar melangkah begitu saja sampai ke kota Yunping, kota di ujung wilayah Yunmeng. Meski wilayahnya sempit tapi bangunan pengawasnya cukup banyak juga.

Ia mendengar beberapa percakapan warga sekitar tentang kuil disini. Cukup aneh memang, mengingat di jaman ini kuil biasanya dibangun di daerah pegunungan bukan di kota seperti ini. Rasa penasaran menyelimuti Wuxian, ia bergegas pergi ke kuil yang dimaksud warga.

Baru saja satu kakinya melangkah ke pintu kuil dia melihat sesuatu yang berbeda. Bangunan kuilnya masih sama tapi digunakan dengan fungsi yang berbeda. Banyak hiasan yang tertempel disekitarnya, alunan musik dan gemerincing gelang kaki menggiring seorang wanita cantik berpakaian cukup terbuka tengah menari. Terlihat seperti...rumah bordil ?

Go Back ( Wei Wuxian x Lan Wangji ) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang