Bab 48. Akhir dari segalanya

977 57 15
                                    

Sudah setahun berlalu sejak Zichen kembali lebih dulu daripada kakaknya. Banyak hal yang sudah terjadi termasuk kehancuran perusahaan Wen yang membuat putra sulung Wen Rouhan itu pada akhirnya menyusul adik bungsunya.

Wen Rouhan sendiri mengeram marah, dia sudah mengerahkan segala usaha terbaiknya untuk mencari pelaku yang mengubrak-abrikan kehidupannya tapi tetap saja semuanya berakhir buntu. Semua yang dimilikinya kini telah hilang. Barang-barang mewah termasuk rumah, mobil dan sebagainya telah disita sebagai aset negara atas bukti segala kecurangannya dalam berbisnis. Kini hanya tersisa seorang pria tua hancur yang kehilangan keluarganya bukan lagi pebisnis sukses Wen Rouhan.

Mungkin inilah yang dibilang kesialan atau karma yang terbalas. Wen Rouhan yang jatuh juga turut menyeret ibu Wei Wuxian, Cangse Sanren yang merupakan kekasih gelapnya selama ini. Bukti kejahatan yang dilakukan oleh para Wen juga mengarah pada kasus kecelakaan yang dialami oleh Wei Wuxian dan Wei Zichen.

Hal ini tentu ada sangkut pautnya dengan Cangse karena ia sendirilah yang meminta bantuan pada para Wen untuk menyingkirkan putrinya. Belum lagi hal-hal lain yang dilakukan oleh Cangse Sanren dibelakang suaminya.

Nama Cangse Sanren dalam dunia permodelan mungkin telah lama meredup dan terganti dengan status Nyonya Wei. Perusahaan besar yang tak kalah dari perusahaan Wen. Tak ayal dengan statusnya itu turut membuat nama butik sang ibu, Baoshan Sanren semakin melejit dikalangan para orang kaya. Tapi karena kejadian ini, semua hal busuk yang dilakukan oleh Cangse Sanren turut terkuak. Butik sang ibu juga tak bisa menghindar. Para investor langsung menarik investasinya dan menyebabkan butik itu gulung tikar.

Akibat ulah Cangse Sanren pula perusahaan Wei tengah dilanda kekacauan. Fondasinya hampir goyah dan Wei Changze tengah mati-matian berjuang untuk mempertahankannya. Setiap hari awak media menunggu seolah tak lelah demi mendapat secuil berita apapun terkait perusahaan itu. Hampir setengah dari para investor menarik investasinya dan ada pula yang berusaha menggulingkannya. Disaat itulah perusahaan Xi Tech datang menggulurkan tangan. Meawarkan kerjasama yang membuat Wei Changze sempat tak percaya.

Xi Tech adalah salah satu perusahaan yang paling sulit dan jarang mengajak kerjasama. Perusahaan itu bergerak dalam bayang-bayang dan dengan cepat menggulingkan perusahaan lain. Wei Changze menaruh waspada, ia tak percaya pada perusahaan itu yang tiba-tiba mengajak kerjasama.

Ini tebakan kasarnya tanpa bukti. Apakah semua kekacauan yang akhir-akhir ini terjadi adalah ulah perusahaan Xi Tech ?

Jika memang benar adanya, lantas kenapa ?

Sebuah ketukan langkah kaki yang bergerak mantap terdengar memasuki ruang dimana Wei Changze dan seorang pria bernama Yubin berada. Yubin berdiri dan membungkuk dengan sopan kala dua orang memasuki ruangan tersebut.

“ Selamat datang nona dan tuan muda. “
Wei Changze terperangah. Dia yakin tak salah mengenali kedua orang yang baru masuk itu.

“ Ka-kalian ! “

“ Halo, Papa. “

“ Apa maksudnya ini ? “ tanya Wei Changze, maniknya menatap pada sang putri yang tengah duduk santai dengan pandangan kosong.

“ Wakilku sudah menjelaskannya bukan ? Aku tak mau buang-buang energi untuk menjelaskannya lagi. “ nadanya datar dan setiap kata-katanya diucapkan dengan cepat seolah dia ingin segera pergi dari sini.
Wei Changze menarik nafasnya lelah. Dia memandang kembali sang putri dengan pandangan sendu. Kapan terakhir kali ia melihat putrinya sedekat ini ?

“ Kau yang melakukannya bukan ? “ tanya kembali Wei Changze.

“ Ambigu sekali, katakan saja dengan jelas. “

Go Back ( Wei Wuxian x Lan Wangji ) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang