Bab 24. Potongan mayat lain

990 99 20
                                    


Malam panjang itu masih berlalu, Wangji yang membawa Wuxian dengan gendongan ala bridal style itu menurunkannya setelah sampai didalam sebuah ruangan di penginapan. Terlihat seseorang yang tengah duduk disana ketakutan, Nie Huaisang, seseorang yang sempat dkejar Wangji saat dibukit Xinglu.

Wuxian kemudian menginterogasi Huaisang tentang hal apa saja mengenai Bukit Xinglu itu, Huaisang awalnya memang sempat ragu untuk menceritakannya, tapi mengingat ada penjaga kuat dibelakang wuxian yang tengah menatapnya dingin juga membuatnya takut dan terpaksa menceritakannya.

Memang hanya Wuxian lah yang sedari tadi melontarkan pertanyaan, berbeda dengan Wangji yang hanya diam sembari mendengarkan dan sesekali memberikan tatapan pada Huisang bila anak itu tak mau menjawab pertanyaan Wuxian. Dengan jahil, Wuxian menarik kipas yang tengah dipegang Huaisang, ia kenal kipas itu, kipas kesayangan huaisang sejak mereka masih sekolah bersama di Gusu.

Setelah semua pertanyaan telah terjawab, Huaisang ijin keluar, sepertinya ia tak tahan sejak tadi lalu meminta kembali kipas yang berada di Wuxian. belum sempat tangannya menarik kipas itu, Wuxian telah menjauhkannya sedikit dari Huaisang dan mengamati gambar yang terlukis di sisi satunya kipas itu. Wuxian memuji lukisan di kipas itu, dengan kata-kata yang sama milik Huaisang saat anak itu memamerkan kipas ini pada  Wuxian. Huaisang sedikit tersentak lalu tersenyum tipis dan mengambil kipasnya kembali seraya berterimakasih pada Wuxian karena paham akan lukisan di kipasnya yang jarang orang tahu.

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

Disisi lain, kini Zichen beserta Sizhui dan Jingyi tengah berada di dalam sebuah penginapan, dekat tempat tinggal Jiang Cheng. Mereka sengaja  menginap tak jauh disana agar ketika Jiang cheng pulang mereka bisa segera menemuinya dan memberikan surat titipan Wuxian. Perjalan dari Gusu ke Yunmeng itu cukup jauh, mereka bahkan baru sampai siang tadi dan mendapati kabar bahwa Jiang Zongzhu tengah tak ada disana.

Zichen yang mendengar itu kesal seketika dan mengeluarkan sumpah serapah bagi Jiang Cheng, utnung saja mereka tengah tak berada di Gusu karena bila Lan Qiren mendengar Zichen berkata kasar mungkin orang itu akan jantungan seketika mengingat Zichen adalah salah satu murid kesayangannya.

Zichen tengah diam saat ini setelah makan malam bersama didalam penginapan itu, mengundang kebingungan bagi Sizhui dan Jingyi mengingat tadi Zichen lah yang tak bisa diam.

" Zichen Gongzi, apa ada sesuatu ? " tanya Sizhui pada Zichen yang sedang diam saja.

" Diamlah " jawab Zichen singkat membuat Sizhui tak bertanya lebih lanjut, sedangkan Jingyi yang akan protes mulutnya langsung dibekap oleh Sizhui agar diam. Pikir Sizhui mungkin saat ini Zichen tengah memikirkan sesuatu dan tak ingin diganggu.

' Jie, jie, Xian jie ' panggil Zichen melalui telepatinya.

Belum ada jawaban sejak ia memanggil tadi, tapi Zichen tak menyerah, ia berusaha menghubungi Jiejie nya kembali melalui telepati. Telepati jarak jauh ini diajarkan oleh Wuxian, jadi bila ada apa-apa saat mereka berada di jalan yang berbeda, mereka masih bisa berkomunikasi.

' Zichen, ada apa ? ' jawab Wuxian melalui telepati, rasa senang merambat di wajah Zichen karena telah berhasil menghubungi Shijie kesayangannya.

' Kau dimana ? Apa masih di Qinghe ? ' tanya Zichen yang dibalas kekehan ringan Wuxian lalu menjawabnya dengan sabar.

' Masih di Qinghe, ada apa ? Suaramu terdengar sedang kesal pada seseorang ' tebak Wuxian meski ia sudah tahu pasti kenapa Zichen kesal.

' Huh, kau selalu saja tahu. Kucing garong itu tak ada disini, menyebalkan sekali, sudah capek-capek tapi tidak ada ' sungut Zichen mengadu pada Wuxian.

Go Back ( Wei Wuxian x Lan Wangji ) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang