Bab 28. Nostalgia Yunmeng

1K 97 10
                                    

Malam semakin larut, terlihat seorang pemuda berjalan memasuki kediaman Lian Hua Wu. Wajahnya terlihat lelah dengan baju basah yang masih melekat ditubuhnya.

" Bagaimana ? " tanya Jiang Cheng yang berdiri tepat di pintu masuk

" Kau dendam padaku ya sampai melemparku ke sarang iblis air " jawab pemuda itu sarkas dan menatapnya dengan tajam.

" Mungkin, masuklah dan ganti bajumu cepat" jawab Jiang Cheng remeh lalu berbalik memasuki kediamannya, meninggalkan pemuda yang tengah menekuk wajahnya kesal.

'Dasar pemimpin gila' umpatnya dalam hati

Pemuda itu adalah Zichen, belum ada seminggu ia menjadi murid Jiang Cheng atas titipan shijienya sudah dibuat kesal berulang kali. Mungkin ini juga bayaran atas kelakuannya yang membuat pemimpin Jiang itu selalu naik darah, jadi Jiang Cheng membalasnya dengan melemparkannya pada tugas berbahaya.

Hari itu ia disuruh menangkap Ayam Pegar di hutan sekitar Yunmeng menggunakan panah, ia tak pernah memegang atau belajar panah sebelumnya jadi dirinya kesulitan. Jiang Cheng memang mengajarinya tapi diiringi dengan kata-kata menusuk yang keluar, membandingkan antara dirinya dengan sang Shijie.

Zichen mencoba untuk bersabar menghadapi sifat Jiang Cheng dan segala omongan menyebalkannya itu lalu membalas dengan kejahilan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Zichen mencoba untuk bersabar menghadapi sifat Jiang Cheng dan segala omongan menyebalkannya itu lalu membalas dengan kejahilan. Untung saja ia cepat belajar meski hasilnya belum sebagus shijienya, sisanya hanya latihan biasa meski latihan miliknya lebih menyiksa 2 kali lipat dibanding murid Jiang lainnya. Dan malam ini sebenarnya Jiang Cheng dan Zichen tadi berjalan bersama sembari mengontrol keadaan sekitar.

Jiang Cheng yang melihat danau sekitar Yunmeng tersenyum miring lalu melempar Zichen begitu saja dan menyuruhnya untuk membereskan iblis air yang ada. Zichen memberikan sumpah serapahnya pada Jiang Cheng, tapi sepertinya pemimpin Jiang itu tak peduli dan kabur dari sana dengan tawa menggelegar.

Zichen sebenarnya ingin naik, tapi merasakan sekitar danau ini ada hal aneh jadi ia memutuskan untuk membersihkannya. Butuh waktu cukup lama karena mahluk itu seolah tak ada habisnya. Ia kembali larut malam dengan keadaan basah kuyup lalu disambut oleh pria menyebalkan yang melemparnya tadi.

Zichen kini nampak segar setelah mandi dan mengganti pakaiannya, sudah larut tapi ia belum mengantuk walau tubuhnya lelah minta untuk diistirahatkan. Zichen memutuskan untuk berjalan mengelilingi kediaman ini, dan dibelakang sana ia menemukan Jiang Cheng tengah termenung menatap pemandangan depannya yang berisi ratusan bunga teratai yang tengah mekar.

Jiang Cheng yang merasakan ada seseorang yang mendekat sengaja diam membiarkan orang itu.

" Tidur sana " ucap Jiang Cheng pada Zichen yang telah berada disebelahnya.

" Harusnya itu kalimatku " jawab Zichen lalu ikut menatap bunga teratai yang memenuhi bagian belakang kediaman Jiang itu.

Jiang Cheng beranjak pergi dari sana, tubuhnya lelah setelah seharian melakukan ini dan itu lalu menyelesaikan banyak dokumen.

Go Back ( Wei Wuxian x Lan Wangji ) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang