Bab 43. Kembali

497 54 22
                                    

" Jie, kenapa kita disini ? Kita tidak pulang ? " tanya Zichen heran.

Wei Wuxian menengok, memukul pelan tubuh Zichen, " Kapan aku bilang kita akan pulang ? "

" Oh iya, tapi tempat ini... "

Zichen melihat ke sekitar. Tempat yang kacau dan mati. Sampah-sampah berserakan. Uang kertas untuk orang mati berhamburan di tanah. Boneka-boneka kertas sebagai perwujudan mayat juga ada dimana-mana.

Kota Yi. Di sanalah mereka berada.

" Aku punya janji. " ucap Wei Wuxian.

Mereka berjalan ke suatu tempat dengan Wei Wuxian yang memimpin. Letaknya cukup di ujung. Meski bisa dibilang itu satu-satunya tempat yang cukup rapih daripada yang lain. Ada pembatas pintu yang cukup tinggi, katanya untuk menahan pergerakan mayat ganas, Yao atau sejenis apapun itu.

Zichen melihat ada banyak peti yang ada didalam tempat ini. Rumah duka, begitulah pikirnya.

Mereka masuk, menuju ke salah satu peti mati yang tertutup lebih rapi dengan jimat disekelilingnya.

Wei Wuxian mengelus pelan peti mati itu. Tak lama ada 3 orang yang bergabung bersama. 2 laki-laki dan 1 gadis buta (?) yang membawa tongkat bambu.

" Kalian datang. " sapa Wei Wuxian.

" Apa dia adikmu, Wei-qianbei (senior) ? " tanya seorang pria dengan penampilan yang cukup acak-acakan.

" Ya. "

" Wei-guniang. " sapa dua lainnya, mengabaikan pria acak-acakan itu yang langsung menyelinap ke arah Wei Wuxian.

Wei Wuxian menerima salam itu, mengalihkan perhatian pada Xue Yang. " Kau membawanya ? "

" Ya, walau sangat sulit mencarinya dan....hanya sedikit yang kami temukan. " adunya lemas sembari menunjukkan kantong perangkap roh.

" Tidak apa-apa. Mungkin dia tak akan sempurna karena tidak lengkap. Apa kalian keberatan ? " tanya Wei Wuxian.

" Selama dia kembali. Itu sudah lebih dari cukup. " jawab pria lain yang memakai jubah biru tua dengan aksen unggu. Song Lan.

Dua yang lainnya mengangguk.

" Daozhang tidak akan menjadi mayat ganas seperti jend-hmmpphh " celetuk seorang perempuan buta, A-Qing yang langsung dibekap oleh Xue Yang.

" Nah, kau pikir saja dulu. Apakah aku setega itu untuk merubah pamanku sendiri ? " balas Wei Wuxian dengan seringainya yang khas.

Zichen menoleh ke arah kakaknya, " Sungguh, apa yang kalian bicarakan ini ? Paman ? Pamanmu yang mana Jie ? "

" Paman kita Zichen. " jawab Wei Wuxian sembari beralih ke peti mati itu.

Wei Wuxian membuka petinya dengan dorongan energi spiritual. Tutup peti mati itu terbuka, debu disekelilingnya ikut terbang, menutupi sebentar sebelum mengungkapkan apa yang ada di dalam peti.

" Hah ? Paman ?! " teriak Zichen.
Ia terkejut melihat tubuh yang terbaring itu adalah pamannya sendiri, Xiao Xingchen.

Zichen bisa mengenalinya dengan mudah karena ia dan kakaknya sangat akrab dengan Xiao Xingchen, adik dari ibu Wei Wuxian.

" Zichen, kau masih ingat dengan susunan yang pernah kukerjakan itu ? " tanya Wei Wuxian.

Susunan yang dimaksud adalah susunan yang pernah dikerjakan Wei Wuxian selama waktu luangnya. Zichen pernah melihat sekilas susunan itu dan mempelajarinya langsung selama kakaknya berada di Yunmeng kemarin.

" Ya. Mau digunakan untuk ini rupanya ? "

" Benar, syaratnya adalah kekuatan yang besar sekaligus 2 orang yang memiliki ikatan keluarga dengannya. " jawab Wei Wuxian.

Go Back ( Wei Wuxian x Lan Wangji ) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang