Bab 42. Sebuah pilihan

461 63 9
                                    

Zichen berhasil membawa pulang Wei Wuxian dari atas. Ralat, sebenarnya, Zichen membawa kabur kakaknya dari omelan Yang Mulia Agung yang akan menahannya untuk beberapa 'perbaikan' yang tentunya memakan waktu.

Zichen membuka matanya usai kembali dari atas, segera ia mencari tubuh sang kakak yang terbaring tak jauh darinya. Mereka masih di kuil dan langit masih gelap.

Tempat terdekat adalah Yunmeng Jiang. Mereka semua pergi kesana untuk beristirahat dan menyusun rencana untuk esok hari. Wei Wuxian sendiri mendapatkan kamarnya, kamar lama miliknya di sekte ini.

Ketukan di pintu membuatnya beralih. Dia membuka pintu dan melihat Lan Wangji ada disana, menenteng 3 kendi arak teratai. Wei Wuxian tertawa kecil melihat sosok yang disebut agung itu menenteng kendi arak yang selalu ditolaknya dengan keras dulu.

Dia mempersilahkan Lan Wangji masuk. Menggodanya dan meminta untuk menjadi teman minum. Camilan pelengkapnya adalah biji teratai. Wei Wuxian berbicara kenangan yang ia buat disini. Tentang mencuri biji teratai di sungai, mencari buah jujube, menangkap burung pegar dan memanggangnya, meminum arak di perahu lalu tertidur dan membiarkan dirinya mengapung di atas perahu kemanapun itu pergi.

Ketika Wei Wuxian bercerita, Lan Wangji sudah memejamkan matanya. Mode tidur sebelum mabuk adalah ciri khas Lan Wangji.

Wei Wuxian menoel-noel pipi Lan Wangji. Berada di depannya untuk melihat dengan jelas struktur wajah itu dan menarik kedua sisi bibir Lan Wangji agar membentuk sebuah senyuman. Sayang saat itu Lan Wangji langsung membuka matanya yang membuat Wei Wuxian terlonjak kaget.

Dia ditarik oleh Lan Wangji keluar. Pergi ke tempat yang sunyi dan mengarah ke kandang ayam. Lan Wangji memicing ketika melihat dua ayam, membuatnya pingsan lalu memberikannya pada Wei Wuxian.

" Lan Zhan... Jangan bilang kau mau melakukan semua hal yang pernah kulakukan itu ? "

Lan Wangji masih bergerak ke sana kemari. Beruntung pohon jujube tak jauh dari sana dan Lan Wangji langsung memetiknya, menggunakan bagian bajunya sendiri untuk menampung buah itu dan menunjukkannya pada Wei Wuxian. Dia kemudian beralih pada batu besar, mengukirnya dengan bichen dan bertuliskan 'Lan Wangji dan Wei Wuxian pernah kemari'

Wei Wuxian terbengong karena tingkah laku Lan Wangji yang parah ini. Dia bertanya dalam hati, apakah sikap ini adalah wujud stress karena pengekangan 4000± aturan itu ?

Pada akhirnya Wei Wuxian mengikuti segala tingkah gila Lan Wangji semasa mabuk sampai ia kembali tertidur. Wei Wuxian berjuang untuk membawa tubuh Lan Wangji yang lebih besar darinya. Dia melepaskan sepatu, jubah, ikat dahi, maupun hiasan di kepalanya itu sampai hanya menyisakan Zhongyi dan menarik selimut sampai dada.

Dia menepuk pelan Lan Wangji sebelum keluar dari kamarnya. Baru saja membuka pintu, dia dikejutkan oleh kehadiran Lan Xichen.

" Lan Zongzhu ? "

" Wei-guniang. " sapa balik Lan Xichen.

Lan Xichen kemudian melirik ke arah adiknya berada, " Wei-guniang, sebelum pergi. Apakah kau ingin tahu darimana asalnya bekas cambuk dan bakaran pada tubuh Wangji ? "

Batin Wei Wuxian menjerit bahwa dia tahu. Dia tahu rentetan kejadian itu bahkan hukuman dari dewa yang akan menjadikan Lan Wangji abadi untuk menyaksikan satu demi satu keluarga atau kenalannya mati. Tapi Wei Wuxian menarik senyum pahit, berpura-pura tidak tahu dihadapan seorang Lan yang sangat peka.

" Apa ada hubungannya denganku ? "

Sebuah kilas balik seolah terputar kembali. Hari dimana pengepungan kedua untuk memusnahkan sisa Wen dan Yiling Laozu itu sendiri.

" Saat itu, di Bu Ye Tian, anda dikendalikan oleh Yin Hufu dan kehilangan akal sehat. Wangji terluka parah tetapi masih berusaha untuk membawamu pergi. Ketika kami akhirnya menemukan kalian, Wangji terus berbicara denganmu dengan suara kecil. Sedangkan sejak awal sampai akhir, kah hanya mengulangi satu kata yang sama padanya... "

Go Back ( Wei Wuxian x Lan Wangji ) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang