BAB 7. SOMETHING I DON'T UNDERSTAND

303 57 3
                                    

Loudi menautkan jemarinya di bawah dagu, menatap layar televisi tanpa minat. Pikirannya melanglang jauh entah ke mana, membayang banyak hal hingga akhirnya kembali pada sosok itu lagi. Dita. Perempuan yang banyak menyedot perhatiannya semenjak tinggal seatap sebulan lalu.

Ia tak tahu kenapa, dulu ia bisa memacari cewek lebih dari tiga dalam seminggu, tapi sekarang, entahlah ke mana perginya hobi itu. Ia merasa tak lebih minat dari sebelum-sebelumnya semenjak ada cewek itu di hidupnya.

Dan rasanya sesuatu yang tak ia mengerti dalam dirinya semakin jelas terlihat saat melihat cewek itu bersama orang lain, terutama Taeyong, orang yang cukup memiliki track record sama sepertinya dulu di sekolah lama. Ia mencemaskan sesuatu dan merasa.

Dita akan menjauh darinya.

Apalagi sekarang cewek itu belum kunjung pulang. Dia pasti sangat kecewa dengan Loudi karena ia lebih memilih bersama Jinny ke kantin, padahal ia sudah tau jika Dita masih perlu menyesuaikan diri di sekolah barunya.

"Hhaaah ... Sialan, Dita!" umpatnya mengusap muka dan menjatuhkan dirinya di sofa, berguling-guling tak jelas. Hingga bunyi langkah kaki di dekatnya membuat cowok itu bergegas bangun dari posisinya.

"Dari mana aja lo?" tanya Loudi sinis.

Dita menoleh sejenak demi menemukan ekspresi nyolot dari cowok itu yang membuatnya kesal, sangat kesal sampai-sampai Dita lelah dan memilih untuk kembali melangkah ke anak tangga.

Loudi beranjak kemudian menahan tangan Dita sampai tubuh cewek itu ikut terbawa kekuatan tangannya. "Gue yang harusnya nanya itu ke lo, lo ke mana waktu gue ke kelas?" tanya Dita balik, kesal namun ia lelah untuk meladeni sikap menyebalkan Loudi. "Nggak usah jawab, gue udah tau jawabannya," cegah Dita lebih dulu lalu kembali bersiap untuk melangkah.

"Lo pulang sama Taeyong?" tanya Loudi tanpa ragu.

Dita menatap Loudi lagi yang masih menggenggam pergelangan tangannya. "Kalo iya kenapa?! Toh, lo udah punya pacar. Dia pasti butuh lo buat antar jemput ke sekolah. Gue juga gak mau dicap PHO antara lo sama dia!" jawab Dita sambil menghempas lengan Loudi kasar. Respon yang tak diduga-duga oleh cowok itu sehingga ia melepaskan cengkraman tangannya begitu saja.

"Oh, kalo gitu lo tinggal aja sekalian sama Taeyong biar antar jemputnya gampang. Syukur-syukur gak ngabisin persediaan makan lagi di sini, kasian kalo eomma harus tiap hari beli persediaan makanan di minimarket," ucap Loudi dengan santainya saat tubuh Dita bersiap pergi meninggalkannya.

Loudi mengerjapkan mata melihat punggung Dita tiba-tiba bergetar hebat, tak jadi melangkah karena ucapannya.

Terdengar isakan lirih dari bibir cewek itu, sukses menyalurkan guncangan pada dada Loudi yang ikut merasa sesak. Sedetik kemudian, Dita melemparnya dengan tas di punggung cewek itu.

Loudi mendesah akibat dari dadanya yang mencelus melihat buliran air di mata Dita yang siap tumpah saat itu juga. Selanjutnya Dita langsung memutar arah dan berlari ke luar dari rumahnya.

"Dita!"

Loudi menatap nanar punggung cewek itu yang menghilang dari balik pintu rumah. Menelan salivanya susah payah, Loudi seolah baru menyadari apa yang baru saja ia lakukan.

Kenapa susah sekali menyingkronkan apa yang ada di hatinya dan yang keluar dari mulutnya?

⚠️💕⚠️

Dita berjalan tak tentu arah, mengikuti ke mana saja langkah kaki membawanya pergi. Sebenarnya ia baru pertama kali keluar dari rumah tanpa seseorang membantunya seperti Loudi. Ia jadi merasa sedikit kikuk dengan lingkungan di sekitarnya. Bayangan kota Jakarta juga membuatnya semakin gundah berada di luaran kota Seoul.

Fan Fict : DANGEROUS IN LOVETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang