Dita menutup pintu rumah perlahan, berdiam diri sejenak, menyenderkan punggungnya sambil kedua tangannya menyentuh dada seolah menahan gejolak dalam dirinya yang sulit dihentikan. Debaran itu masih ada dalam jantungnya, menggebu-gebu kegirangan mengingat statusnya dan Taeyong yang kini resmi berpacaran.
Ingatan saat di pantai tadi, sikapnya di depan Taeyong yang jika diingat-ingat mampu membuat bulu kuduknya merinding. Siapa sangka dirinya bisa bersikap demikian di depan Taeyong? Membalas confess lelaki itu dengan meyakinkan statusnya yang masih sendiri. Ah tidak! Rasanya sangat memalukan.
Dita tak bisa membayangkan ekspresi Taeyong di kelas nanti, karena entah kenapa ia merasa seperti ada ribuan kupu-kupu yang berterbangan di perutnya saat itu juga.
"Dita."
Dita menoleh ke asal suara dan mendapati eomma tengah berjalan ke arahnya, eomma memegang secangkir kopi di tangannya. Terlihat baru saja dari dapur.
"Eomma. Maafin Dita eomma, baru pulang jam segini!" ucap Dita sambil menyatukan telapak tangannya di depan dada, memasang ekspresi memelas yang justru terlihat menggemaskan.
"Loh? Emang Dita dari mana?" tanya eomma khas dengan nada keibuannya.
Dita menggigit bibir bawahnya, melirik kanan-kiri, menandakan bahwa ia ragu atau lebih tepatnya bingung untuk menjawab pertanyaan eomma. "Dita abis ketemu sama temen eomma." Jawaban yang bagus Dita! batin Dita. Tujuan Dita sejak awal, kan memang bertemu Jinny di sekitaran distrik gangnam.
"Ohhh ...."
Dita mengerjap melihat respon eomma yang tak terlihat marah atau bersiap menceramahi Dita seperti biasa mamahnya lakukan. "Eomma gak marah?" tanyanya menaikan pupilnya ke atas menatap eomma sambil bibirnya terlipat ke dalam.
"Enggak. Eomma juga baru pulang tadi. Justru eomma wajarin kamu keluar karena emang eomma gak bisa di rumah di hari libur ini, gak bisa masakin kalian berdua makan siang," jelas eomma yang entah kenapa membuat Dita terenyuh. Selama ini eomma selalu baik pada Dita dan itu membuat Dita tetap tak enakan karena keluar tanpa seijin eomma.
"Maafin Dita ya, eomma?" pinta Dita lagi.
Eomma tersenyum lembut. Melihat Dita yang sepertinya tak pernah berubah dari dulu, selalu bertingkah polos dengan perasaan bersalahnya.
"Iya. Kamu udah makan belom?" tanya eomma.
"Udah eomma sama temen." Dita mengikuti eomma beranjak dari tempat, Eomma memilih untuk duduk di sofa, sedangkan Dita segera mengambil air hangat di dapur untuk dirinya.
Dita teringat seseorang. "Loudi udah pulang eomma?" tanyanya menghampiri eomma.
Eomma menoleh ke Dita, yang sebelumnya tampak fokus pada siaran di televisi. "Loh? Loudi emang keluar juga?" tanya perempuan paruh baya itu.
"Iya. Jadi Loudi bilang dia mau makan di rumah temennya malam ini, bareng keluarganya." Dita menambahkan dua kata terakhir. Dita berniat untuk memberitahu bahwa Loudi dekat dengan perempuan sekelasnya dan seringkali makan malam bersama.
"Tapi motor dia ada di rumah loh, Dit. Makannya eomma nanya balik kamu, karena dari eomma pulang motor Loudi udah ada di carpot."
Dita mengernyitkan alis. Loh? Bukannya ini masih tergolong sore, ya, buat menyudahi makan malam? batin Dita tak mengerti. "Tapi bener kok, eomma, tadi siang Loudi ditelpon temennya, diajak buat makan di rumah." Dita masih berusaha meyakinkan eomma jika lelaki itu keluar beberapa waktu yang lalu.
"Emang temannya siapa? Cewek atau cowok?"
"Cewek, eomma."
Eomma hanya tersenyum setelah mendengar jawaban Dita. "Kamu cemburu ya, Dit?" goda eomma.
KAMU SEDANG MEMBACA
Fan Fict : DANGEROUS IN LOVE
FanfictionDita harus merelakan dirinya menuntut ilmu di negeri ginseng Korea demi menyelamatkan pendidikannya yang dipastikan tak bisa lagi ia lanjutkan jika memaksa untuk tetap tinggal di negara asalnya. Sialnya ia kembali dipertemukan dengan sosok cowok yan...