"Taeyong-ssi, memangnya aku mirip kungkang, ya?" Dita masih saja protes masalah helm pemberian kekasihnya. Perempuan itu baru saja melepas helmnya setelah sampai di rumah sakit tempat eomma Taeyong dirawat.
Taeyong tertawa melihat ekspresi Dita yang memberenggut memperhatikan karakter Sid di helmnya. "Hey, ayolah, Dita, ini lucu," balas lelaki itu.
"Tapi aku tak sehiperaktif dia, Taeyong-ssi," balas Dita menatap lelaki itu. Dita tahu karakter Kungkang dalam serial itu sangatlah aktif, ke sana ke mari, berbicara ini dan itu, yang kebanyakan hanyalah omong kosong. Dita rasa karakter dirinya tak seperti itu.
"Bukankah di realita, kungkang tak seperti itu?" Taeyong sedikit membungkuk, menurunkan sedikit kepalanya dan menatap Dita dengan kepala miring.
"Jadi maksudmu aku ini lambat, seperti Kungkang dalam realitanya?" tanya Dita memberanikan dirinya untuk berekspresi kesal.
"Hey, kau tidak bisa menyimpulkannya seperti itu. Begini, mmm ... Anggap saja Kungkang ini ... Hewan yang tenang, meski begitu dia bisa melindungi dirinya sendiri tanpa perlu bersikap seolah-olah kuat. Kau mengerti, kan?" jelas Taeyong sambil kedua telunjuknya melubangi pipi di mana lesung Dita akan muncul.
Dita menghela napasnya. "Baiklah," responnya kemudian sambil menatap wajah bak malaikat itu dari jarak yang cukup dekat. Dita tak bisa menyela lagi disaat jantungnya mulai berdebar mengenaskan, hanya dengan melihat paras Taeyong, yang menurutnya seperti tidak nyata. Saking tampannya.
"Hey, mana senyummu? Kau bilang ingin menemui ibuku? Kau harus banyak tersenyum untuk mengalirkan energi positif pada ibuku," ucap Taeyong masih dengan melubangi lesung pipi Dita.
Dita spontan tersenyum yang menurut Taeyong sangatlah candu. Ia langsung mengubah gerakan tangannya menjadi mencubit pipi Dita dari dua sisi lalu membawa perempuan itu masuk ke area rumah sakit.
Taeyong merasa mendapat kekuatan sekarang dari Dita, membangkitkan separuh dari ketegaran dalam dirinya yang sudah lama hilang semenjak eommanya dinyatakan menderita penyakit.
Harapan besar Taeyong ketika eommanya sadar nanti, ia ingin mengenalkan Dita pada eommanya, memberitahu perempuan yang paling ia sayangi itu bahwa seseorang telah mengembalikan senyumnya, senyum yang tak pernah keluar lagi semenjak keretakan hubungan ayah dan ibunya. Dan seseorang itu adalah Dita.
Taeyong dan Dita sampai di depan kamar eomma. Kali ini tak ada lagi genggaman erat dari tangan lelaki itu, seperti saat pertama kali Dita datang ke sini, genggaman tangan Taeyong sekarang terkesan lebih lembut dan membawa kehangatan pada diri Dita.
Taeyong memutar knop pintu lalu menekannya ke dalam. Kehadiran seseorang yang tak pernah ia duga-duga sebelumnya berhasil membuat langkah kakinya tertahan.
Dita yang sedang terbawa euforia pun ikut menghentikan langkah saat menyadari genggaman di tangannya kembali mengerat. Dita menoleh, menatap wajah Taeyong yang kini berubah mengeras.
"Appa," gumam Taeyong. Dita yang mendengarnya spontan mengikuti arah pandang lelaki itu dan benar saja apa yang dipikirkannya, seseorang yang sepertinya Appa dari lelaki itu ikut menoleh setelah gumaman lirih dari balik punggungnya.
"Taeyong-ahh," ucap pria berperawakan atletis itu. Rambut yang mulai ditumbuhi uban itu seolah tak berarti apa-apa selain umur yang kian beranjak senja, wajah tampan Taeyong sudah pasti warisan darinya.
Aksi saling tatap itu tak berlangsung lama karena setelahnya pria itu beralih menatap seorang perempuan di sebelah anaknya itu. Hal yang belum pernah ia temui sebelumnya dari Taeyong.
Menyadari tatapan ayahnya pada Dita, sorot mata yang tak jauh berbeda saat ayahnya menatap eommanya, membuat Taeyong semakin mengeratkan genggamannya pada perempuan di sebelahnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Fan Fict : DANGEROUS IN LOVE
FanfictionDita harus merelakan dirinya menuntut ilmu di negeri ginseng Korea demi menyelamatkan pendidikannya yang dipastikan tak bisa lagi ia lanjutkan jika memaksa untuk tetap tinggal di negara asalnya. Sialnya ia kembali dipertemukan dengan sosok cowok yan...