Soodam, Lea dan Denise sedang berada di kelas mereka, menghabiskan waktu istirahat yang masih tersisa setelah ketiganya dengan sengaja memberi waktu berdua buat Loudi dan Jinny di kantin. Ah ... Sungguh, sebenarnya mereka sangat iri lahir dan bathin melihatnya, meski tak begitu dengan Denise yang kelihatan enjoy saja.
"Lea, sepertinya kita juga harus segera mencari seorang pria tampan berkuda besi seperti Loudi. Untuk mengantisipasi evolusi nyamuk nanti ketika mereka sudah resmi pacaran. Mereka akan mempunyai dunia sendiri kau tahu? Dan kita tidak bisa sembarangan masuk ke dalamnya," celoteh Soodam yang duduk di bangku paling belakang sambil menopang dagunya dengan tangan, begitu pun Lea yang duduk di sebelahnya, sama lesunya dengan Soodam.
Denise yang duduk di atas meja di depan Soodam menoleh ke perempuan itu, ekspresinya menunjukan seolah Soodam adalah makhluk paling menggelikan. "Kau ini terlalu berlebihan, Jinny tak akan begitu jika memang nanti mereka berpacaran, ia masih tau diri untuk membagi waktu bersama temannya. Lagian aku tak yakin mereka akan seperti yang kau pikirkan." Denise memainkan kakinya ke depan dan belakang.
Mendengar ucapan Denise spontan membuat Lea dan Soodam menoleh tak mengerti. "Apa maksudmu?" tanya keduanya bersamaan.
Soodam lantas menatap curiga ke Denise. "Jangan bilang kau tak menyetujui hubungan mereka, Denise. Kau tahu, kan bagaimana Jinny menyukai Loudi sampai kejadian kemarin itu? Jadi, aku minta kau tak menghalang-halangi!" tegas Soodam menatap temannya itu penuh peringatan, begitu pun Lea yang mengangguki ucapan Soodam.
Denise menghela napas mendengar ucapan Soodam yang penuh penekanan itu. ia jadi teringat kejadian di taman waktu itu, di mana Dita dikerumuni preman dan Loudi menolongnya. Lelaki itu bahkan tak memberi ampun preman itu dengan mematahkan beberapa jari mereka.
Lalu kejadian tadi di kantin. Ia melihat semuanya. Loudi yang memperhatikan Dita, dan Dita yang memperhatikan Loudi setelahnya. Tatapan mereka ... "Haaah ... Hanya saja Aku tak bisa melihat Jinny menangis lebih dari kemarin," gumam Denise pelan.
"Apa maksudmu? Bukankah kejadian klise tadi sudah menunjukan kalau mereka itu dekat dan mulai ada tanda-tanda akan berpacaran? Bagaimana mungkin Jinny akan menangis lagi dengan Loudi jika progres mereka saja berjalan baik."
"Aku takut Loudi hanya menjadikan Jinny sebagai pelarian," ungkap Denise kali ini menatap Soodam datar.
Soodam masih menampakan ketidakpahamannya dengan alis saling bertatut. Denise menghembuskan napas. Haduuh, Soodam ini paling rajin koar-koar, terlihat seperti suka membully, tapi sebenarnya perempuan itu sangat polos jika kalian memahami Soodam lebih dalam lagi. "Kau tahu, kan, jika Dita dan Loudi selalu terlihat bersama, bahkan sejak sebulan lalu. Kita tidak pernah tahu jika kilas balik kebersamaan yang mereka lewati bisa menumbuhkan perasaan melebihi dari sekedar sahabat," jelas Denise. Tentu ia tak akan berasumsi begitu mudah jika tak menyaksikannya langsung kejadian kemarin dan sekarang.
"Cih, perempuan itu lagi, sepertinya perbuatan kita kemarin belum cukup untuk membuatnya jera," ketus Soodam sebal.
"Kau sendiri juga sepertinya belum jera mendapat peringatan dari Taeyong kemarin." Denise membalikan kata-kata Soodam membuatnya menepuk dahi seolah baru sadar dengan fakta itu.
"Astaga, berapa banyak pria tampan yang melindungi Dita? Aku jadi iri padanya." Soodam menghela napas, berekspresi seolah-olah makhluk paling menyedihkan di dunia ini.
"Hei, aku tidak terima dengan keluhanmu itu. Banyak siswa yang memberimu bunga dan surat di lokermu, tapi kau tak pernah menghiraukannya dan malah memberinya padaku," ketus Lea memasang ekspresi sebal. Sedangkan Soodam cuma bisa nyengir sambil menepuk-nepuk bahu Lea.
"Nah, untuk itu kau harus berteman dengan Dita, mintalah untuk mengajarimu cara mendapatkan hati lelaki yang kau suka. Yah ... Meski kemungkinan berhasilnya kecil mengingat sifat kalian yang mengerikan, pria mana pun pasti akan memilih pensiun dini jadi remaja jika tahu kelakuan kalian," cetus Denise beserta nyinyiran, praktis membuat keduanya mendengkus.
KAMU SEDANG MEMBACA
Fan Fict : DANGEROUS IN LOVE
FanfictionDita harus merelakan dirinya menuntut ilmu di negeri ginseng Korea demi menyelamatkan pendidikannya yang dipastikan tak bisa lagi ia lanjutkan jika memaksa untuk tetap tinggal di negara asalnya. Sialnya ia kembali dipertemukan dengan sosok cowok yan...