Musim semi menjadi musim yang dinanti-nantikan semua orang, setelah melewati liburan musim dingin yang panjang, yang membuat sebagian orang tak leluasa untuk beraktivitas di luar rumah, akhirnya mereka kembali bisa beraktivitas seperti biasanya. Bertemu teman sekolah, rekan kantor, bermain di luar dan banyak aktivitas lagi ditambah di musim ini banyak bunga yang bermekaran di sepanjang jalanan Seoul.
"Tidak usah, Taeyong-ssi, aku bersama Loudi saja, lagipula arah rumahmu dan rumahku berlawanan dan cukup jauh. Aku tak mau merepotkanmu," ucap Dita sambil turun ke lantai bawah. Ia mengenakan seragam sekolah rapih, headband di kepala, hoodie yang ia sampirkan di tangan dan tas di punggungnya.
"Baiklah, kau baik-baik ya, Dita, sampai jumpa di kelas nanti."
Dita memang sudah pernah mengatakan pada Taeyong jika ia ingin hubungan mereka seperti biasa, tidak terlalu berlebihan karena tak enakan pada orang rumah dan tak mau menganggu rutinitas masing-masing. Yang ia tahu, Taeyong dan rekan futsalnya sedang disiapkan oleh pihak sekolah untuk mengikuti sebuah festival olahraga di musim semi ini.
Setelah mengucapkan selamat pagi pada eomma yang dibalas hangat perempuan itu dan Loudi yang seperti biasa tersenyum lalu berdehem singkat, Dita duduk di sebelah lelaki itu.
"Loudi, ntar gue bareng lo, ya?" ucap Dita sambil menyiapkan sarapannya
Loudi yang tengah menyantap sarapannya spontan menoleh. "Taeyong?" tanyanya menghentikan gigitan pada potongan ayam goreng di mulutnya.
"Dia lagi ada persiapan buat lomba futsal, nanti gue bayarin deh uang bensinnya," tawar Dita ikut menoleh.
Loudi diam sejenak tampak berpikir. "Boleh," ucap Loudi akhirnya, menyepakati tawaran Dita lalu kembali menyantap daging yang masih di gigitnya itu.
Setelah makan Dita dan Loudi pamit ke eomma untuk berangkat ke sekolah. Meski keduanya sudah berbaikan, jujur saja Dita maupun Loudi sama-sama masih merasa canggung satu sama lain. Tak heran, masalah yang menimpa mereka bukan masalah biasa, melainkan menyangkut perasaan, yang seharusnya tak ada dalam sebuah persahabatan. Jelas itu sangat berat untuk mereka kembali bersikap seolah biasa-biasa saja.
Malah kebanyakan dari orang yang berada di posisi Dita dan Loudi, akan memilih menjauh satu sama lain saja.
Dita juga tidak tahu apakah Loudi sudah menerimanya atau tidak, meski lelaki itu sudah bersikap seolah tak lagi mempermasalahkannya, tetap saja Dita merasa tak yakin karena sifatnya yang boleh dibilang, agak tsundere.
Jujur saja, Dita meminta Loudi untuk mengantarnya juga karena ini, ia ingin suasana kembali seperti dulu, ia tak tahan berlama-lama dalam situasi canggung dengan Loudi mengingat mereka sangat ribut, ditambah ia dan lelaki itu tinggal dalam satu rumah.
Aneh ya? Padahal Dita yang selalu ngomel kalau Loudi resek kepadanya? Tapi sekarang? Giliran lelaki itu diam Dita malah merasa nggak nyaman.
"Masih inget sensasi dibonceng gue, kan?"
Dita mengerjap di tengah lamunan, saat mendengar suara bass dari seseorang di sebelahnya. Otaknya yang terlanjut lambat merespon membuatnya hanya menoleh saja dengan ekspresi belum ngeh.
"Selama ini lo kan selalu sama Taeyong, ya kali aja lupa gimana rasanya dibonceng sama gue," ucap Loudi menggedikan bahu, sambil kembali menatap ke depan.
"Emang bedanya apaan? Dibonceng lo sama Taeyong?" tanya Dita balik.
"Menurut lo aja gimana, biasanya, kan, kalo sama pacar jalannya lebih lambat, sambil meluk terus ngobrolin hal-hal keju, serasa dunia punya sendiri, yang lain mah ngontrak, kalo sama gue mah beh, bawaannya ngomel mulu, sampe benjol helm gue lo pukulin," balas Loudi tampak cuek.
KAMU SEDANG MEMBACA
Fan Fict : DANGEROUS IN LOVE
FanfictionDita harus merelakan dirinya menuntut ilmu di negeri ginseng Korea demi menyelamatkan pendidikannya yang dipastikan tak bisa lagi ia lanjutkan jika memaksa untuk tetap tinggal di negara asalnya. Sialnya ia kembali dipertemukan dengan sosok cowok yan...