BAB 21. SUNSET and LOVE

265 53 17
                                    

"Gila kali lo! Batalinlah!"

"Nggak bisa, nggak enakan gue, dia kayaknya lagi seneng gitu."

Loudi berdecak. "Lo mah dikit-dikit gak enakan. Trus gimana dong kalo sampai dia tau kita satu rumah?"

Dita menggigit bibir bawahnya, ia sendiri juga bingung harus gimana. Soalnya kalau sampai mereka ketahuan tinggal satu rumah, urusannya bisa panjang dan ia takut isu-isu tak mengenakan bertebaran di sekolah, yang mana akan merugikan untuk Dita dan Loudi, parahnya bisa sampai mengancam kelanjutan sekolah mereka.

"Kalau cuma Jinny yang tau mungkin aman," ucap Dita secara spontan.

"Aman-aman, your head! Ntar gimana nasib gue? Bisa disangka cowok brengsek gue sama keluarganya kalo sampai dia tau dan salah paham. Fyi, bokap dia anggota militer," sergah Loudi mengusap rambutnya frustasi.

Dita malah terkekeh pelan, membayangkan Loudi didiksar ayah Jinny gara-gara kelakuan lelaki itu. "Ya terus, gimana dong?"

"Mending lo ajak dia ketemuan di luar."

Dan di sinilah Dita berada sekarang, di sebuah restoran di sekitaran gangnam. Sesuai kesepakatan mereka sebelumnya, supaya tidak kejauhan, keduanya memilih bertemu di titik tengah antara rumahnya dan rumah Jinny.

Dita baru saja sampai 5 menit yang lalu dan kini ia sedang duduk di sebuah bangku di sudut resto. Dita tak berinisiatif untuk memesan menu lebih dulu, perempuan yang kini menguncir rambutnya dengan menyisakan poni ke depan itu, tampak lebih tertarik dengan ponsel di tangannya.

Sampai akhirnya kedatangan orang yang ia tunggu-tunggu mengalihkan pandangan Dita, menatap paras cantik produk Korean-Eropa itu.

Dita sedikit terkesima melihat penampilan Jinny yang berbeda dari ketika ia di sekolah. Perempuan itu kini berstelan swag dengan jeans belel dan kaos oversize putih. Jangan lupakan kupluk merah maroon di kepala perempuan itu. Mungkin jika Jinny laki-laki, Dita sudah jatuh cinta sekarang.

"Kau sudah menunggu lama, ya?" tanya Jinny menyadarkan Dita dari lamunan.

"Ah, tidak Jinny-ahh, aku baru saja sampai lima menit yang lalu," jawab Dita jujur. "Sebelumnya aku minta maaf karena kita tak jadi bertemu di rumahku," lanjut Dita tak enakan.

Jinny tersenyum dan itu sangat manis. Pantas saja Loudi menyukainya. "Tidak apa-apa, justu aku yang seharusnya minta maaf sudah merepotkanmu hanya karena pertemuan ini," balas Jinny.

"Oh iya, kau terlihat sangat cantik, Jinny-ahh." Dita tak bisa menahan mulutnya untuk memuji Jinny. Perempuan itu memang benar-benar cantik dengan penampilan seperti sekarang.

"Benarkah?"

"Iya. Aku baru pertama kalinya melihatmu dengan penampilan seperti ini." Dita jadi berpikir apa Loudi sering liat style Jinny yang seperti ini, ya? Lelaki itu, kan, sering mengunjungi rumah Jinny? Jawabannya pasti iya.

Waitress yang sebelumnya menghampiri Dita saat pertama kali tiba datang, memberikan daftar menu. Dita dan Jinny sepakat untuk memesan menu beef steak yang akan mereka masak sendiri.

"Restoran dengan kreasi seperti ini sangat terkenal di negaraku," celetuk Dita yang kini mulai meletakan daging ke panggangan yang tertanam di permukaan meja.

Fan Fict : DANGEROUS IN LOVETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang