"Pada akhirnya, kau hanya terlalu terbawa suasana, Taeyong-ahh."
Taeyong mengepalkan tangannya kuat-kuat hingga rasanya bergemetar. Perkataann Loudi waktu itu benar-benar membuatnya kesal. Ia mulai berpikir apa memang seperti itu yang ia alami sekarang?
Sepertinya memang benar, Taeyong selalu merasa lebih hidup jika bersama dengan Dita, perempuan itu selalu membawa aura positif yang membuatnya merasa nyaman dan betah dekat-dekat dengannya.
Kepribadian yang lemah dan tangisannya yang mudah luruh begitu saja kemudian yang membawa Taeyong memiliki perasaan ingin melindungi perempuan itu. Ia pikir hanya itu yang ia alami sekarang. Namun, saat melihat kedekatan Loudi dan Dita, melihat perkelahian mereka, melihat bagaimana Dita bereaksi tiap kali Loudi membuatnya kesal.
Ntah kenapa Taeyong merasa hubungannya dengan Dita dan hubungan Loudi dengan Dita itu berbeda, ia merasa iri. Taeyong pikir, mungkin ini yang dinamakan dengan perasaan cemburu. Perasaan yang hanya dimiliki seseorang yang sedang jatuh cinta. Taeyong kembali teringat dengan perkataan Loudi waktu itu.
"Katakan saja, kau sudah jatuh cinta, kan, pada Dita?"
Dan Taeyong rasa jawabannya iya. Benar apa yang dikatakan Loudi, Ia sudah jatuh cinta pada Dita. Satu perkataan lelaki itu lagi kembali bersarang di otaknya. Yang membuat rahangnya mengeras.
"Sayang sekali, aku tak akan membiarkan Dita jatuh sama sepertimu. Asal kau tahu, aku punya banyak waktu dengan Dita jauh melebihimu."
"Shit! Sebenarnya sedekat apa mereka?!" gumamnya mengumpat, sambil tangannya memukul meja pelan.
Taeyong kembali teringat pada kejadian kemarin, di mana ia melihat Dita dan Loudi di salah satu cafe dekat Hongdae. Mereka sepertinya sedang kencan waktu itu. Apa artinya ia sudah kalah? Taeyong sudah tak memiliki kesempatan untuk mendapatkan Dita?
"TAEYONG-AHH!" bentak seorang guru yang sedang mengajarnya. Ssaem berbadan gempal itu memang dikenal killer, ia bahkan tak akan segan-segan dengan murid modelan Taeyong sekalipun.
"Apa kamu pikir orang tuamu membiayakan sekolahmu hanya untuk melamun tidak berguna seperti itu, hah?!" lanjut guru itu lalu memukul meja Taeyong dengan penggaris di tangannya.
Taeyong hanya menatap lurus ke depan dengan ekspresi sok berpikirnya, tanpa berniat untuk membantah meskipun rasanya ia sangat ingin karena lelaki sialan itu membawa-bawa orang tuanya.
"Jangan seperti itu lagi, ne?"
"Ne," jawab Taeyong.
⚠️💕⚠️
"Akhirnya kita ke lab," ucap Doyoung senang.
"Doyoung-ahh, aku tahu kau pasti bersemangat karena ingin menonton 18+ lebih puas, kan? Tenang saja, aku tak akan memberitahukan kebiasaanmu itu pada siapapun," ucap Yuta dengan suara yang lantang sambil menepuk bahu lelaki itu, membuat beberapa siswi menatap ke arah mereka dengan tatapan horror.
"Ya! Sembarangan, kau jangan membagikan aibmu dengan mengatasnamakan diriku!" Doyoung tentu tak terima, ia yang susah payah menjaga imej good boy'nya di depan siswi-siswi, dengan mudah Yuta dan tuduhan tak berdasar itu merusaknya. "Jangan percaya begitu saja, Yeorobun! Justru dia dan Jungwoo yang sering melakukannya, bahkan menggunakan proyektor lab!" teriak Doyoung lagi sambil menunjuk Jungwoo yang sedang asik dengan dunianya sendiri.
"Hey, hey, Doyoung-ahh, kenapa kau membuka aibku juga?" protes Jungwoo yang mulanya sedang asik bernyanyi-nyanyi kecil dengan dagu menyenyuh meja.
KAMU SEDANG MEMBACA
Fan Fict : DANGEROUS IN LOVE
FanfictionDita harus merelakan dirinya menuntut ilmu di negeri ginseng Korea demi menyelamatkan pendidikannya yang dipastikan tak bisa lagi ia lanjutkan jika memaksa untuk tetap tinggal di negara asalnya. Sialnya ia kembali dipertemukan dengan sosok cowok yan...