Basket dan menari sudah menjadi hobi Dita sejak masih tinggal di Indonesia, ia bahkan sampai beberapa kali mengikuti kompetisi dari dua hobinya itu, dan berkat usahanya serta dukungan teman-teman dan keluarganya, ia beberapa kali menorehkan prestasi untuk sekolah lewat hobinya itu.
Dita tak mau menyayangkan hobinya itu di sekolah barunya. Setelah kemarin seorang siswa bagian osis membagikan formulir pendaftaran ekscool, Dita bersyukur karena sekolah barunya juga menyediakan ekscool yang ia tekuni selama di Indonesia, tanpa pikir panjang ia langsung mencantumkan namanya di dua mata ekstrakurikuler itu.
Dan di sinilah Dita sekarang. Berdiri di lapangan basket bersama murid lain yang satu ekscool dengannya. Seragam olahraga berwarna oren dengan aksen vanila melekat di tubuh mungilnya. Tidak, sebenarnya bajunya saja yang kebesaran, sehingga Dita terlihat tenggelam oleh bajunya sendiri. Untuk ukuran rata-rata tinggi siswi seumurannya, Dita sudah termasuk tinggi dengan centi 163.
Tapi entahlah, sepertinya Dita yang salah sudah memilih ukuran baju. Lengannya saja sampai melebihi sikut Dita, padahal bajunya didesain dengan model lengan pendek.
Pelatih membagi anggota ekscool menjadi beberapa kelompok dan memberikan mereka masing-masing 3 buah bola. Itu semua dilakukannya agar mereka bisa teratur mempraktekan materi yang akan disampaikan.
Setelah sekian lama selalu sendiri di kelas, Dita akhirnya mendapat kesempatan untuk berkelompok dengan teman sekelasnya. Jujur, ia agak khawatir, tapi ia juga senang. Dita pastikan ia takan menyia-nyiakan kesempatan ini untuk mengubah opini murid sekelas padanya.
"Wa daebak!" ucap anggota siswa setimnya melihat teknik under ring yang sukses dilakukan Dita dalam sekali percobaan.
"Bagaimana kau melakukannya, Dita?" tanya yang lain.
"Mudah saja, kalian hanya perlu mengarahkan bola ke garis kotak yang ada di atas ring," jawab Dita membalas tos teman satu timnya.
"Baiklah." Siswa itu lantas maju dan mendrible bola, tepat saat di bawah ring, ia melemparkan bola ke teritorial kotak di atas ring, spontan bola memantul masuk ke dalamnya. "Yes!" Siswa itu bersorak heboh lalu kembali masuk ke timnya dan saling bertos.
"Kau benar Dita, ini tak sesulit yang aku kira," ucap lelaki itu.
"Wah ... Jangan-jangan kau sudah mahir dari awal?"
"Meskipun terlihat pendiam, Dita ternyata memiliki bakat terpendam," timpal teman satu timnya yang lain.
"Kali ini kau harus mengajarkan kami, ne? Kita tidak boleh kalah karena pelatih akan mengadakan pertandingan antar sesama tim nanti. Hanya ini satu-satunya harapanku untuk mendapat nilai tinggi, Dita."
"Hehh, kau ini payah sekali. Berusahalah, awas saja jika kau hanya mengandalkan Dita nanti!" ketus anggota siswi di timnya sambil mengarahkan kepalan tangan.
"Ahh, tenang saja, kali ini aku akan berusaha bersungguh-sungguh."
"Ayo kita lakukan bersama-sama!"
"Ne!"
"Ayo!"
Dita tersenyum cerah. Ia senang sekali karena bisa menjadi bagian dari mereka. Menurutnya, tak ada yang lebih membahagiakan selain bisa bermanfaat bagi orang di sekitarnya.
Dita memang selalu suka berbagi kehangatan dengan orang di sekitarnya.
⚠️💕⚠️
Taeyong mencetak gol ketiganya sepanjang ronde pertama. Lewat assist yang diberikan Yuta dari sayap kiri gawang, ia kembali menjadi momok menakutkan bagi tim kakak kelas mereka.
KAMU SEDANG MEMBACA
Fan Fict : DANGEROUS IN LOVE
FanfictionDita harus merelakan dirinya menuntut ilmu di negeri ginseng Korea demi menyelamatkan pendidikannya yang dipastikan tak bisa lagi ia lanjutkan jika memaksa untuk tetap tinggal di negara asalnya. Sialnya ia kembali dipertemukan dengan sosok cowok yan...