BAB 24. BICARA HATI

210 44 0
                                    

Masih ada lima hari sebelum liburan musim dingin atau natal tiba. Jadi, tidak alasan untuk Loudi alfa lagi hari ini, ia paling pantang melakukannya jika hari libur sudah di depan mata, mending sekalian saja nanti santai-santainya ketika libur daripada nilai sikap dan perilaku sehari-harinya semakin anjlok di akhir tahun.

Setelah memakan waktu kurang lebih ½ jam perjalanan dari rumah Jinny, Loudi akhirnya sampai di rumah. Ia bergegas memarkirkan motor di carpot dan masuk ke rumah.

Saat baru akan masuk ke dalam, tanpa sepengetahuannya, di saat yang sama, seseorang juga baru akan keluar dari rumah membuat keduanya saling bertabrakan.

"Agrrh." Dita memegangi kepalanya lantaran headband
Yang ia kenakan menusuk kulit kepala karena berbenturan dengan seseorang. Ia lantas mendongak dan mendapati sosok Loudi tengah berdiri di depannya. "Loudi?" Dita melihat penampilan Loudi yang sepertinya bukan baru saja dari taman atau kolam ikan, biasa lelaki itu bersemayam di pagi hari. Kaus hitam berbalut jaket dengan warna yang sama serta jeans belel. "Lo dari mana? Nggak pulang, ya, semalem?" tanya Dita sangsi. Semoga saja dugaannya salah karena bahaya nanti kalau sampai eomma pulang dan tidak ada ia dan Loudi semalam.

"Bukan urusan lo, minggir!" Loudi menggeser tubuh Dita yang menghalangi pintu lalu masuk begitu saja.

Dita yang mendengar jawaban Loudi spontan ikut berbalik, masuk lagi ke dalam, "Loh, kok bukan urusan gue sih, ntar kalo eomma marah gara-gara semalam gak ada orang di rumah gimana?!" sergahnya mengekori lelaki itu dari belakang. Baru ia sadari saat langkah Loudi terhenti karena ucapannya.

Loudi berbalik menatap Dita. Sinis. "Lo keluar semalem dan nggak pulang?" tanya lelaki itu to the point. "Bagus, Ta, lanjutin bakat lo," tandas Loudi tersenyum lalu kembali melangkahkan kaki menuju kamarnya. Loudi tak perlu jawaban, hanya dengan melihat diamnya perempuan itu dan ekspresi wajahnya yang tak menunjukan perdebatan, sudah pasti jawabannya iya. Sialnya ia ingin sekali berteriak sekencang-kencangnya. Ia kesal. Sudah pasti Dita keluar bersama Taeyong. Dan tidak pulang semalam? Entah kenapa fakta itu benar-benar menorehkan rasa sakit di hatinya.

"Lo kenapa sih?!"

"Lo kenapa? Lo selalu nanya gitu, Ta. Tapi gua yakin lo gak bakal bisa nerima jawaban gue," ucap Loudi menaiki tangga. Dita masih mengikuti Loudi, ia merasa sedikit bersalah pada lelaki itu karena apa ... Ia sendiri tak begitu mengerti. Jika karena tak pulang semalaman, Loudi juga sama.

"Gue cuma nggak bisa ngebayangin kalo eomma pulang kita gak ada di rumah," ucap Dita menggigit bibir bawahnya.

"Gue lebih nggak habis pikir, Ta, lo keluar semalaman dan gak pulang. Lo ke mana? Tidur di mana? Lo bukan udah satu dua tahun di sini, Ta, lo baru beberapa bulan dan lo udah berani kayak gitu?" Loudi menoleh lagi ke Dita tepat saat sampai di depan pintu kamarnya. Beberapa saat ia menatap Dita lekat yang kini sudah menundukan kepalanya. "Udahlah, lo berangkat sana! Nggak ada gunanya lo ngikutin gue sampai kamar, toh udah telat juga. Mending lo minta Taeyong jemput lo sekarang," tandas Loudi kemudian masuk ke kamarnya.

Loudi diam sambil menyenderkan punggungnya di pintu, tanpa terasa setetes cairan bening mengalir dari matanya, Loudi menutup matanya dengan satu tangan lalu meluruhkan punggungnya duduk di lantai.

Agrrhh Sial! Kenapa jatuh cinta dengan sahabat sendiri semenyakitkan ini! batin Loudi frustasi.

⚠️💕⚠️

Dita duduk termenung tanpa berniat menyantap brunch'nya langsung, kepulan asap yang membawa aroma kuat ramen nyatanya tak sanggup mengusik isi pikiran Dita. Yang kini dipenuhi oleh banyak hal.

Fan Fict : DANGEROUS IN LOVETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang