Gue Dukung Lo

14 11 0
                                    

Nela membungkam mulut Ria yang kini berbicara tak jelas.

"Udah dong Ri, lo kenapa sih? Aneta pergi sama Ramon bukan berarti mereka lagi ada apa-apanya kan" Kata Nela yang masih membungkam mulut Ria.

"Lagian gue nggak berdua aja kok ama Ramon, gue pergi bertiga bareng Arief juga, puas sekarang"

Ria kini tak bertingkah dan duduk dengan tenang mendengar cerita Aneta.

"Terus kalian habis ngapain?"

Aneta bangkit sembari memukul kening Ria pelan dan kembali berbaring di sofa.

"Intinya nggak seperti yang lo pikirkan sih Ri, gue habis nemanin Ramon ke masjid, di sana Ramon di bimbing sama pak ustad untuk mengucapkan dua kalimat syahadat dan sekarang Ramon udah masuk islam, alhamdulillah dia dapat hidayah"

Ria kembali berulah dia memukul meja dengan keras.

"Jadi dia milih masuk islam karena lo yang nyuruh? Gue kan belum nyuruh dia masuk islam kok dia udah masuk duluan sih" Katanya emosi.

"Ri, lo nggak boleh ngomong gitu. Cinta nggak seharusnya membuat orang pindah agama atau tidak, tapi hati manusianya itu sendirilah yang harus tergerak, bukan karena gue kok si Ramon milih keyakinan kita tapi itu semua adalah anugerah Allah untuk Ramon"

"Gue juga nggak habis pikir sama pikiran Ria yang super ngacoh Ne" Celetuk Nela sembari menggelengkan kepalanya.

"Tapi sekarang gue dukung lo Ri, apalagi Ramon baik, tapi kalau bisa nggak usah pacaran sih, langsung nikah aja" Ucap Aneta menyarankan.

"Tapi, apa Ramon suka ama gue"

"Aduh nggak ada salahnya kan kalau nyari tau dulu, siapa tahu aja kalian jodoh, iya kan Ne?" Tanya Nela semangat.

"Iya, ntar gue tanyain ama Ramon"

Ria sontak bangkit dari duduknya dan menyilangkan kedua tangannya.

"Tidak, aku akan melakukannya sendiri. Jadi yang malu aku sendiri".

"Terserah deh" kata Aneta dan masuk ke dalam kamar mandi.

*****

Tak terasa satu setengah tahun sudah kami kuliah pasca sarjana di Jogjakarta.

Aku dan para sahabatku sedang dalam perjalanan menuju rumah kontrakan kami.

Setelah menghadiri ujian tesis Arief, mereka ingin menonton di rumah, katanya bosan kalau langsung pulang dan tidur.

Sebelum pulang kami sudah membeli cemilan untuk di makan.

Saat film mulai di putar, aku sibuk menyiapkan makanan untuk teman-teman yang lain.

"Nel, tadi kamu beli bakso yah?" Tanyaku sembari membawa piring dan mangkok.

"Iya Ne, bagi-bagi aja ke teman lain"

Aku membagi semua makanan agar cukup dengan teman yang lain.

Tanpa sengaja aku melihat Ramon sedang memperhatikan Ria, entah sejak kapan mereka dekat, aku yakin mereka telah melewati waktu yang tidak biasa sehingga mereka bisa sedekat itu.

"Ne? Ada nasi goreng nggak?" Tanya Arief lalu duduk di sampingku.

Ada angin apa nih anak tiba-tiba melewati batas lagi, aku pikir dia sudah pulang batin Aneta.

"Ada kok, aku beli tadi seporsi"

"Bagi dong Ne" Pintanya.

"Tapi Arief, piring dan sendok tinggal satu, aku pikir kamu nggak ikut nonton bareng kita, gimana dong?"

ANETATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang