FIGURAN, i like it (Selesai)

26

Malam hari merupakan saat kita untuk beristirahat, guna memulihkan tenaga setelah bekerja seharian, namun lain lagi dengan ara beserta arga, argi dan ucup merek sedang berunding mengenai rencana mereka selanjutnya bagaimana dan juga taman bermain mana yang akan mereka datangi malam ini.

Mereka berkumpul di depan rumah ara, biar kayak ratu gitu begitulah ucapan argi saat di tanya kenapa mereka harus berkumpul di rumah ara dan yang lainnya hanya mengikuti saja.

"btw ra, ini minumannya nggak ada gitu, seret nih seret" ucap argi sambil mengelus tenggorokannya sebab mereka telah duduk lama di sini dan pembicaraan mereka juga lanjang namun tidak di suguhkan minuman hanya ada cemilan saja.

"hehehe sorry lupa, mau minum apa emangnya" cevengesan ara sambil bertanya kepada mereka.

"boleh request" tanya argi yang di balas anggukan oleh ara membiatnya antusias untuk meminta.

"kalau ada jus mah boleh lah, kalau nggak kopi gitu" ucap argi yanh di angguki oleh ara.

"BIBI," teriak ara. "KESINI SEBENTAR" lanjutnya sambil mengeluarkan suara emasnya.

"BENTAR NON" balas bi inem sambil berteriak juga.

"buset ra, tuh tenggorokan nggak sakit apa teriak gitu" ngeri argi, sambil melihat tenggorokan ara.

"nggak lah, udah biasa" ucap ara santai.

"ada apa non" tanya bi inem yang baru sampai.

"tolong bawain ara air putih ya bi" ucap ara yang mendpat penolakan keras dari argi dan ucup.

"lah ra, masa cuman air putih sih, terus buat apa tadi nanya gitu" protes argi yang di angguki oleh ucup.

"cuman formalitas aja gitu" ucap ara santai yang mendapat delikan kesal dari argi dan langsung mengalihkan landangan dari ara dengan bibir yang mengerucut.

"ngambek" tanya ara samtai.

"nggak"  ketusnya.

"yaudah" balas ara santai yang membuat argi mengerucutkan bibirnya lebih ke bawah lagi.

"non ini minumnya gimana" tanya bi inem yang sudah capek berdiri.

"ohh buatin jus dua sama air putih satu, kalau buat orang yang lagi ngambek nggak usah" ucap ara pilih kasih membuat bibir argi bergetar dengan mata yang berkaca-kaca.

"gw m-mau pulang aja" lirih argi sambil mengambil kunci motor dan jaketnya dan jangan lupakan bibirnya yang masih bergetar dan air mata yang ia tahan tumpah seketika melihat ara yang tidak peduli dengan dirinya.

"hiks luci jahat" ucap argi yang berhasil menyadarkan ara dari lamunanyya dan hendak pergi namun di tahan oleh arga.

"argi di sini aja ya, nggak usah kemana-mana" ucap arga lembut sambil mengelus punggung argi.

"nggak hiks mau, mau hiks pulang aja hiks di sini ara nggak hiks peduli sama argi, ara hiks sama aja kayak dia hiks yang suka pilih kasih sama argi" ucap argi dengan histeris saat mengingat dia yang pernah membawa luka yang besar di batin maupun fisiknya.

Ara yang melihat argi menangis hanya menatapnya heran, bisa-bisanya argi menangis, padahal dirinya kan hanya bercanda.

Arga yang mengerti dengan tatapan heran yang di layangkan ara pun segera menjelaskannya.

"gini ra, dulu sebelum kita ketemu argi kan punya saudara kembar nih, nah dia itu sering banget di jadikan yang kedua hanya karena dia abangnya, pas ada sesuatu harus dengan persetujuan kembarnya argi sedangkan jika keputusan itu salah argi yang disalahin, nah puncaknya itu pas kembaran argi kecelakaan karena ulahnya sendiri,, orang tua mereka itu nganggepnya argi yang salah karena kenapa argi nggak larang kembarannya buat pergi, jadinya argi di caci maki terus di kurung di gudang yanh gelap banget sama nggak ada celah buat udara masuk, terus argi di cambuk,  di pukul, di tendang bahkan tubuhnya ada yang di sayat, kebayangkan gimana sakitnya argi dulu, terus besoknya keluarganya pergi ngejenguk kembarannya argi, setelah mereka nggaka da argi di bantu buat bebas sama pembantu di rumah itu yang udah nggak tahan sama sikap keluarga argi, pembantunya juga ngasih beberapa buang buat perlengkapan sama biaya rumah sakit, nah pas argi bebas dari rumah itu kami nggak sengaja ketemu di jalan akhirnya kita sahabatan sampai sekarang" jelas arga dengan nafas yang terengah-engah.