Pagi ini semua orang di gegerkan dengan penemuan mayat laki-laku di sebuah jalan menuju hutan, dengab keadaan yang sudah tidak terbentuk dengan beberapa bagian yang hilanh beserta alat vital laki-laki itu.
Lara polisi masih sibuk mencari siapa pelaku dari pembunuhan tersebut, karena dalam diri korban tidak di temukan sidik jari dari pelaku.
Hal ini menjadi trending terbaru yang menjadi perbincangan masyarakat termasuk di sekolah SMANSI sekolah tempat ara dkk menimba ilmu.
"ehh lu udah liat berita pagi ini nggak"
"yang mati dalam keadaan mengenaskan itu kan"
"iya, malah ngeri banget lagi bentuknya"
"gw aja nggak liat pas mereka nyorot tubuh korban"
"iya mana pelakunya pinter banget lagi"
"pinter kenapa"
"iya masa nggak ketahuan sih, jadi pengen nyoba juga"
"mau nyoba gimana, lu kan takut darah goblok"
"iya juga ya"
Begitulah ucapan yang dapat ara tangkap saat dirinya sedang berjalan di koridor, mendengar mengenai pembunuhan tersebut membuat ara ngeri, bagaimana kalau dia yang jadi korban selanjutnya.
"ella" sapa ravael sambil merangkul ara di ikuti yang lainnya.
"apa el" tanya ara.
"nggak papa sih" jawab ravael.
"el udah denger berita yang mengdnai pembunuhan itu nggak" tanya ara.
"udah" jawab ravael.
"emang kenapa ra" tanya devan, yang berhasil membuat mimik muka ravael berubah.
"kasian tau, mana yang di bunuh udah nggak utuh lagi badannya" ucap ara ngeri sambil menempetkan tubuhnya ke ravael.
Bruk...
Akh...
Baru saja devan ingin membalas ucapan ara namun terhenti saat ada yang menabrak ravael membuat rangkulan di bahu ara terlepas, menyebabkan ara kehilangan keseimbangan namun berhasil di tangkap devan.
"are you okay" tanya devan pada ara.
"im fine, thanks" ucap ara sambil melepaskan rengkuhan devan.
"el nggak papa" tanya ara ke ravael sambil membersihkan debu yang menempel di badannya.
"lu kalau jalan liat-liat dong" ketus dino.
"hiks... maaf" ucap viona.
"nangis aja terus, lama-lama abis juga tuh air mata" ketus kevlar.
"hiks... bantuin aku hiks... berdiri dong ravael" pinta viona pada ravael.
"dih ogah" ucap ravael, lalu kembali merangkul ara dan melanjutkan perjalanannya menuju kelas, di ikuti yang lainnya.
Saat sampai di kelas mereka menjadi sorotan meski hal ini sering terjadi tapi mereka tetap betah melihat pemandangan tersebut.
"semangat ya belajarnya" ucap ravael sambil mencium puncuk kepala ara lalu berlalu di ikuti yang lainnya.
Saat melihat tatapan teman-teman kelasnya yang seakan bertanya apakah mereka sudah jadian atau tidak membuat ara meringis sendiri.
Dia pun melangkah menuju bangkunya yang berada di bagian pojok paling ujug dan bersebelahan dengan sahabatnya, saat mereka akan bertanya tapi keburu guru yang mengajar di kelas mereka masuk membuat mereka mengurungkan niat untuk bertanya.
![](https://img.wattpad.com/cover/288613613-288-k448745.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
FIGURAN, i like it (Selesai)
Fantasy"NYATANYA SEMUANYA HANYA KIASAN" Someone....... lanjut baca aja maaf jika ada typo, jangan lupa vote dan komen ya semoga suka. Start: 20 oktober 2021 Finish: 15 november 2021