Kesunyian seolah sudah menjadi teman ara setelah semua keluarganya pergi meninggalkannya, tak ada lagi canda tawa, tak ada lagi teriakan yang saling bersahutan saat ara kembali dari sekolah.
Menatap langit-langit kamar ara seolah menjadi hal tabu baginya, pikirannya melayang sebelum mereka pergi dari hidupnya dan parahnya lagi yang menjadi penyebab mereka pergi adalah orang terdekatnya sendiri.
"mom, dad kalian gimana sekarang, pasti seneng banget karena udah ketemu sama arwah ara yang asli, kira-kira kalian kecewa nggak ya sama ara, karena udah berani boongin kalian" ucap ara dengan setitik air mata yang mengalir di sudut matanya.
"pokoknya gw harus kuat biar bisa membalas orang yang udah membunuh keluarganya" ucap ara dengan semangat yang membara.
"seneng-seneng aja dulu entar baru kita main" ucap ara dengan smirk di wajahnya lalu memutuskan untuk tidur.
*SKIP MALAM HARI*
Saat ini ara sedang bersiap-siap untuk menuju ke markas darkdemon guna melatih kekebalan tubuhnya.
Saat di perjalanan ara melihat seorang pemuda yang sedang di keroyok oleh beberapa preman, ara dengan santai menyaksikan penyerangan tersebut sambil melipat kakinya di atas motor, sebenarnya ara ingin membantu tapi mengingat orang tersebut merupakan orang yang ingin dia musnahkan membuat ara memutuskan untuk melihat saja.
"DEVAN AWAS" teriak ara saat devan akan di tusuk nenggunakan pisau pasalnya yang harus membunuh devan itu adalah dirinya itulah janji ara dulu.
Dengan sigap devan langsung menghindar, melihat devan yang kewalahan menghadapi mereka semua membuat ara mau tidak mau harus membantunya.
"ngapain lu di sini ra?" tanya devan kepada ara pasalnya ini lagi baku hantam dan ara dengan santainya masuk ke kawasan tersebut.
"bantuin devan" ucap ara polos.
"ya-"
Bugh...
Tak...
Deg....
Ucapan devan terhenti saat ara menariknya dan melempar pisau ke arah belakangnya, akibat tarikan tersebut membuatnya kehilangan keseimbangan dan berakhir jatuh dengan ara yang berada di bawahnya.
Mereka hanyut dalam pesona masing-masing, di mana devan yang terpesona nelihat mata hitam ara dan ara yang bahagia sebab devan sudah masuk ke dalam perangkapnya.
"perasaan apa ini" tanya devan dalam batin sebab dia baru pertama kali merasakan perasaan aneh yang membuat jantungnya berdetak dengan kencang.
Bicara soal preman tadi, mereka sudah melarikan diri karena tak ingin menggangu moment romantis tersebut.
"preman sialan " ucap ara dengan kesal di dalam batin, pasalnya karena mereka dia harus menunda perjalanan menuju markas, setidaknya kalau mau ngeroyok orang nggak usah di sini napa, di jalanan lain aja biar ara nggak ngeliat ntar.
"Ehmm"
Suara deheman seseorang dari arah belakang membuat mereka tersadar dengan posisi yang jika di lihat oleh orang lain akan menimbulkan kesalahpahaman.
Saat mereka berdiri dan berbalik mereka di kejutkan dengan kehadiran ravael dkk yang menatap mereka dengan pandangan yang sulit di artikan.
"ra-"
Ucapan devan yang ingin memberikan penjelasan terhenti saat melihat tangan ravael yang terangkat di udara dengan tatapan kecewa yang sangat jelas.
"dev, gw nggak nyangka lu bakalan hianatin gw kayak gini" ucap ravael dengan nada dingin.

KAMU SEDANG MEMBACA
FIGURAN, i like it (Selesai)
Fantasía"NYATANYA SEMUANYA HANYA KIASAN" Someone....... lanjut baca aja maaf jika ada typo, jangan lupa vote dan komen ya semoga suka. Start: 20 oktober 2021 Finish: 15 november 2021