18

4.6K 463 5
                                    

Di sinilah ara sekarang di danau tempat mereka bertemu dulu, setelah kejadian tadi ternyata ravael membawa ara menuju ke danau ini.

Saat sampai di sini mereka sama-sama diam, rasa canggung terasa dengan jelas di antara mereka.

"la" panggil ravael yang tidak di tanggapi oleh ara.

"la, maaf" ucap ravael lembut sambil memegang dagu ara lembut.

"la, maafin el" ucap ravael lirih, yang berhasil membuat ara iba.

"mau ngomong apa" ketus ara.

"maaf soal kemarin" ucap ravael sambil menunduk.

"lu pikir maaf aja mudah" sarkas ara yang berhasil membuat hati ravael tercubit.

"maaf la" ucap ravael semakin menunduk.

"lu pikir aja deh emang mudah maafin orang yang udah ngata-ngatain diri lu sendir, ngerendahin lu ha?!" sarkas ara yang masih sakit hati dengan ucapan ravael.

"maaf hiks..., nggak gitu lagi janji" ucap ravael sambil menyembunyikan wajahnya di ceruk leher ara.

"kok lu nangis sih" heran ara saat merasakan bahunya basah dan juga punggung ravael yang bergetar hebat.

"hiks... hiks... maafin el, hiks... jangan diemin el lagi" ucap ravael, seperti bocah yang ingin memakan es krim.

"katanya nggak mau ketemu sama gw lagi" ucap santai ara, yang berhasil membuat ravael panik.

"kemarin kan el kaget liat posisi kalian kayak gitu" bela ravael sambil menatap lembut mata ara.

"nggak usah natap kayak gitu" sarkas ara membuat ravael kembali menunduk, pasalnya jika ara melihat muka ravael takutnya gemas mau motong, pipinya itu loh buat khilaf aja.

"maaf hiks.. " ucap ravael sambil menunduk.

"janji nggak ngulang yang kayak kemarin lagi" ucap ara yang merasa kasihan melihat ravael.

"janji" ucap ravael, sambil mendongak dan menatap ara dengan tatapan berbinarnya, membuat ara silau seketika saat melihatnya.

"yaudah kita pulang" ucap ara singkat.

"kita di sini aja ya dulu" ucap ravael sambil memelas.

"yaudah" balas ara.

Ravael dan ara melihat pemandangan danau yagmng sangat indah di mata, mereka sedang duduk selonjoran di rumput.

"ehh" kaget ara saat tiba-tiba ravael tidur di pahanya.

"elusin la" ucap ravael sambil menenggelamkan mukanya di perut ara.

"geli el" ucap ara sambil berusaha melepaskan ravael namun dia malah mengeratkan pelukannya.

"gini aja dulu la, gw capek" ucap ravael lirih dan berhasil membuat dirinya iba.

Tak lama setelah itu, terdengar dengkuran halus dari ravael, membuat ara mematapnya dengan sorot mata yang sulit di jelaskan, lalu mengalihkan pandangannya menatap danau indah di depannya.

Satu jam berlalu namun ravael tak kunjung bangun, membuat ara terpaksa membangunkannya sebab kakinya sudah kesemutan terlalu lama di jadikan bantal.

"el, bangun yuk" ucap ara lembut sambil mengusap lembut kepala ravael, bukannya bangun ravael malah semakin mengeratkan pelukannya.

"bangun dulu el, kaki aku keram soalnya" mendengar ucapan ara, membuat ravael dengan cepat bangun dan menatap ara khawatir.

"bisa jalan nggak" ucap ravael.

FIGURAN, i like it (Selesai) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang