20

4.6K 513 24
                                    


~ ini dari sekian banyak yang baca, nggak ada gitu yang mau follow gw

Kit hati gwnya.

Dari author yang tersakiti 😭~

















Pagi ini semua orang kembali di gemparkan denga penemuan mayat yang di simpan di sebuah kardus, mereka menjadi lebih waspada dan pemerintah juga menganjurkan agar tidak ada yang keluar malam jika tidak ada kepentingan.

Ara sedang sarapan sambil menonton berita, dan berita pembunuhan yang dengan cepat tersebar luas membuatnya tersenyum penuh arti.

"ahhh, makin seru aja" ucap ara dengan menghembuskan nafasnya secara kasar.

"cari aja pak sampai dapat, nggak bakalan ketemu kok" lanjut ara saat mendengar bahwa polisi tersebut akan berusaha untuk menangkap sang pelaku.

Setelah makanan ara habis, dia segera berlalu menuju rak sepatunya tanpa mematikan televisi, namun tiba-tiba gambar yang berada di televisi tersebut menghilang di gantikan dengan warna hitam.

"non ara mah kebiasaan, nggak bisa matiin televisi" ucap bi inem yang berdiri di sebelah stopkontak televisinya.

Ara mengendarai mobilnya dengan kecepatan sedang sambil memutar lagu berisik dari dudu.

"kau manusia berisik"

"bermulut satu, bicaranya banyak"

"lidah tertutup gigi, tapi bagai terpampang"

Seperti itulah lirik lagu yang keluar saat ara sesekali mengikuti lagu tersebut.

Selang beberapa menit ara telah sampai di sekolahnya, di sana dia melihat ravael yang bersama viona.

Ara yang melihat hal tersebut dengan cepat, memarkirkan mobilnya dan keluar dengan gaya slowmotion, yang berhasil membuat ravael terpesona dan jatuh sejatuh-jatuhnya ke dalam pesona ara.

"la" panggil ravael saat ara berjalan menuju ke kelas bukannya menghampiri dirinya.

"apa" ketus ara.

"kok kamu malah main jalan aja sih, kenapa nggak ngajak aku" rajuk ravael.

"loh, kan udah ada si medusa di samping lo, jadi buat apa gw nunggu" ketus ara, yang merasa sedih dengan kehadiran viona di samping ravael tapi boong.

"nggak kok la, dia aja yang langsung dempet sama gw tadi" jelas ravael sambil menghempaskan tangan viona menyebabkan dirinya terjatuh.

"hiks kok ravael jahat sih" tangis viona.

"lebay anjing, baru di dorong dikit aja jatuh terus nangis, gimana kalau ditabrak semut pasti langsung innalillahi" ketus ara.

"hiks kok kamu hiks jahat hiks sama viona" tangis viona semakin keras berharap ravael peduli padanya, namun melihat dirinya saja ravael enggan dan hanya menjadikan ara sebagai objek yang pantas di lihat.

"atas alasan apa gw mesti baik sama lu" damprat ara.

"kita kan temen ra, hiks harusnya hiks nggak boleh saling menjahati dong" jelas viona, sambil nangis.

"gw temenan sama lu, idih ogah!" ketus ara lalu meninggalkan tempat tersebut di ikuti ravael, meninggalkan viona yang sudah seperti gembel.

"la tungguin" teriak ravael saat melihat ara yang berjalan semakin cepat dengan sedikit merengek.

"yaudah sini cepetan" balas ara sambil berhenti dan berbalik guna menatap ravael.

"yuk" sambil merangkul ara.

FIGURAN, i like it (Selesai) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang