semesta bisakah kamu menghilangkan malam ini?
Semburat cahaya petir diiringi dengan bunyi yang mengelegar seolah menjadi menjadi saksi betapa rapuhnya Aldebaran saat ini, dengan tatapan penuh kasih sayang rosa menatap putranya, menggerakan tanganya untuk membelai pucuk kepala Al, untaian doa dalam diam ia panjatkan dengan harapan anaknya bisa hidup dengan baik, Al bisa bohong ke banyak orang tentang keadaanya tetapi tidak dengan rosa, dibalik sifatnya Al memilik banyak luka yang tidak mau orang tahu.
Sekitar sepuluh menit Aldebaran sadar, secara perlahan ia membuka mata diringi dengan suara yang lirih, baginya malam ini begitu panjang,ingin sekali Al tidak melewati malam ini, ia ingin lari dari malam malam yang membuatnya ingat akan kejadian yang menyakitkan, ia selalau berkata "seandainya", mungkin semuanya akan baik-baik saja.
"Mah,? Ucap Aldebaran lirih dengan tatapan mata kosong
Rosa memegang erat tangan Aldebaran "Mama disini Al,"
Aldebran menatap langit-langit kamarnya "Aku boleh nangis?
Sekuat tenaga Rosa menahan Air matanya agar tidak menetes dihadapan Al "Boleh sayang, kamu boleh memangis,"
Setelah sekian lama ia tidak pernah menangis, untuk malam ini dihadapan sanga mama ia ingin menjadi serapuh rapuhnya, dalam kondisi yang masih terbaring lemah Aldebaran menangis dalam diam, isakan tangis itu membuat rosa merasa sangat sakit, malam ini rosa tahu bahwa anaknya masih tidak baik-baik saja.
"Mah, kehilangan ini begitu sakit, disini Mah," ucap Aldebaran sambil memegang dadanya yang terasa sangat sakit
"Kenapa harus selalu aku yang ditinggalkan Ma?,"
"Mah, aku pengin pulang,"
"Aku capek mah,"
"mereka yang pergi itu jahat mah, ninggalin rasa sakitnya disini" lagi-lagi ia memegangi dadanya
Sekuat tenaga ia mengubah posisi tubuhnya menjadi terduduk, dengan air mata yang masih menetes, dengan sigap sang mama membantunya sambil mengelus pundak anaknya "Mah, kalau malem itu aku ngga biarin riky pergi, dia ngga akan pergi dia masih ada disini mah, karena aku dia pergi mah"
Rosa terus mengusap pundak Al memberinya kenyamanan, "Sayang... sayang ini bukan salah kamu, semua yang terjadi itu udah ketetapan Tuhan, kamu ngga boleh menyalahkan diri kamu sendiri,"
Aldebaran menatap foto yang menempel di dinding ada foto dirinya dan juga riky, mereka adalah kedua orang sahabat yang sangat dekat, mereka adalah teman berbagi cerita, hanya kepada riky lah adebaran mampu mengutrakan isi hatinya begitupun juga dengan riky, sebuah insiden naas dua tahu lalu, mobil yang dikendarai mereka berdua ditabarak oleh sebuah truk, kedunya sempat dibawa ke rumah sakit tapi sayangnya nyawa riky tidak tertolong.
Selama banyaknya kehilangan yang Aldebaran rasakan, tidak pernah sekalipun ia meneteskan air mata, ia akan berdiri tegar dengan muka yang biasa ia tampilkan, dia lebih banyak memendam ketimbang mengutarakn, tapi untuk malam ini, Aldebran meminta izin kepada semesta untuk mengeluh, ia juga meminta izin pada semesta untuk pulang kepada rumah keabadianya, tapi sayangnya seorang makluk manusia yang cantik menyelamatkanya.
Bayangan akan kejadian masa lalu membuatnya ingin bener benar pergi, rasa bersalahnya membuat dia menjadi Aldebaran yang berbeda, kerinduanya akan sahabat begitu besar dan kadang yang terintas dibenaknya adalah mengakhiri semuanya.
Rosa memeluk aldebran seerat-eratnya membiarkan ia menangis dalam pelukanya, malam ini rosa hancur melihat Aldebaran yang biasanya menjadi orang yang paling kuat dan bisa menyelesaikanya sendiri tapi malam ini Aldebaran bak pecahan kaca yang hancur berantakan.
Dibalik pintu Roy menangis sejadi-jadinya melihat sang kaka yang galak tukang marah-marah menjadi begitu sangat rapuh bahkan ketika tau Aldebaran ingin mengahiri hidup, roy sangat marah, bukan marah pada Al tapi pada dirinya sendiri yang tidak bisa menjadi adik yang baik.
Selama ini roy menganggap kalau Aldebaran sudah baik-baik saja, ia menyesal karena tidak menanyakan kabarnya, menanyakan bagaimana perasaanya, roy pikir setelah kecelakaan itu Aldebaran bisa menerima semuanya hal itu bisa dibuktikan ketika dia sibuk dengan pekerjaanya, tapi pada kenyataaya Aldebaran belum bisa menerima. Dalam sebuah kepergian tidak ada yang bener bener ikhlas, yang ada adalah belajar bagaimana menerima, bahwa semua memang sudah ketetapan sang kuasa.
Rosa masih memeluk tubuh Aldebaran yang dingin "Al kamu boleh nangis, kamu ngga perlu tanya boleh nangis apa ngga kamu boleh sayang, maafin mama yang selama ini lebih memilih diam, mama pikir ketika mama diam dan tidak bertanya tentang kejadian itu kamu bakal lupaun semuanya, tapi nyatanya ngga maafin mama karena biarin kamu menaggung rasa sakit ini sendirian, maafin mama Al,"
Aldebaran menanggung semuanya sendiri malam ini ia memangis dalam pelukan sang mama, tapi kembali lagi Aldebaran tidak dapat menceritaka semuanya, cukup hari ini saja aldebara menumpahkan kesedihan kepada keluarganya, cukup hari ini ia membuat jeda, perihal bagimana nanti semesta memperlakukanya Aldebaran akan kembali terima.
setelah Aldebaran Tertidur pulas, rosa mencoba mengobati luka luka yang ada ditangan Aldebaran, Hartawan masuk ke dalam kamar aldebaran mengusap pucuk kepala putranya. setelah selesai mengobati luka lukanya rosa terisak dipelukan Hartawan
"selama ini Al menanggung beban ini sendirian Pah, Mama ngga tau mesti berbuat apa,"
"Mah, kita sedang berusaha menyelidiki kecelakaan ini, tapi sampai sekarang belum ada titik terang,"
"seberapa lama lagi Al harus menderita pah, ini semua bukan salah Al, tapi Al selalu menyalahkan dirinya sendiri,"
"Mah, Al itu anak yang kuat, kita harus percaya kalau Al bisa melalui semua ini,"
"mama ngga bisa melihat Al terus di salahkan oleh keluarga Alexander pah,"
"Kita hadapi ini sama-sama ya mah,"
mohon maaf kalau banyak typo, sesuai julukan teman teman saya sering menyebut sata sebagai ratu typo cerita ini pyur imajinasi saya, sekalian ingin kembali belajar menulis, dan maaf kalau ceritanya tidak nyambung, saya melakukan ini atas dasar karena saya merasa senang dan membuat saya bahagia di tengah kesibukan saya menjalankan aktifitas kuliah.
KAMU SEDANG MEMBACA
2A
Fanfiction"Apa saya boleh bahagia?," "kenapa kamu tanya gitu? "karena setiap kali saya bahagia, semesta seakan tidak pernah memihak," ps: cerita ini terispirasi dari tokoh aldebaran dan andin, hanya untuk bersenang senang dan kembali berlatih menulis