Bagian 6-Ketemu lagi

1.1K 158 9
                                    

kita memang tidak bisa merubah masa lalu, tapi kita bisa merubah masa depan, Mari bahagia

Terik matahari siang tidak mengurangi semangat Aldebaran untuk meninjau proyek yang kebetulan hampir 70% sudah jadi, hal itu membuat Aldebaran merasa senang, usahanya selama ini, kerja kerasnya tidak berujung sia-sia, ada kepuasan tersendiri ketika ia dapat meyelesaikan pekerjaanya dengan baik apalagi proyek yang ia kerjakan ini sudah ia rencanakan sejak lama bersama riky, tapi sayangnya riky lebih dulu pergi meninggalkanya.

Seseorang pernah berkata bahwa kita tidak bisa merubah masa lalu dan itulah sebabnya hidup ini begitu sulit, itulah yang Al rasakan masa lalu membuat hidupnya menjadi sulit, masa lalu membuatnya begitu lemah, kehilangan benar-bener merubah hidupnya, tapi hari ini Aldebaran akan mencoba, Aldebaran akan mencoba untuk berdamai dengan masa lalu, lebih baik mencoba daripada tidak sama sekali.

Netranya bergerak menuju arah langit "Tuhan, aku serahkan semuanya kepadamu,"

Pada bait-bait kalimat yang ia ucapkan pada cakrawala Al menyerahkan sepenuhnya pada sang kuasa, apapun yang akan terjadi ia akan terima, ia harap semua ini akan menjadi akhir yang terbaik.

Seperti yang pernah Papanya ucapkan padanya pada sebuah sore ditaman belakang rumah bahwasanya ketika kamu menyukai sinar rembulan kamu juga harus menyukai sinar matahari, karena tanpa adanya matahari bulan tidak dapat bersinar terang, begitu juga ketika kamu ingin menikmati kebahagiaan kamu juga harus menikmati kesedihan, ketika kamu menikmati pertemuan kamu juga harus menikmati kehilang semua itu bukan berarti menikmati tapi lebih arah menerima semua yang terjadi, walaupun menerima itu berawal dari terapaksa tapi ketika kita mampu untuk berdamai dengan diri sendiri dan mencoba untuk belajar menerima semuanya akan tampak berjalan dengan baik. Walaupun dari proses belajar itu banyak menelan bentuk kecewa tapi kita harus terus melangkah meski kenyataanya tidak akan mudah.

***

"Pak, kita jadi ketemu Andin?,"

Aldebaran mengangguk, "Kamu sudah kasih tau dia kan saya mau ketemu?,"

"Sudah pak, andin ingin bertemu ditaman, mungkin Andin juga dalam perjalan."

Sore ini Aldebaran sudah sampai ditaman tempat yang Andin janjikan, benar saja Andin sudah sampai duluan, dengan penuh keceriaan Andin melambaikan tanganya pada Aldebaran, Aldebaran pun berjalan menuju ke arah Andin, Andin memberi aba-aba untuk Aldebaran duduk disebelahnya.

"Akhirnya kita ketemu lagi, maafin aku ya sama kejadian waktu itu," yang Andin suka dari Aldebaran walapun bersikap dingin tapi ketika di ajak bicara Aldeabran selalu menatap lawan bicaranya dengan tulus

"Ngga usah di bahas lagi,"

"Ngomong-ngomong ngapain ngajak ketemuan? Kangen ya?,"

Aldebaran menyodorkan kotak bekal yang sudah dicuci bersih "ngembaliin ini,"

Andin tampak merasa senang "Kamu makan? enak ngga?,"

Aldebaran mengangguk dan Andin tampak kegirangan "Terima kasih udah mau terima lain kali aku masakin yang lain lagi deh,"

obrolanya dengan andin membuat hatinya menghangat, Aldebaran tampak canggung untuk berbicara "Maaf," hanya kata itu yang mampu keluar dari bibir Aldebaran

"Maaf? untuk?," ucap Andin bingung

"Malam itu dan ninggalin kamu,"

"Ohhh masalah itu, santai aja kali,"

2ATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang