Bagian 9-Andin

1.2K 158 9
                                    


Dalam perihal Bahasa cinta puncak dari sebuah rasa cinta adalah bukan sekedar rasa suka melainkan nyaman, bukan berarti nyaman itu untuk memiliki tapi untuk saling ada, saling mendukung, saling memberi bahagia dan memberi kekuatan dan perihal nyaman pada dasarnya setiap manusia punya definisi nyaman yang berbeda berbeda, kemarin seseorang pernah berkata padaku dia mengatakan kalau ketika sudah dewasa yang dicari bukan sekedar rasa suka tapi nyaman dan ketika di hadapakan pilihan antara mencintai dan dicintai dia bilang memilih untuk dicintai, karena sesuatu hal yang dicintai akan menjadi baik, karena memang benar adanya bahwa cinta itu datang dengan terbiasa dan tanpa disadari.

Cinta pada pandanga pertama itu memang ada, karena seseorang pernah mengatakn bahwa laki-laki itu bisa jatuh cinta di delapan detik pertama mereka bertemu, begitu juga dengan Aldebaran tanpa disadari malam itu ia jatuh cinta pada perempuan pemilik mata indah itu, Andin seseorang yang bisa langsung membuatnya merasa nyaman.

Kali ini giliran Aldebaran yang bermain dengan anak-anak panti sedangkan Andin duduk dikursi taman panti, tak henti-hetinya ibu panti memandangi kecantikan Andin yang sangat natural. Ibu panti membelai lembut Andin.

"Kamu perempuan pertama yang Aldebaran bawa kesini," ucap ibu panti sambil tersenyum

"Iya bu?," Tanya Andin

Ibu panti mengangguk "Dulu Al sering kesini, tapi semenjak dua tahun lalu dia ngga pernah menginjakan kakinya lagi disini, dan baru kesini lagi hari ini dan yang bikin ibu kaget, dia bawa kamu, dia bilang kamu calon istrinya, itu benar?,"

Andin tertegun dengan apa yang didengar oleh ibu panti, Al yang tiba-tiba datang ke kampus dan mengajak andin pergi, ia tidak mengira kalau ia mengajaknya ke panti asuhan "saya bukan calonya bu masih jadi temanya," ucap Andin tersenyum Malu "tapi apa yang membuat Al baru datang lagi kesini Bu?,"

"Dulu Aldebaran sering kesini bersama Riky, tapi semenjak riky pergi Al ngga pernah datang lagi kesini,"

"Riky?," Tanya Andin

"Riky itu sahabatnya Aldebaran, orang yang pertama kali bawa Al kesini, disaat keadaanya ngga baik-baik aja, dulu setiap minggu al selalu kesini, tapi semenjak riky meninggal dua tahun lalu, Al ngga pernah datang kesini lagi,"

"Maksudnya Riky meninggal bu?,"

Ibu panti mengangguk

"Kalau boleh tahu meninggal karena apa Bu?,"

"Kecelakaan,"

"Saat keadaanya ngga baik-baik aja bu, dulu Al kenapa?,"

"Kalau yang masalah itu, ibu juga ngga paham,"

"Ndin, ibu boleh pesen sama kamu? tanya ibu panti.

"Apa itu ibu?,"

"semoga kamu bisa buat Al bahagia,"

Andin  ingin menanyakan banyak hal kepada ibu panti tapi tiba tiba Aldebaran menghampirinya untuk mengajaknya pulang, alhasil semua pertanyaan itu masih tersimpan di otak andin dengan jawaban yang belum pasti, dalam hatinya bertanya-tanya hidup seperti apa yang Aldebaran jalani sebelum bertemu denganya,apa mungkin ini ada hubunganya sama Aldebaran yang waktu itu ingin terjun dari jembatan.

***

Selama dalam perjalanan Andin cenderung diam memikirkan semua pertanyaan yang ada di kepalanya, ingin sekali ia menanyakan semuanya pada Aldebaran tetapi Andin seperti tidak punya keberanian untuk menanyakan itu, karena dalam hidupnya ia mempunyai prinsip ketika seseorang itu sudah percaya dan nyaman maka ia akan cerita dengan sendirinya.

2ATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang