Bagian 16-Bercerita

1.2K 169 15
                                    

holla selamat siang menjelang sore

gimana ditempat kalian? ditempatku dari pagi sampe sekarang hujan kalau hujan penginnya rebahan terus ya di kamar, tapi kenyataanya ada setumpuk tugas yang minta di perhatiin wkwkw

 jangan lupa follow wattpad aku ya, terima kasih

aku selalu bilang maaf ya banyak typo dan ngga nyambung

selamat membaca

coment ya gimana pendapat kalian sama part ini

terima kasih


Didalam mobil Aldebaran melihat andin yang tampak kebingungan mencarinya, sedangkan ia sekuat tenaga mengatur deru nafasnya, dalam diam ia masih memperhatikan andin, ini rasanya ia kesana, tapi untuk sekarang ia belum bisa karena kenyataanya Andin adalah kakak dari Elsa, dan elasa sangat membencinya.

Setelah melihat Andin di tenangkan oleh seorang laki-laki yang sama seperti dikantin Aldebaran memutuskan untuk pergi, Aldebara tidak tahu akhir cerita hubunganya dengan andin akan seperti apa, tapi dalam hatinya permintaanya masih sama, ia meminta Andin untuk menjadi miliknya.

Bukankah sebuah cinta harus diperjuangkan dan kali ini Aldebaran akan berjuangan dengan caranya, menyelesaikan masa lalu yang belum selesai, bukankah katanya jangan pernah memulai sebuah hungungan ketika masa lalumu belum selesai, Al akan berjuang demi selamanya dengan andin, cintanya bukan mungkin untuk selamanya tapi ia ingin harus selamanya.

Kedepanya nanti akan ada banyak hal yang harus dilalui, mungkin saja hubungan ini tidak akan direstui oleh keluarga Andin, tapi untuk kali ini ia mau berjuang, Cuma itu yang bisa lakukan, berjuang. Bukankah sesuatu yang diperjuangan dengan sungguh-sungguh maka akan mendapatkan hasil yang baik.

***

Aldebaran sudah sampai diapartemen miliknya, ketika sedang berada diperjalanan Irvan memberi tahu kalau ia tidak bisa menemani Aldebaran karena ada urusan mendadak.

Aldebaran masuk dan mendapati Mayang sedang duduk di ruang tamu, sejenak deru jantungnya berpacu sangat cepat, dua tahun sudah ia tidak bertemu dengan perempuan yang sudah dianggapnya seperti ibu sendiri.

Aldearan mencium tangan Mayang dan langsung duduk dihadapan mayang, yang bisa Aldebaran adalah menunduk tanpa bisa berkata sedikitpun.

"PLAK!" satu tamparan mendarat mulus di pipi Aldebaran, sedangkan yang ditampar tidak bergeming sama sekali

"Ternyata kamu masih bisa hidup tenang juga ya setelah apa yang kamu lakukan pada anak saya," seketika ucapan itu menggugah hatinya seperti baru saja ada pisau yang menusuk hatinya, sangat perih dan sangat sakit.

"Untuk apa kamu menyelidiki kasus ini lagi? Bukankah semuanya sudah jelas kalau kamu peyebabnya?"

"kamu melakukan ini untuk mencari pembelaan?"

Mayang meneteskan air matanya, seorang ibu mana yang kuat kehilangan anak satu-satunya, dan yang bisa dilakukan Aldebaran hanya diam, membiarkan wanita itu berbicara sepuanya, baginya mendengarkan kata kata menyakitkan bahkan cacian sudah biasa baginya.

"Tan, Kalau saya mencari pembelaan sudah sejak lama saya mencari pembelaan, saya hanya ingin tahu yang sebenernya, kalaupun tante tidak mau tau dan terus menyalahkan saya, saya ngga papa Tan, saya ingin tahu semua ini untuk diri saya bukan orang lain, kalau kali ini saya mencari pembelaan rasanya sudah telat tan, semua orang juga sudah membenci saya kan Tan?,"

2ATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang