Holla semuanya.... selamat malam maaf ya baru up malam ini, baru pulang kampus wkwkwkw
maaf kalau banyak typo, maaf kalau ngga nyambung juga, terima kasih sudah mau baca
jangan lupa follow wattpad aku ya, jangan lupa bintangnya juga hehehe
selamat malam, mimpi indah, jangan lupa bahagia
Sekali lagi maaf ya kalau banyak typo ngga sempet ngedit soalnya, maaf juga kalau ceritanya ngga nyambung.
Dulu riky selalu mengatakan untuk selalu baik dengan siapa saja, tapi riky lupa mengatakan kalau kita juga harus baik sama diri kita sendiri, dulu riky mengatakan kalau kita harus bisa memperjuangkan kebahagiaan kita tapi riky juga lupa mengatakan kalau bahagia yang benar adalah bahagia yang diraih dengan cara yang tulus.bukankah hidup harus seimbang?
Kepergian Riky membawa separuh jiwa Aldebaran, seperti ada sebuah ruang kosong yang tidak pernah bisa di isi oleh siapa pun, aneh, keduanya tidak memiliki hubungan darah, tapi karena kedekatan mereka membuat mereka seolah saling melengkapi dan punya ruang dihati mereka masing-masing.
Kenyataanya kepergian riky justru membuat hidup Aldebaran hancur, ketika banyak orang yang mendambakan kehidupanya justru ia tidak tidak mendambakanya sama sekali, siapa yang mau hidup dengan penuh luka lebam disekujur tubuh, kenyataanta sakit yang telihat itu bisa cepat sembuh sedangkan sakit yang tidak terlihat itu kemungkinan ngga bisa sembuh.
Jika semuanya terungkap nanti Al hanya ingin semua orang tidak menyelahkan riky cukup dia saja yang disalahkan riky jangan, bagaimanapun Al ingin riky tenang disana, dengan semua kebaikan yang telah riky berikan Al ingin membalasnya, bukankah Tuhan saja maha pemaaf?.
Pagi membangunkanya dengan acuh tak acuh, ia melihat dirinya dipantula cemin, mata sembab dengan muka murung, belum lagi wajah yang terlihat pucat, mungkin jika orang melihatnya saat ini Al dipantas disebut sebagai Mayat hidup, ia keluar dari kamar dan mencari Irvan yang kenyataanya sedang sibuk di dapur menyiapkan sarapan.
"Udah bangun Al?,"
Aldebaran mengangguk lalu langsung duduk dikursi, sebelum itu ia melihat ponsel, kenyataanya Andin tidak menghubunginya sama sekali, memang bener yang namanya kepercayaan itu Mahal, untuk sekarang rasanya menyalahkan diri sendiri karena tidak cerita dari awal ke andin itu hanya sia sia.
Tanpa suara ia mengunyah nasi goreng yang telah disiapkan Irvan, sekilas Irvan hanya tersenyum melihat Aldebaran.
"Lapar Al?,"
Lagi-lagi hanya di jawab anggukan dari Aldebaran
"Sebentar lagi, Om ngga minta banyak dari kamu, Om Cuma minta kamu bertahan,"
"Dari dulu aku udah bertahan Om dengan harapan dalam hati aku selalu berkata kalau bukan hari ini mungkin besok kalau bukan besok berarti lusa, tapi kenyataanya sampai sekarang semuanya tambah hancur om, aku hidup didunia ini kaya lagi menjalani hukuman yang aku sendiri ngga tau salahnya apa,"
Irvan menepuk pundak Aldebaran memberi keyakinan kalau kali ini semuanya akan berjalan dengan baik. Ketika keduanya sedang menikmati sarapan seseorang mengetuk pintu apartemenya.
Irvan menyuruh Aldebaran untuk melanjutkan makananya dan ketika membuka pintu yang datang adalah Roy, adik Aldebaran.
"Omm!" ucap roy sambil tersenyum senang kemudian memeluk irvan dengan penuh bahagia
"Keponakan Om si playboy sejati udah tambah gede ternyata,"
"udah ngga playboy ko om, lagi insaf dulu,"
KAMU SEDANG MEMBACA
2A
Fanfiction"Apa saya boleh bahagia?," "kenapa kamu tanya gitu? "karena setiap kali saya bahagia, semesta seakan tidak pernah memihak," ps: cerita ini terispirasi dari tokoh aldebaran dan andin, hanya untuk bersenang senang dan kembali berlatih menulis