Ini adalah Part terpanjang yang pernah aku tulis wkwkwk
Holla aku ngga nyangka bisa nulis cerita ini sampai sejauh ini
Aku mau mengucapkan terima kasih udah mau menyempatkan membaca
Juju ragu mau up bab ini , kaya ngga nyambung , semoga kalian suka
Maaf kalau banyak typo
Selamat membaca, jangan lupa bahagia
Hari ini ditematku hujan lagi ditempat kalian gimana?
Coment ya sama bagian ini menurut kalian gimana? Coment dan saran kalian sangat aku tunggu terima kasih
Mereka sampai bandung sudah larut malam, kini keduanya menyusuri jalan setapak dengan senter yang mereka gunakan sebegai peneranganya, selama dalam perjalanan mereka saling diam namun saling genggam, dalam hati semasing mereka berdoa dengan harapan setelah ini semuanya selesai dan tidak ada yang dikorbarkan dalam bentuk apapaun.
Pohon menjadi saksi dua orang yang diam diam saling menghawatirkan dua orang yang ingin hidup bersama tapi dihalang oleh sebuah kenyataan masa lalu yang belum selesai, jalan becek membuat mereka menggenggam saling erat, dalam hal ini mungkin ketika ada manusia lain yang melihat, pemadangan romantis akan tercipta namun kenyataanya ini seperti drama thriller yang ending ceritanya tidak bisa ditebak. Tapi cinta seolah memberi mereka kekuatan kalau mereka akan sampai pada perjalanan yang yang membahagiaakan. Bukankah segalanya yang diusahakan dengan terbaik akan mendapatkan hasil yang terbaik pula?
Malam ini Aldebaran akan mengusahakan sebisanya, apalagi sekarang ia membawa perempuan yang sangat dicintainya, tentunya ia harus berjuang sebisa dia, setelah melewati perjalanan yang cukup panjang keduanya sampai disebuah tempat kumuh, sebuah rumah yang sudah lama tidak digunakan.
Keduanya bersembunyi dibalik pohon besar, tampak didepan rumah sudah ada penjagaan yang cukup ketat, mereka harus memancing orang yang ada dihalaman tersebut pergi. Andin memiliki Akal untuk menyelakan sirine mobil polisi.
"Kita nyalain sirine nada mobil polisi gimana?" Tanya andin dengan suara pelan
Aldebaran mengangguk, "kamu harus selalu di belakang saya. Ndin, nanti kalau udah berhasil nemuin elsa, kamu harus segera bawa elsa pergi dari sini, kamu paham kan?"
"Tapi kamu gimana?" ucap Andin mengkhwatirkan Aldebaran
"kamu tenang aja saya bisa jaga diri, kamu harus inget itu ndin, apapun yang terjadi kamu harus pergi dari sini sama elsa,"
Andin mengeluarkan ponselnya menyalahkan sirini bunyi polisis, seketika seluruh penjaga yang ada di rumah tua tersebut kalang kabut, ketika mereka sedang panic Andin dan Aldebaran masuk ke dalam, mencoba menerka-nerka dimana elsa berada, mereka curiga pada kamar paling pojok, tanpa banyak berfikir Aldebaran menggandeng tangan andin sambil mengendap-endap mencoba masuk ke dalam, kenyataanya pintu itu tidak di kunci, dan ketika mereka membua pintu, mereke melihat elsa yang diikat disebuah kursi dengan bibir yang dilakban, elsa merajuk mencoba berbicara tetapi kenyataanya tidak bisa.
Ketika keduanya hendak berjalan menuju ke arah elsa, seseorang berniat memukul andin tetapi dengan sigap Aldebaran melindunginya, pukulan itu mengenai Aldebaran, ia tersungkur pada lantai.
"BUGH!" Aldebaran tersungkur ke lantar
"AL!" Teriak Andin dan langsung membantu Aldebaran
Banyak pengawal yang sudah berdatangan mengepung mereka, sedangkan Aldebaran masih mencoba berdiri dibantu oleh Andin
KAMU SEDANG MEMBACA
2A
Fanfiction"Apa saya boleh bahagia?," "kenapa kamu tanya gitu? "karena setiap kali saya bahagia, semesta seakan tidak pernah memihak," ps: cerita ini terispirasi dari tokoh aldebaran dan andin, hanya untuk bersenang senang dan kembali berlatih menulis