32.Hurt

32 0 0
                                    

Louis menepuk bahu Julian yang tengah melamun,ia tahu kalau bos sekaligus sahabatnya itu tengah gundah

"Kau tidak mau pulang dan melurus kan masalah ini dengan Aleena"

"Aku hanya belum siap mendengar bahwa Nickholas masih memiliki tempat dihatinya, pengecut bukan" ucap Julian tertawa miris

Louis sangat tahu seberapa banyak Julian berjuang untuk membuat Aleena berada disisinya dan ia tak tahu apa yang mungkin terjadi pada Julian andai Aleena ternyata masih mencintai Nickholas

Julian kembali menegak minumannya dan entah kenapa bayangan Aleena yang menangis hingga tertidur sangat mengusiknya.

Pagi ini Aleena terbangun dengan pusing di kepala dan mata yang bengkak karena terlalu lama menangis semalam.

Dengan langkah gontai ia berjalan keluar dari kamar Julian dan ia terkejut saat membuka pintu Mauren sudah berdiri dihadapannya.

"Al,kau baru bangun "tanya mauren menggoda

"Nenek,kapan datang ?

"Aku baru saja tiba,aku kesini karena ingin membicarakan sesuatu dengan mu dan Julian"

Aleena gugup saat Mauren menyebut nama Julian ia takut nenek khawatir saat tahu mereka kembali bertengkar

Mauren yang menyadari kegugupan di wajah Aleena tahu bahwa ada sesuatu yang coba disembunyikan oleh gadis itu

"Lalu dimana Julian ?tidak biasanya dia bangun siang"

"Aku disini nek"sahut Julian di belakang tubuh Mauren

Entah kenapa mendengar suara itu justru membuat Aleena ingin semakin menangis

"Kupikir kau masih tidur ,lalu dari mana kau tadi"

"Oh itu tadi aku menemani Claudia untuk jogging"

Mendengar Julian menyebut nama wanita lain dada Aleena terasa sesak tapi apa haknya untuk marah

"Claudia?dan kau meninggalkan istri mu sendirian"

Julian mengalihkan tatapannya pada aleena yang terlihat biasa saja "aku sudah mengajaknya nek,tapi dia bilang kepalanya pusing makanya aku pergi dengan Claudia"

Dengan susah payah Kiara tersenyum kepada sang nenek agar ia tak curiga"Julian benar aku sedikit tidak enak badan makanya aku baru bangun"

Mauren menyentuh dahi Aleena dan ia tahu bahwa keduanya tengah berbohong tapi ia akan mengikuti permainan keduanya sampai sejauh mana

Saat tengah sarapan Aleena dan Julian tak saling bicara membuat Mauren semakin yakin telah terjadi sesuatu

"Julian"panggil Claudia

Tanpa malu claudia langsung memeluk Julian dan memberi ciuman di kedua pipinya,Mauren yang melihat hal tersebut hanya diam dan melihat reaksi Aleena.

Aleena mencoba abai dengan apa yang terjadi dihadapannya dengan susah payah ia menelan makanannya

"Nenek "

"Hai sayang,kenapa kau pagi-pagi sudah di sini"

"Aku ada janji dengan Julian untuk melihat apartemen yang akan ku tempati,aku tidak mengganggu sarapan kalian kan?

"Tidak sama sekali lody,ayo ikut sarapan bersama"

Claudia tersenyum dan duduk di samping Julian dan menatap Aleena yang seolah tak terganggu dengan kedatangannya

"Aku sudah selesai nek, bolehkah aku kembali ke kamar ?

Mauren mengangguk dan Aleena pun hendak naik ke kamarnya namun saat Aleena hendak menaiki anak tangga Claudia menahan tangan Aleena

"Aleena maaf jika kehadiran ku membuat mu tidak nyaman "sesal Claudia

"Tidak seperti itu Claudia,aku sedang tidak enak badan jadi aku ingin istirahat"

Claudia menatap Aleena dengan mata berkaca-kaca"sungguh kau tidak pergi karena aku kan?"

"Nona ini teh yang anda minta "ucap salah seorang pelayan yang di balas anggukan oleh Aleena

"Kalau begitu aku naik dulu ke kamar ku"pamit Aleena pada Claudia

Aleena kembali menaiki anak tangga hingga langkahnya terhenti karena tarikan yang keras dari Claudia hingga teh yang ia bawa tumpah ke tubuh Claudia dan ia pun terjatuh mengenai pecahan gelas dan ringisan Claudia membuat Aleena melupakan rasa sakitnya dan menghampiri Claudia

Julian dan Mauren pun segera berdiri dan menghampiri Claudia yang berteriak karena terkena air panas

"Claudia"teriak Julian

Julian mendorong Aleena hingga tubuh Aleena yang tidak siap luruh ke lantai ,dan Julian menatap tajam Aleena saat melihat tangan Claudia melepuh

"Apa kau sengaja melukai Claudia kerena kau merasa cemburu"ketus Julian

Aleena menatap tak percaya dengan apa yang dia dengar"kau menuduhku sengaja melukai Claudia "

"Julian ini bukan salah Aleena,aku paham kalau Aleena tidak menyukai ku"

"Bukan berarti ia bisa melewati batas dan menyakiti mu Claudia"

"Julian kita belum tahu apa yang sebenarnya terjadi bagaimana bisa kau menuduh Aleena sengaja melukai Claudia"

"Jangan membelanya nenek,atau dia akan lupa akan posisinya dan merasa besar kepala"

"JULIAN"

rasa sakit yang Aleena rasakan karena terkena pecahan gelas dan dorongan Julian barusan tidak lebih sakit dari ucapan yang keluar dari bibir Julian barusan

Aleena tersenyum miris dan hal itu tak luput dari penglihatan Mauren"maaf aku hampir saja melewati batas dan lupa akan posisi ku terima kasih anda sudah mengingat kan ku"

Julian tersadar bahwa ia sudah salah bicara pada Aleena namun egonya membuat ia tetap berdiri dan membantu Claudia.

Mauren berlalu dengan pandangan kecewa pada Julian sementara Claudia tersenyum penuh kemenangan.

Di dalam kamar Aleena menangis sambil menepuk dadanya yang terasa sesak karena ucapan Julian

"Sadarlah Aleena kau dan Julian hanya menikah karena dia merasa kasihan padamu"

Aleena menghapus kasar air matanya dan menelpon seseorang ia tidak boleh egois lagi dan pergi adalah keputusan terbaik untuknya saat ini.

Di lain tempat Julian tengah menemani Claudia yang sedang mendapat perawatan akibat tangannya yang terkena air panas

Dan tanpa di sadari siapapun Aleena meninggalkan rumah Julian dengan menaiki taksi

ALL MY STAR(ON GOING)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang