Aleena melenguh dari tidurnya karena terganggu oleh sinar matahari yang masuk ia hendak bangun saat merasa sebuah tangan memeluknya.
Ia menatap wajah Julian yang tengah tertidur damai entah kenapa ia merasa tenang saat melihat wajah Julian .
"Jangan pernah mencoba untuk pergi dariku"gumam Julian membuka Kedua matanya.
"Aku tidak mencoba pergi "gugup Aleena
"Maaf karena mengacuhkan mu Aleena aku hanya kesal karena kau tidak mau jujur padaku"jelas Julian
Aleena mengusap rahang Julian lembut membuat julian memejamkan mata .
"Seharusnya aku yang minta maaf karena merahasiakan semuanya dari mu ,tapi sungguh aku tidak pernah tahu kalau itu akan melukaimu"lirih Aleena
"Aleena aku tahu kita memulai hubungan ini dengan sebuah perjanjian dan aku ingin kita memulai sebuah hubungan yang baru"
"Maksudmu"tanya Aleena bingung
"Maukah kau memulai hubungan yang nyata denganku Aleena tanpa perjanjian"
"Maksudmu hubungan seperti apa "
Julian tersenyum jahil dan mencubit gemas pipi Aleena
"Aku ingin memulai semua dari awal jadi anggaplah kalau kita berkencan bagaimana"
"Lalu perempuan yang waktu itu dikantor "cicit Aleena
Julian tertawa melihat wajah Aleena yang kesal saat membahas Briana
"She's nothing Al,karena saat aku memutuskan menjadikan istrimu maka kau akan menjadi satu-satunya kecuali kau-
Aleena menutup bibir Julian dengan tangannya ia tak mendengar lanjutan perkataan Julian dan justru membiarkan Julian mendekapnya.
"Aku tidak bisa menjanjikan cinta padamu Julian tapi seperti yang kau bilang ayo kita mencoba kembali "ucap Aleena dipelukan Julian
"Suatu saat kau akan mengatakan bahwa kau mencintaiku Aleena"
Aleena mencubit perut Julian kesal membuat julian Mengaduh namun tak urung ia tertawa setidaknya kini hubungannya dan Aleena tidak hanya karena perjanjian.
Clara mendengus kesal melihat Aleena yang tanpa henti tersenyum seperti orang gila.
"Hei nyonya Russel kau masih waraskan daritadi senyum-senyum tidak jelas"gerutu Clara
"Issh aku tidak gila Clara "kesal Aleena
"Kemarin nangis sekarang tersenyum seperti orang gila itu apa namanya"
"Aleena"panggil Seseorang yang sungguh tidak pernah Aleena harapkan untuk bertemu
"Celine"
"Hmm ,bisa kita bicara "tanya Celine menatap Aleena
Aleena menatap Clara kemudian mengangguk dan Clara ia meninggal kan keduanya karena ia tahu mereka butuh waktu.
"Jadi apa yang ingin kau bicarakan"ucap Aleeena tanpa basa basi
"Jauhi Nicholas ,aku pikir kau sudah tahu bahwa dia tidak pernah mencintaimu"
"Seharusnya kau bicara pada Nicholas bukan aku karena dia yang terus menggangguku"
"Aku tidak perduli yang pasti Jauhi Nicholas atau kau akan menyesal"ancam Celine
Aleena hanya tersenyum mendengar ancaman Celine yang terasa lucu baginya.
"Kenapa?apa kau tidak percaya Nicholas mencintaimu celine"sindir Aleena
"Tentu saja Nicholas mencintaiku "ketus Celine
"Jadi apa yang harus kau khawatir kan kalau begitu"
"Yang pasti Jauhi Nicholas karena kau tahu apa yang bisa kulakukan"ucap Celine berlalu meninggalkan Aleena
Clara datang menghampiri Aleena dengan wajah khawatir
"Apa yang dikatakan perempuan itu "
"Bukan hal penting ,ayo kembali ke kantor Julian sudah mengirimiku pesan dari tadi "ucap Aleena bangkit dari kursinya.
"Suamimu itu terlalu berlebihan Aleena "dengus Clara
"Suamiku yang kau bicarakan itu juga bos mu kalau kau lupa"
Keduanya pun berjalan menuju ke kantor Julian saat sampai di lobby Louis sudah menunggu untuk membawa Aleena keruangan Julian sementara Clara ia harus kembali keruangannya untuk bekerja.
"Menikmati makan siangmu nyonya Russel"sindir Julian
"Tentu saja mau bagaimana lagi suamiku sangat sibuk hingga tak punya waktu untuk makan siang denganku"balas Aleena
"Sudah pintar menjawab hmm"ucap julian
"Apa kau sudah makan siang "
"Belum ,istriku lebih suka makan dengan orang lain dari pada suaminya"goda Julian
Aleena mendelik malas mendengar godaan suaminya itu iapun menyiap kan makanan yang ia bawa untuk Julian
"Makanlah dulu julian setelah itu kau boleh lanjut kerja"bujuk Aleena
"Aku harus segera menyelesaikannya Al kalau tidak aku harus lembur"
"Tapi kau harus makan dulu Julian ,kalau tidak kau bisa sakit "geram Aleena
"Kalau begitu suapi aku"pinta Julian
Aleena gugup mendengar permintaan julian sementara julian yang awalnya berniat menggoda Aleena tidak bisa menahan senyum saat Aleena berjalan kearahnya.
"Dasar anak kecil ayo buka mulut mu"pinta Aleena sambil menyodor kan makanan yang sudah ia ambil dengan sendok kepada Julian
Julian merasa sedikit salah tingkah namun juga senang saat Aleena berusaha menyuapinya padahal ia hanya sedang menggodanya saja.
Baru saja julian hendak menerima suapan dari Aleena seseorang masuk keruangannya tanpa mengetuk pintu
"Julian "
"Nenek"kaget keduanya saat melihat ternyata mauren lah yang masuk keruangannya.
"Kurasa aku datang disaat yang tidak tepat "goda mauren
"Kenapa Nenek tidak memberitahu kalau nenek akan kesini "ucap Julian
"Kenapa apa aku tidak boleh kemari dan menemui cucuku sendiri "ketus Mauren mendelik sebal
"Bukan begitu maksudku Nek"
Mauren mengibaskan tangan tak mau mendengarkan alasan Julian ia kemudian meminta Aleena dan Julian untuk duduk di sofa
"Nenek kemari hanya untuk meminta kalian datang kerumah untuk makan malam keluarga"
"Keluarga!itu artinya mereka juga akan hadir"
Mauren mengangguk ia tahu kalau Julian pasti tidak senang dengan rencana tapi ia punya alasan melakukan ini.
"Kau tidak bisa terus menyembunyi kan hubunganmu dan Aleena julian dan makan malam ini juga untuk memperkenalkan Aleena pada Ayahmu"
"Nenek tahu kalau aku tidak akan pernah mau bertemu mereka"kesal Julian
"Nenek tahu ,tapi sampai kapan kau menyembunyikan Aleena "
Aleena hanya diam memandang Julian ia tidak tahu masalah apa yang membuat Julian tidak mau bertemu Ayahnya
"Pikirkan Aleena sayang,ia tidak mungkin terus kau sembunyikan "ucap Mauren
Sepeninggal Mauren julian masih terlihat gusar Aleena pun menepuk bahu julian lembut
"Jangan terlalu memaksakan dirimu ,aku tidak mau kau merasa terbebani"ucap Aleena lembut
"Kita akan pergi benar kata nenek sudah saatnya semua tahu siapa dirimu "putus Julian
KAMU SEDANG MEMBACA
ALL MY STAR(ON GOING)
RomanceAleena jasmine harus merasakan pahitnya kenyataan hidup bukan hanya kehilangan orang tua,ia pun dikhianati kekasih dan dijadikan alat untuk membayar hutang oleh sang paman.Namun pertemuannya dengan Julian Russel seorang pria dengan sejuta pesona ya...