17.Desperate Feeling

27 2 0
                                    

Aleena menghela nafas ia bingung harus bagaimana sudah tiga hari julian mengacuhkannya,ia juga sadar julian selalu menghindarinya dengan pulang tengah malam.

Pagi ini saat Aleena hendak mengetuk pintu kamar Julian howard memberi tahunya bahwa julian pergi pagi-pagi sekali,dengan langkah gontai iapun kembali ke kamar.

"Apa kau benar-benar semarah itu julian sampai tidak mau melihat ku"lirih Aleena

Aleena tidak bersemangat untuk melakukan apapun ia  hanya diam di kamar seharian ini sampai ia merasa kan sapuan lembut dikepala nya.

"Apa cucu menantuku tidak merindu kan ku sampai tidak mau menyambut kedatanganku "ucap Mauren dengan nada kesal

"Ne-nek "kaget Aleena

"Kenapa kaget begitu kau tidak senang aku datang Aleena"

"Tentu saja aku senang ,aku sangat rindu pada nenek"ucap Aleena sambil memeluk mauren dan tanpa sadar ia menangis.

Mauren yang merasakan tubuh aleena bergetar karena menangis mengusap lembut punggung Aleena.

"Semua akan baik-baik saja sayang jangan menangis "

Aleena melepas pelukannya dan menatap mauren dengan pandangan bertanya.

Sementara mauren yang sadar arti tatapan Aleena hanya tersenyum lembut.

" sejak kapan nenek datang kenapa paman howard tidak memberitahuku "tanya Aleena

"Aku baru saja sampai dan ingin melihat cucu menantuku tapi dia malah diam dikamar sambil menangis"ledek Maureen

"Aku sangat merindukan nenek ,maaf kau justru harus melihatku seperti ini"ucap Aleena terkekeh

Sepanjang hari ini Aleena menyibuk kan diri bersama mauren keduanya bergelut dengan peralatan dapur karena tadi Mauren minta dibuatkan pudding oleh Aleena.

Aleena menyajikan pudding beserta teh untuk Mauren keduanya memilih  duduk di taman belakang sambil menikmati udara sore.

"Apa kau bertengkar dengan Julian "tanya Mauren tiba-tiba

"Kami tidak bertengkar nek,hanya saja ada sedikit kesalah pahaman diantara kami"jawab Aleena ragu

"Kau tidak pandai berbohong Aleena "ucap Mauren membuat Aleena menoleh dan menatap Mauren

"Nek "lirih Aleena

"Kalau kau berfikir julian tidak tahu apa yang terjadi padamu kau salah besar dia tahu segalanya "ucap Mauren membuat Aleena terbelalak

"Kau pasti bertanya  kenapa ia tidak mengatakan apapun padamu iya kan "tebak mauren

"Kau ingat ucapan ku saat kau dan julian akan menikah "

Aleena mengangguk "iya aku masih ingat "

"Aleena ,aku tahu alasan mu menikah dengan Julian terlepas dari itu kau dan Julian sudah berjanji untuk hidup sebagai suami istri ,dan bagaimana kau mau membangun rumah tangga mu dengan Julian tanpa memiliki sebuah Fondasi"

"A-aku tidak mengerti "

"Dasar dari sebuah hubungan pernikahan adalah kepercayaan dan keterbukaan Aleena ,jika kau tidak bisa mempercayai Julian dan terbuka pada nya maka pernikahan mu dan Julian tidak akan pernah berjalan "jelas mauren menggenggam tangan Aleena

"Aku mempercayai Julian lebih dari diriku sendiri nenek"ucap Aleena sambil terisak

"Tapi kau tidak membuktikan itu sayang ,dengan menyembunyikan nya dari Julian itu berarti kau tidak mempercayainya"

"A-aku takut Julian akan meninggal kan ku ,aku sudah terlalu banyak menyusahkan Julian aku sungguh tidak bermaksud menyembunyikan hal ini darinya"ucap Aleena sambil menangis dipelukan Mauren

"Tapi julian berfikir sebaliknya ,dia berfikir kau tidak percaya padanya sebagai suami mu dia hanya ingin kau percaya dan terbuka padanya "

"Aku kembali melukai Julian Nenek "isak Aleena

"Kalau begitu yang perlu kau lakukan adalah perbaiki semuanya bicaralah dengan Julian "ucap Mauren menghapus air mata Aleena.

Aleena menatap penampilannya dicermin setelah berbicara dengan Mauren ia pun semakin yakin untuk menemui Julian dan menyelesaikan masalah mereka.

Sepanjang perjalanan Aleena terus meremas tangannya gugup ia takut Julian tidak mau menemuinya namun ia meyakinkan diri bahwa semua akan baik-baik saja.

"Kita sudah sampai Nyonya"ucap Ed

Aleena tersadar dari lamunannya dan melihat gedung tempat Julian bekerja "ah iya ,kau pulang saja jika aku sudah selesai aku akan menemui mu

Dengan mengumpulkan keberanian nya Aleena pun berjalan memasuki kantor Julian ia merasa risih dengan tatapan menilai orang-orang padanya

"Permisi nona ,bisakah aku bertemu dengan Mr.Russel "ucap Aleena kepada Resepsionis

"Apa anda sudah membuat janji sebelum nya miss"tanya Resepsionis

Aleena menggeleng ,ia juga tidak mungkin mengatakan bahwa ia adalah istri Julian karena pasti semua orang tidak akan percaya.

"Kalau begitu maaf ,anda harus membuat janji terlebih dahulu miss"

"Tidak bisakah anda menghubungi  mr.Russel tolong sampaikan Aleena Jasmine ingin bertemu"

"Maaf miss"

"Tolong lah ,aku harus bertemu dengannya ada hal yang harus aku bicarakan dengan Mr.Russel"

"Miss ,apa yang anda lakukan disini"tanya Louis membuat Aleena kaget sekaligus senang

"Louis ,syukurlah aku bertemu dengan mu disini aku harus bertemu Julian bisakah kau membantu ku "ucap Aleena

Louis menatap tajam resepsionis yang sudah membentak Aleena ia ingin memarahinya namun ia sadar bahwa tidak ada seorangpun di perusahaan yang mengetahui tentang siapa Aleena sebenarnya.

Louis pun meminta Aleena untuk mengikutinya menuju lift khusus yang hanya digunakan oleh Julian dan dirinya.

"Terima kasih Louis "

"Anda tidak perlu berterima kasih miss karena saya tidak melakukan apapun"

"Kau sudah membantuku jika kau tidak ada mungkin aku harus menunggu sampai malam "ucap Aleena tertawa

"Silahkan miss "

"Apa dia akan mau menemuiku "tanya Aleena gugup

"Kenapa tidak anda coba saja miss"jawab Louis

Aleena menarik nafas dan membuka pintu ruangan Julian ia terkejut saat melihat apa yang terjadi diruangan Julian,sementara Julian sama kaget nya melihat Aleena yang kini berdiri diambang pintu ia yakin Aleena pasti salah paham melihat posisinya sekarang yang sedang memangku seorang perempuan.

Aleena hanya bisa menatap Julian nanar ia sendiri tidak mengerti kenapa ia merasa sangat sesak melihat posisi julian sekarang .

"Maaf aku tidak tahu kau sedang ada tamu "sesal Aleena

"Aleena "panggil Julian menyingkirkan wanita dipangkuan nya sampai meringis karena kesakitan

Aleena pergi begitu saja dan mengacuh kan Julian yang terus memanggilnya.

"Siapa wanita itu Julian ,kenapa kau begitu khawatir padanya "ucap Briana

"Bukan urusan mu "bentak Julian membuat Briana terdiam

Julian pun memarahi Louis yang tidak memberitahunya tentang kedatangan Aleena dan sialnya ia harus melihat dirinya dengan posisi yang siapapun akan salah paham melihatnya.

Aleena berjalan sambil menangis ia tidak tahu alasan kenapa ia menangis dan dadanya terasa sesak bahkan perasaan sakit ini lebih dari saat ia tahu nicholas mengkhianatinya.

"Kau jahat Julian aku membencimu"lirih Aleena



ALL MY STAR(ON GOING)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang