4.Awkward Moment

38 3 0
                                    

Aleena menggeliat dan bangun dari tidurnya ia memegangi kepalanya yang berdenyut nyeri ,ia mencoba menyesuaikan penglihatannya dan tertegun saat sadar bahwa ia bukan berada dikamarnya.

"Apa aku sudah mati "pikir Aleena karena seingatnya semalam Leon mencekiknya sampai ia tak bisa bernafas.Aleena meringis saat ia hendak beranjak dari ranjang tubuh nya terasa remuk dan sakit saat ia gerakan namun dia bernafas lega karena itu artinya ia masih hidup.

"Nona sudah bangun,apa ada yang anda perlukan "tanya seorang wanita paruh baya

"Siapa kau,dan dimana aku sekarang?
Tanyanya

"Saya jena pelayan disini dan nona sekarang  ada  diapartemen Tuan "jelas jena pada Aleena

"Tuan ,tuan siapa maksudmu,apa dia yang membawaku kemari"ucap aleena penasaran.

Jena mengangguk kemudian pamit untuk memberi tahu tuannya.

"Kau sudah bangun "suara bariton seorang pria membuat Aleena menoleh dan terkejut saat melihat sosok itu adalah Julian Russel

"K-kau bagaimana bisa ada disini,apakah orang yang menolong ku semalam adalah kau "Tanya Aleena penasaran

Julian mengangguk tanpa berniat menjawab pertanyaan Aleena

"Apa  kau sudah merasa lebih baik ? atau aku perlu memanggil dokter untuk memeriksa keadaan mu"Tanya julian memastikan

" Tidak perlu tuan Russel aku baik-baik saja  "jawab Aleena sambil membenarkan posisi duduknya .

"Benarkah, padahal semalam nyawa mu hampir saja melayang  "sindir Julian

"Jika aku tidak datang tepat waktu mungkin kau sudah tinggal nama"lanjut julian dingin

Aleena menatap Julian tidak suka bagaimana bisa pria itu mengatakan hal yang mengerikan itu,meskipun yang dikatakan Julian memang tidak salah

"Terima kasih sudah menolongku "ucap Aleena pelan

"Aku sebenarnya tidak suka terlibat atau ikut campur dengan  urusan orang lain tapi " julian menghentikan ucapannya saat melihat Aleena menatapnya .

"Tapi apa"tanya Aleena

"Bukan apa-apa lupakan "ketus Julian

"Siapa sebenarnya pria itu ,dan kenapa ia melakukan ini semua padamu "Tanya julian menatap Aleena

"Seperti yang anda bilang anda tidak suka ikut campur  atau terlibat dengan kehidupan orang lain jadi ku mohon jangan libat kan diri anda dengan masalah saya "mohon  Aleena tanpa menatap Julian

Julian mengangkat dagu Aleena agar menatapnya bisa dilihatnya  tanda merah di pipi Aleena akibat tamparan dan sudut bibirnya juga terluka dan entah kenapa itu sangat mengganggu nya

"Apa yang kau perbuat padaku Aleena "gumam Julian yang masih bisa didengar oleh Aleena

"Maksud anda apa aku sama sekali tidak mengerti,"tanya Aleena bingung

"Aku mau pulang "ucapnya sambil menghempaskan tangan Julian diwajahnya.

Julian mencekal tangan Aleena yang hendak pergi dan menariknya hingga  Aleena menabrak tubuh bagian depan julian.

"Kau tidak akan pergi kemanapun tanpa izinku"tegas Julian mengangkat dagu Aleena agar menatapnya

Aleena hanya bisa mengerjapkan matanya mendengar ucapan Julian ditambah posisi mereka yang seperti sedang berpelukan membuatnya sedikit risih belum lagi tatapan Julian yang begitu tajam membuatnya merasa terintimidasi.

"Ya tuhan Julian,setidaknya kau tutup pintu kamarmu agar orang lain tidak melihat yang kau lakukan "teriakan mauren membuat Julian melepas Aleena

"Kenapa nenek bisa ada disini"tanya Julian mengalihkan pembicaraan

"Kenapa apa nenek tidak boleh datang ke apartemenmu ,jul "sindir mauren

"Bukan begitu hanya saja kenapa tidak menelponku terlebih dahulu "ucap Julian tenang

"Agar aku tidak menggangu kalian itu maksudmu "goda Mauren sambil menaikan alisnya

Aleena merasa suasana menjadi sangat canggung ia takut jika Nenek julian berpikir yang tidak tidak tentangnya.

"Kita bicara diluar saja ,Aleena butuh istirahat sekarang "ucap Julian

"Apa yang telah kau lakukan padanya Julian "tanya mauren geram

"Aku tidak melakukan apapun padanya nek "ucap  Julian

"Bagaimana tidak kau pikir aku tidak bisa melihat keadaan gadis itu"Bentak mauren membuat Aleena menunduk cemas

"Nek,ini tidak seperti yang kau lihat dan  pikirkan aku akan berjanji akan  menjelaskannya di rumah "putus Julian

Aleena yang gugup hanya bisa menunduk ia tidak tahu harus bicara apa pada nenek julian.

"Kau tetap disini jangan kemana- mana ,aku akan bicara dengan nenekku "perintah Julian yang dibalas anggukan oleh Aleena

"Aku benar-benar kecewa padamu Julian bagaimana bisa kau berbuat seperti ini pada seorang wanita "ucap mauren kecewa

"Aku tidak melakukan apapun nek,percayalah "pinta julian

"Lagi pula bagaimana mungkin aku menyakiti kekasihku "ucap Julian yang membuat mauren tertegun

"Kau bilang apa ?kekasih ?gadis itu adalah kekasihmu "tanya Mauren tidak percaya

"Iya,dia kekasihku namanya Aleena "jawab Julian 

"Kau tidak sedang berbohong kan pada nenek "ucap mauren memastikan

Julian mengangguk iapun meminta sang nenek untuk pulang dan berjanji menceritakan semuanya di rumah .ia merutuki dirinya yang sudah berbohong pada sang nenek.

Julian berjalan menuju kamar Aleena dilihatnya gadis itu sedang mondar-mandir karena cemas

"Aku menyuruh mu istirahat bukan ?tanya Julian membuat Aleena menegang

"I-itu aku tidak enak pada nenekmu dia pasti berfikir yang bukan bukan tentang kita "ucap Aleena menatap Julian

"Jangan pikirkan apapun,sekarang istirahatlah "perintah Julian

"Aku tidak bisa "ucap Aleena

"Kenapa,jangan bilang kau ingin aku menemanimu tidur "tebak Julian yang mendapat tatapan horor aleena

"Isssh dasar mesum "kesal Aleena

Julian mengangkat bahu tak peduli dengan kekesalan Aleena padanya  entah sejak kapan  melihat wajah kesal Aleena membuat seorang Julian Russel senang.
"Aku sungguh tidak tahu apa yang kau lakukan padaku ,kau membuatku kehilangan kontrol atas diriku sendiri dan itu membuatku benci namun aku juga tidak tahu kenapa kau selalu menarikku hingga aku tak bisa menghindar "batin Julian

ALL MY STAR(ON GOING)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang