Part 17

46 50 5
                                    

"kamu makan cemilan sebanyak ini?" Tanya Ria, pada anak tunggalnya itu.

"Iyah ma, lapar soalnya, gak ada makanan" jawab Langit sambil memungut kemasan bekas cemilannya yang tergeletak sembarangan di atas karpet, dan membuangnya ke tempat sampah di dapur.

Selesai dengan aktivitas membuang sampahnya. Langit kembali menghampiri Ria.

"Mama sengaja nyuruh Bi Ina gak usah dateng. Karena mama udah mau nyampe rumah tadi" jelas Ria kenapa Bi Ina tidak datang sekarang.

"Ohh gitu" ujar Langit mengangguk mengiyakan.

Mata Langit tak sengaja melirik ke lantai atas dimana kamarnnya berada.
'Senja' batin Langit.

Sekarang Mamanya sudah pulang, bagaimana nasib Senja nanti, Kalo Mamanya tau jika ada hantu di rumah mereka. Tapi mungkin Mamanya tidak akan tahu, karena Mamanya tidak mungkin bisa melihat Senja.

"Umm.. Papa mana Ma? Nggak pulang?" Tanya Langit mencoba bersikap biasa saja. Padahal dalam hati nya sedang mengkhawatirkan keadaan Senja nantinya.

"Papa masih punya pekerjaan di kantor" jawab Ria. Ia bangkit dari sofa dan berjalan ke dapur untuk mencari air, karena dia sekarang sangat haus.

Langit masih betah menjelajahi pikiran nya
'untuk jaga-jaga, gue samperin Senja aja deh' pikir Langit.

"Ma, Langit ke kamar dulu!" ujar Langit cukup keras agar di dengar oleh Ria di dapur.

"Iya!" Balas Ria sedikit berteriak juga.

Langit pun bergegas berjalan ke lantai atas tempat kamarnya berada, dan memutar knop pintu.
Langit mengedarkan pandangannya ke seluruh sudut ruangan mencari keberadaan Senja.

"Senja... Senja...dimana Lo woi?" bisik Langit memanggil Senja, agar suaranya tidak terdengar sampai bawah.

"Ada apa Langit?" Tanya Senja yang baru saja keluar dari kamar mandi milik Langit yang berada di kamar itu.

"Ssttt....jangan berisik" ujar langit sambil menaruh jari telunjuknya di dekat bibirnya, bermaksud menyuruh Senja agar tidak terlalu menimbulkan suara yang agak keras, walaupun mereka tidak tahu apakah Ria masih bisa mendengar suara mereka dari bawah sana.

"Kenapa harus bisik-bisik Langit? kan gak akan ada yang bisa denger suara Senja" ujar Senja.

"Eh iya ya, soalnya gue panik banget, nyokap gue udah pulang!" Ujar Langit sedikit ngegas. "Eh Mama gue udah pulang....." Bisik Langit menyadari suaranya tadi lumayan keras.

"Terus kenapa?" Tanya Senja polos.

"Ya Lo gak bisa dateng lagi kesini, ntar nyokap gue malah curiga lagi" ujar Langit panik.

"Lo sekarang pergi aja yah" ujar Langit pada Senja tanpa tahu kata-kata nya itu membuat Senja terkejut karena di usir tiba-tiba.

Langit berjalan ke arah balkon kamarnya dan membuka pintu "ayo" ujar Langit menoleh ke arah Senja yang masih berdiri di belakangnya.

"Gak perlu, Senja bisa pergi sendiri" ujar Senja dan tiba-tiba menghilang.

"Hm? Loh? Dia ngambek yah?" Pikir Langit. "Apa kata-kata gue tadi nyinggung dia ya?" Langit kembali menutup pintu balkonnya.

"Langit, ayo makan dulu!" Ujar Ria dari dapur.

👻👻👻

Hari sudah mulai malam, yang dilakukan Langit hanya lesehan di karpet bulu, nonton TV sambil ngemil kacang, mumpung malam ini malam Minggu.

"Senja ngambek gak yah, pas gue suruh pergi kemarin?" Ujar Langit sambil menerawang kejadian kemarin malam.

"Enggak deh kayaknya, masa kek gitu doang ngambek, ya elah baper banget" jawab Langit pada diri nya sendiri.

Tiba-tiba Langit beranjak duduk "eh beneran ngambek tuh anak? biasanya nongol Mulu, sekarang malah gak keliatan batang hidungnya" pikir Langit.
Sekarang tontonan TV tidak lagi menarik baginya.

"Huh nyusahin otak aja, kepikiran kan gue jadinya. Gue cari aja gak ya dia? Biasanya di tepi danau kan. Oke"

setelah selesai bermonolog sendiri, Langit memutuskan untuk mencari Senja, Langit meraih Hoodie hitam yang tersampir di sandaran sofa dan pergi menemui Ria di kamarnya.

"Ma, Langit keluar bentar yah" izin Langit.

"Mau kemana?" Tanya Ria.

"Mau jalan-jalan bentar Ma keluar, bosen di rumah terus, hari ini kan libur" alasan Langit.

"Ya udah, hati-hati yah" ujar Ria, Langit mencium tangan Ria sebelum beranjak keluar rumah.

Langit pun berlari-lari kecil menuju danau sambil mengelilingi taman yang berada di tepi danau. Agak susah mencari Senja. Karena tinggal satu hari lagi menjelang tahun baru. Taman di tepi danau sangat ramai di penuhi orang-orang, biasanya orang-orang komplek ini akan merayakan festival kembang api yang akan di adakan nanti malam, tepat pada malam pergantian tahun.

Langit masih mencari keberadaan Senja di sekitar danau itu, tapi tetap tidak ada.

'Senja kemana?' pikir Langit sambil mengedarkan pandangannya ke sekeliling taman.
'apa dia ke rumah Vino? Eh gak mungkin juga. Kemarin aja sedih banget abis pulang dari rumah Vino. Tapi gak ada ruginya juga Kan kalo gue cari kesana'

Setelah berdebat dengan pikirannya, Langit memutuskan untuk pergi ke rumah Vino.

Ternyata Senja ada disana, tepat berdiri di depan rumah Vino, sambil memandangi rumah itu.
Langit pun mencoba menghampiri Senja.

"Heh lagi ngapain?" Tanya Langit.
Senja tidak menoleh sedikit pun ke arah Langit, masih setia memandangi rumah Vino.

"Woi Lo lagi ngapain disini?!" Ujar Langit setengah berteriak.

Orang yang lalu lalang di depan rumah Vino malah menatap aneh ke arah Langit. "Mana masih muda" ujar salah satu dari mereka terang-terangan.

Langit pun melotot, bisa-bisanya mereka bilang begitu, kalo berani sini nih lawan Langit, batin Langit.

Dari pada di sangka yang tidak-tidak, Langit mengkode Senja untuk mengikutinya dan menjauh dari rumah Vino. Senja pun menurut, mengikuti kemana Langit mengajaknya.

Ternyata tempat yang di tuju Langit adalah taman yang tak jauh dari komplek perumahan Vino.

"Lo ngapain disitu?" Tanya Langit.

"Berdiri" jawab Senja polos.

"Enggak, maksud gue Lo ngapain tadi berdiri di depan rumah Vino. Kayak gak ada kerjaan aja" jelas Langit berusaha sabar.

"Terserah Senja" jawab Senja datar.

"Lo kok-"

"Ngapain Langit nyariin Senja? Bukannya Langit gak mau lagi ya bantuin Senja" ujar Senja memotong kata-kata Langit. Senja menatap lekat mata Langit yang juga tengah menatapnya.

Langit bingung dengan pertanyaan Senja "siapa yang bilang?" Tanya Langit.

"Trus kenapa kemarin Langit ngusir Senja?" Tanya senja.

Langit tertegun sebentar, lalu terkekeh.

"Astaga Senja, jadi karena itu Lo marah? Ngambek nih ceritanya? Itu gue gak ngusir Lo. Cuman suruh keluar aja-"

"Sama aja" potong Senja cepat.

"Haha gini deh, kemarin kan Mama gue tiba-tiba pulang, ya gue panik lah. Makannya gue suruh Lo balik dulu" jelas Langit, sambil terkekeh geli. Mungkin Senja salah paham.

Mata Senja berkaca-kaca..






TBC

Jangan lupa vote

Langit SenjaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang