part 6

152 140 19
                                    

Langit membuka matanya perlahan. Kepalanya sedikit pusing. Ia melihat ke sekeliling, huhh ternyata hanya mimpi, Langit sekarang berada di dalam kamarnya.

Tiba-tiba pintu kamar terbuka, Langit terperanjat. Dari arah pintu, seseorang yang tak lain adalah ibunya memasuki kamar dengan tergesa-gesa.

"Langit kamu gak papa nak? Ada yang sakit gak?" Tanya Ria.

Seketika Langit menatap mamanya bingung,
"Gak ada yang sakit kok Ma, Langit baik-baik aja, emangnya kenapa?"

"Tadi Rendi bawa kamu ke rumah, katanya kamu tadi pingsan di taman" jawab Ria.

'Pingsan? Kapan?'
Langit berusaha mengingat kejadian beberapa saat yang lalu.
Seketika dia terbelalak kaget setelah ingatan beberapa saat yang lalu memutar di kepalanya bagai film dokumenter. Ternyata bukan mimpi.....

"Trus Rendi mana Ma?" Tanya Langit, dia harus menanyakan tentang masalah tadi pada Rendi.

"Rendi barusan pulang, kamu kok bisa pingsan sih? Kata Rendi tadi kamu bicara sendiri, dan tiba-tiba pingsan, ada apa?"

Langit terdiam, apa dia cerita aja ya ke mamanya soal cewek tadi. Tapi, nanti Mamanya malah gak percaya, kayak Rendi. Ah gak usah deh.

"Gak ada apa-apa kok Ma, Langit tadi, cuman gak enak badan, iya.. gak enak badan" ujar Langit gugup.

"Ya udah, kamu istirahat gih, Mama mau keluar bentar ada urusan" ucap Ria sambil berjalan keluar kamar.

Langit mengangguk.
'udahlah gak usah gue pikirin, mendingan gue tidur, besokkan gue masuk sekolah baru' batin Langit, dan tak lama ia tertidur pulas.

👻👻👻

Keesokan harinya.....
"Ma, Langit berangkat sekolah dulu ya" ujar Langit pada Mamanya.

"Iya, hati-hati ya" sahut Ria dari dapur.

Langit berjalan keluar rumah dan pergi menuju halte bus yang tak jauh dari komplek perumahan nya.

Namun langkah Langit terhenti seketika, dia baru sadar. Untuk sampai ke halte bus, dia harus melewati taman di dekat danau.

Langit memperhatikan sekeliling, berharap 'dia' gak muncul. Kalian pasti tahu yang di maksud sama Langit, ya, cewek yang kemarin.

"Langit, kita beda alam"

Seketika kata-kata itu kembali terngiang di pikiran Langit, berarti cewek itu bukan manusia, lebih tepatnya han...bukan manusia lah pokoknya.

Langit sangat takut dengan hal yang berbau mistis seperti itu.
Pasalnya waktu ia masih SMP, dan tinggal di bandung. Teman sekelasnya ada yang kesurupan masal, teman-teman nya yang masih normal berhamburan keluar kelas. Sedangkan ia yang tak tau menahu dan masih tertidur lelap di kursinya tiba-tiba terperanjat saat ada yang menarik rambutnya kasar.

'gak bakalan lagi dah gue berurusan sama yang begituan, trauma gue trauma' batin Langit.

Langit menarik nafas dalam-dalam dan menghembuskannya,
Detik berikutnya dia berlari sekencang mungkin sekuat tenaga.

Sampai di halte bus, Langit kecapekan.
Untung tak lama, bus datang, dan Langit segera naik ke dalam bus yang langsung menuju sekolah barunya.

Huh...kalo setiap hari melewati jalan itu, mungkin Langit akan mati karena sesak nafas.

👻👻👻

Langit SenjaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang